Senin, 11 Juni 2012
Relakah Remaja Kita Sebagai ‘Pencuri Akun’ Masa Depan Dunia Maya?
Senin, 11 Juni 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Pencurian akun di internet merupakan salah satu dari ‘pencurian identitas dan penipuan’ ( Identity Theft and Fraud ), dimana biasanya terjadi karena si pemilik akun tidak atau kurang aware terhadap keamanan di dunia maya, atau si pemilik akun tidak mengerti atau gaptek bahwa di dunia mayapun banyak sekali orang2 jahat,seperti di dunia nyata.
Masalahnya, banyak orang2 yang sebenarnya gaptek, tetapi memang harus bisa mengikuti era globalisasi jika tidak mau tertinggal. Bukan untuk sekedar ikut2an saja, tetapi dengan teknologi internet, semua pekerjaan akan lebih cepat. Misalnya, ketika kita bekerja pada suatu perusahaan dan semua komunikasi antar karyawan dan dengan mitra2nya lewat email. Dan masalah ini membuat ‘penjahat2′ dunia maya berpesta pora …..
Banyak cerita tentang pembajakan akun dan pencurian identitas, marak belakangan ini. Sebut saja tentang kisah Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, yang di duga melakukan ‘pornografi’. Sebenarnya, apapun keadaanya, seseoarang tidak diperkenan untuk mencuri data, foto, dokumen atau apapun di dunia nyata, termasuk di dunia maya. Mau untuk mencari sensasi, atau untuk ‘membongkar’ kehidupan pribadi seseorang, seseorang tetap tidak boleh mengambil barang yang bukan miliknya, apapun itu!
Dalam agamaku, ada di Firman Allah yang ke-10, tentang itu. Bahwa kita tidak boleh mengambil barang2 apapun bentuknya yang bukan kepunyaan kita …..
Tetapi, ternata si penjahat di dunia manapun, tetap tidak peduli bahwa itu adalah pelanggaran, itu adalah dosa! Mungkin si penjahat hanya untuk iseng2 saja, atau mencari sensasi saja, karena si penjahat tidak bisa eksis di lingkungannya. Atau mungkin juga si penjahat memang mau membalas dendam dan untuk menjelek2an si pemilik akun dan mau menjatuhkan si pemilik akun.
Lalu kelanjutannya, apa? Kepuasan? Puas untuk ‘memburu’ keisengan atau puas untuk membalas dendam? Untuk apa? Coba lihat, bagaimana si pencuri data2 pribadi milik Ariel, Luna Maya atau Cut Tari, siapa yang berani jamin bahwa si penjahat merasa puas dan ‘gagah*ini lho gueeee*‘ ….. jangan2 dia sekarang merasa bersalah atau berdosa di hadapan Tuhan …..
Cerita2 tentang pemilik akun yang dicuri dan dokumen2nya berpindah tempat ke akun si penjahat, biasanya akan bingung. ‘Rahasia’ nya ada di akun si penjahat. Lalu si penjahat akan memeras si pemilik akun untuk mengikuti maunya, jika tidak, si penjahat akan menyebar-luaskan ke seluruh dunia …..
Cerita pencuri akun di dunia maya adalah cerita orang dewasa. Aku belum pernah mendengar anak2 dan remaja yang menuri akun temannya untuk iseng atau untuk balas dendam ….. astaga ….., jika itu benar2 terjadi, aku tidak mengerti bagaimana dunia ini, dihuni oleh anak2 dan remaja yang mengikuti orang2 dewasa yang tidak peduli dengan orang2 di sekelilingnya …..
Tetapi, anak2 dan remaja cepat ‘belajar’ dari orang2 dewasa. Apapun yang dikerjakan oleh orang2 dewasa, merekapun bisa melakukannya. Mereka belajar dari orang tuanya, mereka belajar dari lingkungannya dan mereka belajar dari cerita2 di internet! Pertanyaannya, apakah kita mau peduli, bahwa bisa saja anak2 dan remaja kita menjadi ‘penjahat’ dunia maya??
Tanamkan kepada anak dan remaja kita, bahwa mengambil milik orang lain, bukan hanya mengambil barag secara fisik milik orang lain, tetapi juga idntitas pribadi, foto2 dan dokumen orang lain di dunia maya, adalah tidak berkenan di mata Tuhan.
Dalam dunia maya, apa lagi. Banyak penjahat dunia maya dan mereka bukan hanya terang2an untuk mencuri akun seseorang untuk iseng atau membalas dendam, tetapi banyak juga penjahat yang lebih jahat dari ‘pencuri terang2an’, yaitu pencuri dengan berkedok sebagai teman dan sahabat, tetapi justru ‘menikam’ dari belakang.
Sungguh, aku ngeri membayangkan anak2 dan remaja menjadi seperti itu. Mereka dengan gampangnya ‘belajar’ dari llingkunganya. Mereka dengan gampangnya, ikut2an temannya yang sudah lebih ‘jago’ untuk bertindak seenaknya saja di semua dunia. Dan dalam dunia nyata, biasanya anak2 dan remaja tidak akan ‘jauh’ dari pohon yang melingkupinya, yaitu orang tuanya.
Jika kita menjadi ‘orang jahat dunia maya’, mungkinkah anak2 dan remaja kita menjadi baik, secara mereka belajar dari lingkungannya? Maukah anak2 dan remaja kita menjadi penjahat dunia maya masa depan, jika kita sekarang berprofesi sebagai ‘penjahat dunia maya’, yang berkedok sebagai teman dan sahabat?
Relakah anak2 dan remaja kita saling tuding dan menjadi pengecut dalam ‘anonimuos’ yang sering berselancar di dunia maya untuk mengelabuhi dan membodohi orang2 yang tidak tahu, tidak mengerti dan gaptek, dan mereka membuat orang2 itu terpuruk karena berhasil dengan keisengan dan pembalasan dendam mereka?
Pencurian dan penipuan identitas kita, suatu saat akan tercermin melalu kehidupan anak2 dan remaja kita dalam berinteraksi dan bermasyarakat. Kehidupan mereka akan terus ‘membully’ banyak orang dengan akun2 anonim mareka dan mereka dengan sengaja berhari2 mencari ’slah’ untuk mencuri akun2 orang2 yang tidak bersalah?
Dan apapun yang terjadi, bagaimanapun orang2 lain bertindak ( sebagai apapun, termasuk sesama penjahat dunia maya ), kita tidak boleh mengambil milik orang lain, apapun bentuknya! Camkanlah itu!
Dan suatu saat, jika kita menanamkan iman dan kasih kedalam hati anak2 dan remaja kita, bahaya apapun tidak akan menggoyahkannya keinginan mereka hanya untuk keisengan belaka ….. atau hanya untuk membalas dendam, karena pembalasan tentang semua hal, hanya pada Tuhan kita saja, bukan dari kita …..
Tetap jaga anak2 dan remaja kita, untuk bisa berkegiatan yang positif di semua dunia, apapun sifatnya …..
Salamku …..
Artikel sebelumnya tentang dunia internet :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Relakah Remaja Kita Sebagai ‘Pencuri Akun’ Masa Depan Dunia Maya?”
Posting Komentar