Senin, 31 Januari 2011
Manajemen Fisik kota Jakarta (12)
Senin, 31 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Konsep pengelompokkan kegiatan dan penekanan kegiatan
Pengelompokan kegiatan / zoning perkotaan haruslah dicoba untuk lebih detail dan jelas dengan memasukkan unsur2 sbb :
1. Area / lingkungan hunian
2. Area bisnis / perkantoran
3. Area manufacturing / industry
4. Area rekreasi
Masing2 area ‘disatukan’ untuk menjadi sebuah kota yg komprehensif, itulah Jakarta yg saya inginkan …..
Sementara ini situasi di Jakarta mmg masih
agak rancu karena Jakarta memang ‘kota tumbuh’ yg ada sejak hamper 500
th lalu. Tetapi walaupun demikian, sedikit banyak Jakarta sudah mulai
menerapkan zoning yg tepat untuk masing2 kegiatan, misalnya, dareah
bisnis terletak sepanjang jalan Sudirman, Thamrin, Semanggi, Gatot
Subroto dan mulai dikembangkan sepanjang Dr. Satrio sampai Casablanca.
Sedangkan untuk daerah perumahan berada disekitar Jakarta seperti
Bekasi, Bogor, Parung, Tangerang, walau masih banyak disekitang pusat
kota ; Menteng dan Kebayoran, juga daerah Rawamangun.
Sebenarnya menurut saya, pengembangan
Jakarta menurut axis Barat Timur sudah tepat karena ke Utara tidak
munkin ( Laut Jawa, kecuali reklamasi ) dan ke Selatan dijadikan tempat
penyerapan air. Tetapi sarana pendukungnya yg belum mendukung.
Misalnya,
jalan axis menuju Sentra Timur ( Pulo Gebang ) dan Sentra Barat (
Kembangan ) sekarang ini sudah ada, ( ke timur, terusan dari Casablanca
lewat Buaran ) tetapi karena tidak / belum dipikirkan secara
komprehensif dan belum terkoordinasi, maka jalan yg ada sekarang ini
sangat sempit / 2 jalur sehingga pasti tidak akan menampung arus
kendaraan yg akan menuju / keluar ke / dari Pulo Gebang. Sekarang saya sudah macet sekali hingga berjam2. Demikian juga jalan yg menuju Sentra Barat.
Juga kebijaksanaan pemda untuk menjadikan
daerah selatan sebagai daerah penyerapan air, sangat tepat. Tetapi
karena peraturan itu tidak ketat dialankan, maka hasilnya seperti
sekarang ini. Perumahan dan jalan2 tembus / jalan2 tambahan yg
‘katanya’ tidak boleh terus bertambah, tetapi kenyataannya terus
bertambah, bahkan daerah Selatan sudah menjadi bagian daerah rawan
kemacetan terparah di Jakarta.
Untuk itu peraturan2 yg berlaku perlu
ditertibkan dan kalau perlu dibuat aturan tambahan mengenai pelanggaran2
yg dilakukan oleh mereka2 yg melanggar.
Untuk tujuan jangka panjang yg mungkin dapat diterapkan di Jakarta dan tujuannya dapat dilihat :
1. Penekanan aspek kesehatan dan kenyaman
- Menjadikan hidup lebih enak, yanpa diikuti ketakutan yg tidak beralasan
- Lingkungan menjadi lebih baik dan pelayanan juga lebih baik
2. Kehidupan metropolitan juga perlu diperhatikan
- Kehidupan menjadi lebih enjoy
- Berkembang menjadi lebih baik dan pelayanan juga lebih baik
3. Mempertahankan dan mengembankan nilai2 tradisional yang ada
- Kekayaan budaya makin dipertajam
- Memberikan kontribusi pada kekayaan budaya dunia
- Dapat menjadi pusat kebudayaan dunia
- Dapat pula menjadi tuan rumah kegiatan2 internasional
4. Meningkatkan tingkat perekonomian dan industry
- Dapat menjadi salah satu jaringan perekonomian dunia
- Dapat menjadi puast industry internasional
5. Menciptakan lingkungan perkotaan yg ideal
- Akan menjadi dareah / kota tempat tinggal yg nyaman dan menyenangkan
- Suasana yg demikian akan meningkatkan semangat membangun warga
6. Mengembangkan sarana infrastruktur perkotaan yg mendukung
- Sistim transportasi yg dapat menjangkau seluruh kota untuk seluruh warga
- Dapat membangun sistim transportasi sacara internasional
- Kenyamanan terjamin
- Transportasi sebagai fasilitas vital perkotaan terlayani dengan baik
- Lingkungan yg nyaman bagi pedestrian
- Sistim komunikasi yg dapat memberikan seluruh pelayana untuk seluruh warga
- Menjadi jaringan sistim informasi internasional
- Akan menjadi kota infomasi dunia yg canggih
- Sistim pengolahan limbah yg dapat dimanfaatkan bagi seluruh warga
- Menjadi daerah supply air dan energy
- Ahli dalam pengolahan limbah
- Kota dan warga menjadi sehat dan nyaman
Limbah Jakarta tidak hanya air, polusi
atau sampah, tetapi yg terpenting adalah’sampah’ yg tidak terlihat.
Misalnya, bagaimana dengan bahan2 yg jelas2 dipakai tetapi ‘merupakan
limbah’ ( kertas yg terpakai, botol2 kosong,dll ). Lingkungan akan
menjadi nyaman bila bahan2 itu di daur ulang.
Dalam menciptakan Jakarta menjadi salah
satu kota tekemuka di tingkat regional bahkan secara internasional,
beberapa konsep ( mengambil konsep2 negara2 / kota2 maju di dunia ;
Singapore, Jepang, Amerika ) bisa dipikirkan :
1. Menciptakan magnet baru perkotaan
Supaya warga tidak bosan akan kondisi
Jakarta sekarang, memang perlu dipikirkan tentang daya tarik kota baru,
yg selain membuat warga bergairah kembali, juga baik untuk promosi
turis. Untuk jangka panjang, daya tarik baru penting demi meningkatkan
kualita hidup warga juga sebagai dasar bagi perkembangan kehidupan kota
cosmopolitan.
Hubungan antara Negara, kota dan dunia
adalah kota bisa menjadi daya tarik untuk sebuah Negara bahkan dunia.
Kota bisa menjadi magnet, misalnya, Hollywood. Siapa yg tidak kenal kota
Los Angeles yg terdapat Hollywod bahkan area2 yg berdekatan ;
Disneyland, Universal Studio? Semua orang pasti ingin kesana. Los
Angeles menjadi magnet bagi salah satu kota di Amerika. Begitu yg saya
bayangkan, bahwa Jakarta bisa menjadi ‘magnet dunia’.
2. Berusaha menempatkan Jakarta dalam “peta dunia”
Dengan tercantumnya Jakarta di ‘peta dunia’, bahwa Jakarta harus menjadi focus perhatian masyarakat dunia, buat pemda misalnya :
- Membuat salah satu / semua kegiatan kota ‘terlihat’ oleh mata dunia.
- Bekerjasama dengan kota2 lain sehingga semakin besar jaringan kerja sama tersebut, akan makin terlihat di mata dunia.
- Ikut serta dalam segala bentk peran serta di tinggat regional bahkan internasional.
- Meningkatkan image dunia terhadap Jakarta.
Apakah kita tidak bangga bila Negara kita menjadi salah satu didalam ‘peta dunia’ seperti gambar diatas ini?
3. Berusaha menjadi pelopor pengembangan perkotaan
Jika Singapore sebagai kota yg ’seumur’
dengan Jakarta sudah mampu mengembangkan kotanya sedemikian rupa,
mengapa Jakarta tidak ? Untuk itu ada beberapa langkah yg dapat
dilakukan, antara lain :
- Mengembangkan infrastruktur
dahulu, sebelum penunjang2nya dibangun, untuk mengantisipasi terjadinya
ketidakmampuan infrastruktur yg ada dalam luapan kendaraan
- Merenovasi area perkotaan dengan perencanaan yg lebih baik
- Membuka diri terhadap masukkan dari kota2 lain yg merupakan bagian dari dunia
Untuk pebaharuan dari lingkungan perkotaan yg sudah ada sekarang ini, dapat dilakukan sbb :
1. Lingkungan perkotaan meliputi seluruh kota
Dengan pengembangan dari tingkat
perekonomian dan infrastruktur serta membangun lingkungan hunia sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan warga
2. Lingkungan perkotaan secara umum
Mengembangkan lingkungan keseluruhan,
termasuk hubungan antar kegiatan dan fasilitas, pengembangan shopping
center dan stasiun2 kereta api yg memadahi, serta pengembangan bangunan
dan infrastruktur sesuai kebutuhan
3. Area tepi pantai ( waterfront area )
Membangun dan mengembangkan pelabuhan2 yg
memadahi serta pengembangan lingkungan hunian yg dapat diolah sedemikian
rupa sebagai daerah yg dicari dan dikenal karena cirri khasnya oleh
masyarakat. Misalnya, yg sudah mulai dikembangkan oleh Pantai Indah
Kapuk atau Pantai Mutiara.
Reklamasi memang bisa dilakukan sejauh
syarat2nya dipenuhi (lihat tulisanku “Reklamasi oh Reklamasi” ). Tapi
‘waterfront’ disini bisa di desain untuk sungai Ciliwung. Sebuah
bayangan ‘liar’ ku tentang sungai Ciliwung …..
Beberapa konsep diatas tentang Jakarta
mungkin terlalu ‘bombastis’, tetapi sebagai warga Jakarta / Indonesia
rasanya kegelisahan hati saya tidaklah mengada-ada. Semoga konsep2 ini
bisa membuat warga yg lain ‘terketuk’ untuk mewujudkannya …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Manajemen Fisik kota Jakarta (12)”
Posting Komentar