Kamis, 03 Februari 2011

Kesaksianku : 1 Tahun Aku “Bersahabat” dengan Stroke



By Christie Damayanti

12966615641617363676
Aku sekarang ini

Sudah 1 tahun ? Benar ya ? Ternyata sudah 1 tahun aku ‘bersahabat’ dengan stroke ku. Benar2 tidak terasa …. Kenapa ya tidak terasa ? Apakah mungkin karena aku pasrah dan berbahagia ? Ya ….. mungkin seperti itu. Mungkin aku memang pasrah dengan segala hal sejak aku stroke …..

Tanggal 8 Januari 2010 di San Fransisco Amerika Serikat, jam 3 pagi pada saat aku ingin ‘pipis’, tiba2 aku ‘jatuh’ ….. aku cuma bisa berteriak2 setelah aku sadar bahwa aku tidak bisa bicara sama sekali dengan tubuh sebelah kananku sama sekali tidak bisa dirasakan / kebas ….. Aku stroke, dengan tubuh sebelah kanan lumpuh ….. Tuhanku …..

Hidupku tidak berubah. Bukan sih ….. bukan ‘tidak berubah’ tapi aku berusaha untuk tidak berubah. Aku seorang arsitek - itu tidak berubah. Aku seorang ibu dengan 2 anak ABG - itu juga tidak berubah. Aku arsitek lapangan - itu memang berubah karena aku belum bisa ‘naik naik / mamjat manjat’ proyek. Aku dosen - itu juga berubah karena bicaraku belum sempurna ….

Sejak pertama aku stroke di rumah sakit di San Fransisco, aku selalu merasa bahagia ( lihat tulisanku :  Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…( Bagian 1 ). Walau aku sadar kalau aku stroke berat, aku tetap berbahagia. Setelah aku pulang ke Jakarta dan dirawat di rumah sakit Cikini, aku tetap selalu bahagia sampai aku bisa pulang ke rumah dan 5 bulan kemudian aku mulai aktifitasku. Aku mulai bekerja lagi, dengan sahabat2 dan bos2 yg sangat mengerti dan peduli serta sayang sekali denganku …. Puji Tuhan …..

Sejak aku pindah ke Jakarta, dalam sakitku aku menjalani terapi. Mulai terapi gerak, terapi bicara sampai terapi menulis ( lihat tulisanku :   Sebuah Kesaksian: Bagaimana Menyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke dalam Usia Muda untuk Menghadapi Masa Depan… (Bagian 3). Aku menjalaninya dengan senang hati dan sama sekali tidak merasa ‘panik’ atau ‘ketakutan’. Banayk temanku mengatakan, kenapa aku tidak takut ? Kenapa aku tidak peduli bahwa aku stroke ? Ahhh, aku juga tidak mengerti, dan Tuhan ternyata mau aku kuat …..
Aku selalu duduk di mejaku
Bermain dengan laptopku
Merenungi duniaku
Mencoba berbicara dengan hatiku
Apa yg Tuhan mau dari aku?

Kegiatanku sehari2 memang seperti biasa, tetapi tidak full. Sejak pindah Jakarta dan mulai terapi sampai setelah Lebaran 2010, aku menjalani terapi setiap hari dari jam 8 pagi - 11 siang. Setelah itu aku diantar papa ke kantor. Oya, setelah aku sakit, papalah yg selalu mengantar aku kemana2 karena aku  memang tidak bersuami / cerai. Setelah Lebaran, aku menjalani terapi 3x seminggu, Selasa Kamis Sabtu di rumah sakit Cikini di Unit Stroke. Itu hanya terapi fisik, terapi bicara dan menulis sudah tidak lagi. Di kantor, biasa saja, seperti dulu tetapi aku belum bisa ke lapangan / proyek. Dan kira2 jam 4.30 papa menjemputku untuk pulang. Jam 6 sampai rumah dan banyak menulis. 

Dulu sebelum aku sakit, aku selalu kerja keras, sering sampai pagi di lapangan jika deadline. Dulu aku selalu tidak pernah bercanda bersama keluarga kecuali hari Minggu. Tetapi sekarang aku selalu bercanda dengan anak2ku dan papa mamaku.

Dulu aku sering hang-out dengan teman2. Sekarang aku hanya bisa membaca dan menulis, karena kan aku belum bisa setir sendiri ….. oya, sekarang ini aku masih memakai tangan kiri untuk semua kegiatanku.

Sebelum aku sakit seperti sekarang ini
Aku selalu sibuk
Aku selalu tdk pernah mengerti,
bahwa aku butuh berbicara dengan hati
bahwa aku butuh merenungi hidupku
 
Keadaan strokeku dulu memang benar2 parah karena otak kiriku terendam darah sehingga imbasnya sangat banyak. Otak manusia terdiri dari 47 area ( Broadmann Areas ) dan aku sakit di area 3, 5, 7 walaupun imbas ini lain lagi karena pembuluh darahku pecah  ( lihat tulisanku :   Sebuah Kesaksian: Bagaimana Menyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke dalam Usia Muda untuk Menghadapi Masa Depan… (Bagian 6). Sekarang aku sudah pulih kira kira 85%. Aku bisa berjalan walau masih ‘oleng’ ( bayangkan kita melihat anak kecil yg baru belajar jalan ). Tangan kananku memang sudah bisa diangkat tetapi belum bisa difungsikan. Hanya sebuah tissue yg aku bisa mengangkatnya …..

Jika aku ber’keliaran’ di tempat2 yg ‘familier’ ( rumah, rumah sakit dan kantor ), aku bisa berjalan normal, tidak ‘takut2′, percaya diri dan lancer. Tetapi bila aku berjalan di tempat ramai apalagi tempat baru, tiba2 aku tidak bisa ‘mengangkat’ kaki kananku, seakan2 aku seret kaki kananku. Makanya, aku selalu harus digandeng. Dan teman2ku di kantor, dengan ’semangat’ menggandengku jika kami keluar makan siang ke mallku …..

Kondisiku ternyata jauh meningkat sangat cepat. Kata dokter, syaraf itu berkembang kira2 hanya 0,01 mm / hari. Coba bayangkan, berapa lama aku harus menunggu semua anggota tubuh bagian kananku sembuh ( dari ujung2 anggota itu sampai ke otak ? ). Ternyata memang aku harus sangat sabar. Karena bila aku merasa ‘tidak sabar’, kondisiku malah semakin mundur.

Sebelum aku sakit,
Seakan2 aku kehabisan waktu dgn teman2ku
Seakan2 aku membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk pekerjaanku
Dan seakan2 cintaku tidak menjadi prioritas dalam hidupku
Anak2ku, orangtuaku dan kekasih hatiku,
memang yg membuat aku bekerja keras,
tetapi ternyata ada yg salah
Karena cintaku ternyata harus menjadi prioritas teratas,
bahwa Tuhan mau aku ‘berkaca’ …..
 
Kesabaranku memang diuji. Aku tahu, Tuhan bukan mau mencobai aku tetapi Tuhan memang ‘menegur’ku. Dengan keadaanku seprti aku sebelum sakit, aku merasa Tuhan mau aku berkaca ….. Aku sangat2 harus bersabar. Seringkali aku merasa tidak sabar. Tetapi kalau ingat kondisiku waktu baru2 stroke, ternyata, Tuhan luar biasa! Tuhan memang menegurku tetapi Tuhan juga menolongku ….. Puji Tuhan …..

Pertama kali aku masuk rumah sakit setelah strokeku. Pertama demam berdarah, 5 hari di rumah sakit. Kedua karena gejala stroke kedua. Karena aku sedang ‘panik’ dan mulai tidak focus. Masalah dengan beberapa sahabat membuat aku stress lagi.  Dan aku waktu itu merasakan ‘rasa tidak enak disekucur tubuhku’. Dan setelah sembuh, aku benar2 tidak mau stroke lagi !!!

Sekarang, aku sering ‘berkaca’
Dengan banyak cermin di hidupku,
ternyata banyak sisi hidupku yg berlubang …
Banyak sisi hidupku yg aku pertaruhkan,
tidak mendengar semua nasehat
Dan hanya bersandar pada pengertianku sendiri …..


Aku memang harus selalu semangat dan bahagia. Harus !!! Sahabat, apakah bisa dimengerti bahwa bila aku ster ( misalnya, marah2 ), kepalaku luar biasa pusing dan kesetimbanganku / vestibulerku ‘bergoyang’ ( coba bayangakan, kepala kita adalah kepala boneka Hoka Hoka Bento, yg selalu bergoyang tanpa berhenti , seperti itulah aku ).

Strokeku memang menjadi ’sahabatku’. Dia selalu menemaniku dan dia tidak bisa / mau jauh dariku. Bila aku ‘ngambek’ karena aku sedang karah2 dan stress, dia minta ‘dimanja’ tetapi dia selalu mengerti aku karena bila aku rajin melakukan terapi atau ‘berbicara dengan hatiku’, dia sangat baik padaku dengan menjadi lebih baik / sembuh ….. luar biasa, Tuhan itu …..

Cermin2 hidupku membuat aku ’silau’
“Banyak yg harus dibenahi, Tuhan ….. “
Perlahan, aku mulai membenahi …..
Pertama adalah membenahi hatiku
Mencoba untuk berbagi dengan keadaan
Mencoba untuk bersahabat dengan sakitku
Dan mencoba untuk membuka selebar2nya untuk kasih Tuhan ….
Kedua, mencoba menggapai cintaku
Kembali untuk berbagi hati dengan anak2, orangtua dan kekasih hatiku
Mengubah konsep dalam pikiranku, bahwa prioritas adalah prioritas
Bahwa kasih Tuhan melalui cintaku, menjadi nyata …..
 
Setelah 1 tahun ini, aku mulai menata hidupku. Aku mulai berpikir, apakah aku sekarang bisa bekerja seperti dulu? Yaitu arsitek lapangan? Apakah aku akan sanggup berteriak2 untuk ‘mengejar2 tinku untuk deadline? Aku ragu. Aku mulai memikirkan apaka aku harus ‘banting setir?’. 

OK, tetap seorang arsitek, tetapi tidak dilapangan, tetap seorang arsitek tetapi hanya mengambar. Mungkin seorang arsitek yg membuat penelitian / riset tentang perkotaan seperti cita2 idealisku sejak tahun 1997? Mungkin bisa kan …..? Mungkin bisa Tuhan …..

Terakhir, aku mencoba untuk berdamai dengan keadaan,
bahwa duniaku memang sudah berubah
Aku yg dulu berceloteh dan selalu bergerak tak henti, kini aku berusaha untuk selalu tersenyum …..
Aku yg dulu bisa membuat banyak orang tersentak karena menjadi semangat secara fisik,
sekarang aku bisa membuat orang menjadi  bersahaja …..
Aku memang sakit, Tuhan
Duniaku memang sudah berubah, Tuhan
Tetapi ternyata aku kuat
Dan Tuhan memang mau aku kuat …..
Dengan menatap masa depan bersama anak2, orangtua dan kekasih hatiku,
Dan dimana aku tidak mau menoleh ke belakang,
Aku mau menata dunia baruku …..
Di saat aku sakit sekarang ini,
ternyata aku kuat, Tuhan …..
 
Satu tahun sudah aku bersahabat dengan sakitku. Tuhan sudah membuat aku tersadar bahwa, kita tidak bisa hanya bekerja, belajar, bermaim2 dan berkarya saja. Tuhan selalu memanggil kita untuk selalu hidup seimbang antara kehidupan fisik kita dengan kehidupan rohani kita. Tuhan mau, kita selalu memperhatikan dan mengingatkan bahwa kita harus sadar untuk berbuat kebaikan. Tuhan mau kita kuat …. Tuhan mau aku kuat …..

Bersama strokeku, aku akan melewati hari2ku dengan penuh bahagia. Dan aku tahu, bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan tetapi Tuhan akan member damai sejahtera untukku ….
Puji Tuhan,
Hallelluyah ……

Tags: ,

0 Responses to “Kesaksianku : 1 Tahun Aku “Bersahabat” dengan Stroke”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks