Senin, 16 September 2013
‘Tenun Songket Bali’ : Budaya dan Tradisi yang Menambah Cantik Indonesia
Senin, 16 September 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Bali adalah sebuah pulau dengagn georafi
yang alami serta mempunyai warisan kebudayaan yang dengan unik bersatu
dalam alam serta penduduknya. Bali sendiri juga merupakan pulau dengan
penduduknya yang mempunyai garis seni yang sangat unik, salah satu
warisan budaya Indonesia yang agung dan luhur. Dari gamelan Bali,
tarian2 Baliya yang eksotis, lukisan2 serta patung2 Bali yang tidak da
duanya, juga tenun Bali dari Songket dan Endek, yang bisa dipastikan
semuanya akan jatuh cinta dengan semuanya!
Ya! Semua warga dunia tahu, bahwa orang2 atau penduduk Bali merupakan ‘a natural born artist’ …..
Sekarang, Bali merupakan jalinan tradisi
dalam setiap aspek2 kehidupan. Banyak penduduk Bali mampu mencari
peluan untuk mendapatkan bisnis demi keluarganya. Sebagai ’seniman’ yang
lahir dengan sudah seperti itu adanya, kemampun mereka bisa merubah
kehidupan keluarga mereka, walau untuk penduduk yang sudah tua, tidak
mampu memasarkan kemampuan mereka bagi turis2 asing, yang sebenarnya
merupakan tulang punggung Bali.
Kain dan Tenun tradisional Bali
merupakan bagian penting dalam banyak perayaan2 Bali, baik upacara2 adat
Bali, upacara2 keagamaan Bali ataupun yang lainnya. Kain dan tenun Bali
ini dipakai oleh penduduk Bali, Pendeta2 Bali, penaari Bali dan
siapapun yang ikut ambil bagian dalam ritual upacara di Bali.
Cerita tentang Tenun Songket Bali
Songet Bali dari benang sutra ( dari
ulat sutra ), biasanya mempunyai pola2 dengagn kerling emas atau perak,
tergantung desain. Desain2nya sangat lazim bagi perempuan2 Bali, sesuai
dengan ciri2 khasnya, termasuk ritual dan upacara2nya. Di jaman dahulu
di kerajaan Bali, Songket berkembang di Karangasem, Klungkung, Buleleng,
jembrana dan Badung. Songket dengan detail cantik, merupakan asset
tekstil Bali yang sangat disukai oleh turis2 manca negara, bahkan turis2
lokal dari Indonesia.
Songket Bali meruakan tenunan dari sutra
murni berwarna dan dengan benang emas yang membentuk pola hiasan
berbagai motif, yang disediakan untuk penduduk Bali dari keturunan
Brahmana, kasta tertinggi dalam agama Hindu.
Tetapi pada saat ini, dalam kehidupan
modern Songket Bali sudah menjadi kain dan tenun yang bisa dipakai
sehari2 ( walaupun memang masih cukup mahal ), tidak dikhususkan untuk
kasta tertinggi disana. Bahkan Sangket Bali dijual untuk umum, sampai ke
manca negara …..
***
Ketika kami sempat berandang dalam acara
APEC Women 2013 di Klungkung Bali ini, kami diajak ke sebuah rumah
produsi kain Tenun Songket dan Endek Bali ( lihat tulisanku Aku Tidak Tahu, Kemana Tuhan Akan Membawa Kita …...
Proses untuk menghasilkan kain tenun ikat ini dimulai dengan memimtal
benang. Untuk kain katun atau sutra, tergantung desain. Kemudian benang
dibentangkan di alat perentang dan helainnya diikat dengagn tali sesuai
dengan pola2 dan raman hiasnya ( atau sesuai pesanan ).
Bermula dari benang2 outih katun atau sutra sebelum diwarnai ……
Atau benang2 yang sudah diwarnai, mereka memintalnya sampai mendasi sebuah kain ……
Kain dipintal dengan alat2 tradisional ( delegasi APEC Women dari Jepang mencoba memintal benang ) …..
Lalu ditenun dengan warna warni sesuai dengan desain atau pesanan …..
Setelah itu, mulai dengan pengikatan
pola2 tersebut, benang dicelup dan diwarnai sesuai denan desain. Dan
setelah kering, benang sudah bisa ditenun menjadi kain.
Pada Tenun Songket, selalu disisipkan
benar emas atau perak. Bisa juga benag tembaga. Benang2 warna warni
adalah yang menjadika Tenun Songket sangat menarik! Padu padan warna
merupakan hasil desain yang luar biasa bagi sebuah Tenun Songket Bali.
Begitu juga tentang corak,sesuai dengan desain atau pesanan. Tetapi
kemungkinan besar, pembeli justru mencari Tenun Songket dengan corak
Bali!
Karena tenun ini memakai banyak benang,
sebuah kain Songket akan terasa sangat kaku dan berat. Ya, sebenarnya
dulu Tenun Songket memang hanya untuk upacara2 bali saja, sehingga tidak
di jahit. Tetapi sekarang, Tenun Songket sudah menjadi produk fashion,
dan itu menjadi kain ini cukup sulit untuk dijahit. Sehingga busana2
fashion akan sangat terbatas jika menggunakan Tenun Songket.
Ibu Wayan, salah satu penen Songket yang
aku ajak bicara mengatakan bahwa, jika untuk upcara ritual, corak akan
menjadi sakral jia sudah di berkati, sehingga corak ini tidak akan
di’ganggu’. Tetapi karena penduduk Bali memang terbuka dengan hal2 baru,
mereka akan mengambil corak2 baru dari alam sekitarnya, seperti bunga,
daun atau desain2 modern yang disederhanakan.
Ibu Wayan, seorang perempuan Bali
yang sudh menjadi penenun Songket sejak turun temurun dari keluarganya.
Dia melai belajar menenun sejak 5 tahun, dan Songket hasil tenunannya
bisa selesai dalam 2 atau 3 bulan dan dihargai antara 2 juta sampai 10
juta …..
Aku sangat tertarik mendengar cerita ibu Wayan ……
Bagi penenun2 yang emang hanya belajar
dari lingkungan ( tidak sekolah tentang seni dan budaya ) seperti ibu
Wayan, corak , warna dan desain Tenun Songket tidak di polakan. Mereka
sudah terdidik untuk bisa menenun dengan baik, walaupun akan terlihat
mulai statis. Lain dengan perempuan2 yang ‘belajar’ lewat pemikiran2
yang moderen, melihat2 buku2 untuk inspirasi, ataupun lewat beberapa
pengamatan kecil bagi pola2 baru. Dan itu yang mulai diminati oleh turis
manca negara, walau untuk desain Tenun Songket yang klasik pun, masih
mempunyai ‘pasar’ tersendiri …..
Seperti Batik Tulis yang klasik,
mempuyai ‘pasar’ tersendiri tetapi Batik modern sekarang ini, banyak
diminati oleh perempuan2 muda untuk baju2 fashion cantik …..
Tidak mengherankan, ketika aku bertanya
berapa harga sebuah kain Tenun Songket yang aku taksir dengan warna
warni cantik, dengan 1 potong kain untuk baju panjang, antara 2 juta
sampai 10 juta! Astaga! Ya, ibu Wayan bercerita, 8 jam sehari dia
menenun Songket dengan kecepatan standard, mengasilkan Tenun Songket
berkualitas baik, selama 2 sampai 3 bulan!
Hasil Tenun Songket Bali yang luar
biasa! Mataku hijau melihat kain2 cantik di etalase ini. Sayang, aku
tidak bisa membelinya karena terlalu mahal untukku ……
***
Budaya Indonesia memang sangat luar
biasa! Termasuk Tenun Songkeet Bali. Sebuah Songket Bali yang dihargai
jutaan merupakan bukti bahwa budaya dan tradisi merupakan sesuatu yang
tidak murah harganya, bahkan sangat berharga.
Dengan ‘kerja keras’
seniman2 Bali, sangat masuk akal jika sebenarnya banyak turis2 dari
manca negara sangat menghargai mereka. Tetapi, justru masih banyak
generasi muda yang tidak peduli dengan budaya leluhur bangsa, sehingga
sekarang ini mulai banyak pameran2 kain tradisional Indonesia di Jakarta
untuk mulai mengangkat warisan leluhur bangsa. Dan aku sangat
mengapresiasinya, sebagai perempuan Indonesia yang sangat peduli dengan
kecantikan budaya dan tradisi bangsa ……
Salam dari Klungkung, Bali …..
Tags: sosbud
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Tenun Songket Bali’ : Budaya dan Tradisi yang Menambah Cantik Indonesia”
Posting Komentar