Rabu, 02 Februari 2011
Manajemen Fisik Kota Jakarta (14)
Rabu, 02 Februari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Konsep penyediaan fasilitas perkotaan
Fasilitas perkotaan disini, selain
fasilitas dasar seperti jalan raya, terminal dan sejenisnya juga
termasuk fasilitas penunjang seperti tempat rekreasi danpusat
kebudayaan. Sebenarnya fasilitas rekreasi sudah dilaksanakan dengan
baik, seperti Ancol, kebun binatang Ragunan dan Taman Mini. Tapi
sekarang ini, ternyata daya tampungnya disara sangat kurang untuk dapat
menampung seluruh warga, apalagi bagi turis yg datang ke Jakarta.
Sementara itu, pihak pengembang juga
sudah mulai memasukkan unsure rekreatif ke daam area perdagangan ( mix
used building ), karena ternyata sekarang ini rekreasi sudah dapat dikategorikan ke dalam area perdagangan.
Mungkin konsep2 dibawah ini dapat dijadikan tolak ukur dan dapat diterapkan dalam perkembangannya, di Jakarta :
1. Menciptakan area rekreasi yg mempunyai tema tertentu sehingga lebih mempunyai cirri khas dan dapat dijadikan sebagai daya tarik.
Misalnya, Los Angeles dengan usaha entertainmentnya yg sangat atraktif
sehingga mampu menyedot banyak turis dari seluruh penjuru dunia.
Sebenarnya Jakarta sudah mulai mengarah
kesana dengan Taman Mini nya yg sangat menarik, tertapi Jakarta tertanya
belum mampu ‘memasarkannya’ dengan baik. Untuk itu harus pula dibantu
oleh tenaga pemasaran yg handal agar jaringan pemasarannya hingga jauh ke semua negara.
Konsep ini merarik sekali, melihat
dari atas dari kereta gantung kepulauan Indonesia dan di samping2nya
adalah semua propinsi dengan bangunan2 dan kebudayaannya, luar biasa di
Taman Mini Indonesia Indah.
2. Jakarta juga sudah mulai
melakukan studi tentang konsevasi daerah lama di Jakarta Kota, tetapi
kelanjutannya masih belum jelas. Untuk itu, Jakarta juga harus sudah
mulai untuk merealisasikan impiannya dengan membangun kembali area Jakarta Kota sebagai Batavia lama, sehingga diharapkan akan dapat menyerap turis lebih banyak.
Dan kenyataannya, memang kebanyakkan turis asing yg sangat tertarik pada situasi yg etnik khas daerah yg didatanginya.
Coba lihat, sebenarnya Batavia lama itu sangat luar biasa. Suasananya benar2 memberikan ’sensasi’ bagi wisatawan.
3. Jakarta diharapkan juga mampu mengelola
pendukung kebudayaan seperti gallery, museum serta perpustakaan agar
lebih menarik lagi bagi kaum muda, khususnya agar lebih mengenal Jakarta
dengan lebih baik.
Sebenarnya, konsep museum dan
kondisi fisiknya sudah baik, tetapi manajemennya yg tidak baik. Museum2
di luar negri memberikan fasilitas2 yg luarbiasa. Baik dari segi
barang2nya yg lengkap dan fasilitas2 penunjangnya.
Kenyataan sekarang bahwa bangunan2 itu
sangat tidak terawatt dengan baik secara fisik bangunan juga secara
pengelolaan manajemennya. Di luar negeri, museum, gallery dan
perpustakaan merupakan fasilitas penunjang pariwisata yg potensial dan
sumber informasi budaya yg sangat diunggulkan oleh negara2 tersebut.
Konsep perpustakan yg lengkap. Kapan
ada perpustakaan yg baik di Jakarta? Di universitas2 sudah banyk
perpustakaan yg benar2 memberi kenyamanan dan banyk sekali ‘ilmunya’.
4. Memberikan kesempatan bagi
warga untuk lebih berperan aktif dalam menciptakan sesuatu. Misalnya,
dengan Jakarta memberikan kesempatan salah satu developer ( Pembangunan
Jaya ) dalam merealisasikan mimpinya tentang dunia impian Jaya Ancol,
atau developer2 lain.
Selain itu penyediaan fasilitas pendukung kesenian juga harus lebih diperhatikan. Jakarta
sekarang ini hanya mempunyai gedung kesenian yg digunakan untuk
berbagai kegiatan dari pagelaran music kamar hingga wayang orang, dimana
sebenarnya hal tersebut tidak cocok / tidak sesuai.
Diharapkan, Jakarta juga mempunyai
tempat untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah yg nantinya berguna
bagi perkembangankota Jakarta itu sendiri. Misalnya, dengan melakukan penelitian tentang Jakarta tempodulu dan direalisasikan dalam bentuk miniature atau bangunan2 mini seperti di Madurodam, di Belanda.
Dapat pula dikembangkan rekreasi tepi sungai dengan melakukan pembersihan sungai agar layak dilayari oleh warga dan wisatawan, seperti yg ada di Amterdam serta Venezia.
Sungai di Amsterdam, bisa dialiri bahkan di’tinggali’. Ada banyak warga membeli perhu untuk ditinggali ( lihat tulisanku : “Mengamat Arsitektur dan Lingkungan Amsterdam” ).
Singapore sudah mulai dapat merealisirnya dengan membuka jalur pelayaran warga dan turis ke pulau Santosa.
Singapore yg hamper sama dengan
budaya dan lingkungan Jakarta. Lihat, rumah2nya seperti di Jakarta, juga
tempat kaki limanya. Tetapi bisa di manage dengan ‘kedisiplinan’.
Dan di Sydney dan Perth ada jalur khusus untuk berlayar sekitar Teluk Sydney dan Swan River Perth.
Darling Harbour, Sydney dan Swan Rive, Perth.
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Manajemen Fisik Kota Jakarta (14)”
Posting Komentar