Kamis, 11 Juli 2013
Apa yang Ada di Bawah Jalan Layang di Jakarta?
Kamis, 11 Juli 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)
Apa yang ada di bawah jalan layang?
Ketia kita melewai sebuah jalan layang di Jakarta, apa yang ada di
pikiran kita? Di jalan2 layang protokol seperti Jalan layang Semanggi
atau jalan layang Tomang, mungkin tidak sebanding denan jalan layang
Kampung Melayu serta jalan layang Kalibata.
Padahal konsepnya sebenarnya
sama, bahwa lahan di bawah jalan layang, merupakan tanah negara dan
dimanfaatkan untuk publik. An paling baik lahan di jalan layang adalah
untuk ruang terbuka penyerapan air, secara daerah itu adalah ditengah2
kota dan merupakan jalan raya yang bising, polusi dan berbahaya …..
Konsep sebuah jalan layang yang dibangun
dan diadakan adalah untuk menghindari banyak hal, seperti misalnya
menghindari rawa2, atau menghindari kemacetan. Atau juga untuk
menghindari persilangan jalan kereta api. Jalan layang merupakan
perlengkapan jalan bebas hambatan,
sehingga konsep jalan layang ini sangat sesuai dipakai oleh kota2
metropolitan dunia, termasuk Jakarta. Walau untuk mengadakannya harus di
desain secara komprehensif, bukan hanya untuk sekedar ‘gaya2an’ sebagai
sebuah kota.
Sebuah jalan layang jlas akan memberikan
lahan besar dibawahnya, yang pastilah merupakan tanah negara. Di semua
negara yang pernah aku kunjungi, lahan di bawah jalan layang digunakan
sebagai ruang terbuka hijau. Dan hasilnya, bukan hanya RTH ( Ruang
Terbuka Hijau ) kota tersebut bermanfaat sebagai penyerapan, tetapi juga
bisa membuat kota atau negara tersebut semakin cantik! Bunga2
bermekaran, daun2 hujau segar dilihat dari dalam mobil, serta udara
polusi sebuah kota atau negara tersebut menjadi lebih ‘terserap’ oleh
daun2 hijau tersebut.
Aku tidak atau belum menemuni lahan di
bawah jalan layang di banyak negara yang aku kunjungi, dipakai oleh
sekelompok warga kota tertentu untuk pribadi atau kegiatan2 lainnya.
Paling tidak, beberapa negara memakai lahan di bawah jalan layang untuk
pos polisi, dan taman2 dengan jalan setapak atau sekedar duduk2 disana
dengan akses wifi gratis!
***
Bagaimana di Indonesia, khususnya Jakarta? Mari kita teropong, di beberapa lahan di jalan2 layang Jakarta :
Jalan layang Grogol, di depan Universitas Trisakti dan Mall Ciputra.
Karena kantorku di APL Tower, maka jalan
layang ini ang sering aku lewati, ketika pulang kantor, jika ingin
menggunakan jalan tol. Aku juga sering berhenti di bawah jalan layang
karena macet, sehingga aku sering melihat orang2 tunawisma tidur
menggelandang disana, jika malam hari.
Pada siang hari, banyak tukang2 pekerja
kacar beristirahat disana sambil makan dari tidur2an. Sisanya, dipakai
parkir mobil2 mahasiswa 3 universitas disana. Ada tukang parkirnya, lho!
Bahkan terlihat mahasiswa2 tersebut sudah ‘klik’ denga tukang
parkirnya sehingga mahasiswa turun dari mobil dan si tukang parkir
langsung memarkirkan mobil mahasiswa terebut ….. duh ….

www.panoramio.com
Bawah jalan layang Grogol, tempat
parkir mahasiswa2 di 3 universitas di sekelilingnya, serta untuk
beristirahat pekerja kasar dengan keluarganya.
Jalan layang kereta api Pinangsia.
Nama juga Pinangsia, sebiah daerah
bisnis dan perdagangan. Bahkan jalan layang disana dipakai untuk
berdagang! Bahkan sebuah bog koran Poskota, dikatakan bahwa pedagang2
disana justru mau menuntut PT KAI untuk kesalahan mereka. Hmmmm ……

poskota.co.id
Bukan hanya untuk berdagang saja, pasti mereka juga menumpang tinggal di kios2 mereka …..
Jalan layang Kampung Melayu, Kalibata, Mangga Besar, Pasar Pagi, Ciputat dan sebagainya.
Mungkin penduduk Jakarta memang sangat
padat, sehingga mereka tetap memilih tinggal di lahan bawah jalan
layang, ketimbang dipulangkan ke kampung mereka masing. Mereka
mendirikan pemukiman padat yang menjadi daerah ’slum’. Teapi yang lebih
mengherankan, pemukiman mereka itu mempunyai listrik! Bahkan di jalan
layang Tanjung Priok, jika kita melewati di atasnya mengendarai mobil,
kita bisa melihat tiang2 antene untuk telvisi mereka, bahkan banyak dari
mereka memasang parabola Indovision!
Wah wah wah ….. apa yang salah
ya??

shnews.co

megapolitan.kompas.com
Bawah jalan layang di Pasar Pagi,
selain jelas2 untuk berdagang, juga sebagai pemukiman merea dengan
membangun rumah2 kayu yang disewakan untuk kos2an. Semua mempunyai
listrik!
Di jalan layang Kampung Melayu,
misalnya. Ini dekat rumahku yang di Tebet sehingga daerah ini menjadi
lalu lalangku pulang pergi dari rumahku. Beberapa tahun lalu, jalan
layang ini sempat dijadikan PASAR, benar2 pasar dengan bahan makanan
basah seperti ayam, daging dan sayur mayur. Ini ‘tumpahan’ dari jalan
Kampung Melayu kecil, dan justru di bawah jalan layang ini, pasar ini
berkembang pesat!
Daerahnya sangat amburadul, menyusul berhubungan
dengan Terminal Kampung Melayu, sehingga benar2 membuat tidak nyaman
jika kami mau pulang jika melewati tempat ini.

foto.news.viva.co.id
Lahan di bawah jalan layang Kampung
Melayu. Pernah menjdi taman seteah pasar dibongkar, tetapi hanya
sekitar 1 bulan saa, Setelah itu, dipagar. Juga hanya beberapa bulan
saja karena pagarnya di rusak dan di gergaji untuk dijual …..

m.poskotanews.com

wartakota.tribunnews.com
Jalan layang Ciputat untuk berdagang dan sering kali mobil2 berhenti untuk mencari barang atau membeli barang dagangan ini.
Begitu juga dengagn lahan bawah jalan
layang Pasar Pagi, Mangga Besar dan Ciputat. Hampir semuanya jika siang
hari untuk berdagang dan malam hari untuk tidur para tunawisma. Untuk
siang hari bagi pembeli, mereka sering memarkirkan mobilnya atau
gerobaknya sembaragan sehingga menambah kemacetan dan kesemrawutan di
daerah itu.

Paling banter, lahan di bawah jalan
layang yang tidak digunakan untuk berdagang atau untuk pemukiman, tetapi
hanya dibiarkan saja seperti ini, hanya untuk sarang nyamuk, atau
hewan2 sseperti tikus atau ular, tanpa menghasilkan apa2 sama sekali!
Hmmmm ….. menyedihkan sekali …..
Bagaimana jalan layang kelas A dan jalan2 protokol Jakarta?
Jalan Layang Tomang.
Merupakan jalan layang untuk melintasi
perempatan antara Jaan Tomang Raya dan Jalan S.Parman. Daerah ini kelas A
dan bisa terlihat dari beberapa apartemen besar disana, serta beberapa
mall besar juga disana. Tempatnya nyaman. Dan di samping jalan layang
tersebut terdapat taman kota baru yang terlihat cukup nyaman. Tetapi
tidak banyak lahan di bawah jalan layang cantik seperti disana. Semoga
saja lahan di bawah jalan layang Dr. Satrio - Casablanca menjadi sebuah
ruang terbuka hijau dan taman dan untuk peresapan, bukan untuk berdagang
….


Lahan di bawah jalan layang Tomang, cukup cantik dengan tanpa ba nyak orang, dan cukup terawat.
Jalan layang Semanggi
Walaupun Semanggi merupakan jalan layang
protokol kelas A, eh ternyata tetap ‘kejadian!’ Di bawah jalan
Semanggi, dipakai sebagai ‘rest area’, dan meagang ojeg menawarkan
jasanya …..

www.tribunnews.com
***
Sekali lagi, lahan di bawah jalan layang
adalah tanah milik negara dan tidak boleh dipkai untuk berdagang, untuk
memangun pemukiman, termasuk tidak boleh untuk dijadikan pasar serta
untuk tempat tinggal, walau hanya sekedar berbaring bagi tunawisma.
Tetapi sepertinya, Indonesia khususnya Jakarta ‘tidak mau’ atau tidak
ingin kota tepat tinggal kita sebagai tempat yang nyaman, cantik dan
segar.



Beberapa jalan layang di Singapore
dan Malaysia, yang terawat dan penuh dengan bunga, mempercantik
pemandangan kota serta menyegarkan udara dengan hijau daun dan bunga2
…..
Jalan2 layang di negara2 lain, sudah
memberikan contoh dengan sangat cantik, kita hanya tinggal mencontohnya
dengan konsep2 modifikasi ( jika malas untuk mencari konsep baru )
sesuai dengan alam dan budaya di Jakarta. Tetapi hanya sekedar
mencontohnya pun, kita belum mampu untuk melakukannya …..
Yaahhh …… sepertinya Jakarta memang harus berjuang lagi untuk menumbuhkan kepedulian demi kenyaman hidup di Jakarta ……


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Apa yang Ada di Bawah Jalan Layang di Jakarta?”
Posting Komentar