Senin, 01 September 2014
‘Royal Delft Blue’, Keramik Cantik khas Belanda
Senin, 01 September 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tetapi Delft bukan hanya kota pelajar saja. Delft tetap sebuah kota tua, klasik dan penuh dengan bangunan-bangunan aliran Renaissance serta detail-detail khas Belanda. Kota pelajar itu menjadikan Delft semakin memesona. Bahwa walau Delft disebut ‘kota tua’ (kota dan negara-negara di Eropa adalah kota dan negara tua, karena benuanya memang sebuah benua tua), tetapi tidak semena-mena menjadi euforia untuk wisata saja.
Salah satu tempat wisata di Delft selain downtown The Markt, adalah ‘Delft Blue’ Factory. Bersebelahan dengan wilayah ‘kota pelajar’, Delft Blue sudah terkenal sejak tahun 1653. Dan sejak tahun 2012 kemarin, Delft Blue atau dikenal sebagai ‘Royal Blue’ menyajikan atraksi dan presentasi terbarunya disebut ‘Royal Delft Experience, dimana di sini menceritakan perjalanan sejarah dan proses pembuatan denan sangat menarik.
‘Royal Blue’ dikatakan demikian karena awal mulanya dikenalkan oleh salah satu anggota kerajaan Johannes Vermeer. Dan jika kita mengunjungi ke pabrik Royal Delft, kita akan dibawa ke dalam sebuah museum awal mulai mereka mendesain, membuat, membangun dan memasarkan ke seluruh Holland sampai ke manca negara. Terdapat museum, pabrik, taman dan lingkungan yang cantik, café kecil, tomo souvenir serta bangunan tersebut penuh dengan potongan2 besar dan kecil keramik, dari abad pertengahan, di Holland.
Museum ini memiliki koleksi Delft Biru barang antik, yang memberikan kita sekilas sejarah Delft Biru ware. Di pabrik, kita akan dapat melihat proses produksi. Seluruh koleksi gerabah tradisional dan modern ditampilkan di showroom, serta koleksi souvenir menarik. Di sudut café cantik, kita dapat menikmati minuman atau makanan ringan, dengan pemandangan yang indah dari taman yang juga cantik.
‘Promosi’ The Royal Delft Blue’ lewat mobil ….
Dimulai dari masuk ke bangunan ini, kita masuk ke lobby utama untuk menunggu bagi yang ingin mendapatkan tour guide dan loket pembayaran. Karena ini sudah termasuk dari paket tour dari Amsterdam, kami hanya menunggu berkumpulnya semua dari kami. Jika kita tanpa ikut tour, harus membayar 16.50 Euro per-orang, dan anak-anak separuhnya. Hmmmmm… mahal juga ya?
Hiasan dinding di lobby utama Delft Blue
Lobby inipun sudah mencerminkan sebuah ruang cantik dengan seni yang tinggi dalam perpaduan piring-piring dari Delft Blue yang sudah terkenal di seluruh dunia. Setelah itu, kami dibawa ke ruang pamer dengan berbagai barang-barang dari Delft Blue. Dari guci-guci keramik raksasa yang harganya puluhan juta Euro, bahkan sampai ratusan juta Euro, lalu dinding-dinding dan lantai-lantai keramik yang di lukis biru (Delft Blue) dengan sangat cantik, lukian keramik biru, piring-piring, dan sebagainya.
Produksi Delft Blue ( klasik ) dalam showroomnya
Kemudian, kami dibawa ke ruang khusus presentasi seniman-seniman Delft Blue. Ada yang sedang diskusi antar seniman-seniman untuk mendapatkan hasil yang masimal, ada juga seniman yang sedang mendesian dan melukis piring keramik.
Awalnya adalah dengan tina hitam. ‘Konte’ atau alat untuk melukis di piring keramik, selalu ada di tangan para seniman itu. Mereka lebih memilih konsep-konsep desain klasik, seperti windmills, bangunan khas Belanda, atau bunga cantik beraneka bentuk. Tetapi bagi seniman muda, biasanya mereka melukis yang lebih modern, seperti gambar khas anak-anak, juga dengan bentuk-bentuk keramik yang lebih minimalis. Tetapi semuanya sama cantiknya!
Beberapa keramik Delft Blue modern dan klasik, bisa dibedakan, kan?
…
dengan desain modern dan bergaya up to date, tidak harus berwarna putih dan biru…
Di area itu untukku sangat menarik, melihat tangan-tangan para seniman itu melukis dengan ‘konte’ yang menghasilkan garis-garis halus dan kecil, tergantung ‘konte’ yang nomor berapa…
Aku ingat ketika aku kuliah arsitektur pada tahun pertaman, tahun 1988. Awal kami belajar ’seni’ arsitektur, adalah kami harus belajar mata kuliah ‘Seni Rupa Dasar’, dimana kami diajarkan menggambar dan melukis dengan berbagai macat alat-alat, dan berbagai macam bentuk. Dari bentuk benda, binatang bahkan manusia.
Belajarnya pun langsung terjun ke lapangan, bukan di kelas. Munggambar dan melukis meja, kursi, TV, mobil atau melukis pemandangan, bangunan-bangunan dengan detail besar, atau puluhan bentuk daun dan bunga-bunga, hewan-hewan bahkan manusia.
Ketika kami diberi tugas untuk melukis 30 jenis daun, masing-masing ada yang berwarna (dengan cat air dan pastel) atau yang sketsa dengan pensil, serta melukis denga tinta China hitam yang memakai ‘konte’. Dan sejak itulah, aku mengenal ‘konte’ serta aku menjadi suka dan mahir melakukannya (dulu, lho… buka sekarang ). Karena ternyata ‘konte’ memang menjadikan lukisan kita semakin detail dan cantik!
Lukisan keramik dinding
Bahkan desainnya sudah merambah fashion… bayangkan saja, betapa ‘berat’nya
baju ini, hihihi …..
Keluar dari ‘area seniman’, kami dibawa ke pabrik nya. Cukup besar, dengan mesin-mesin pembuat keramik berbagai bentuk. Tetapi ternyata, pekerja-pekerjanya sangat sedikit, walau hasilnya sangat luar biasa! Mereka bekerja dengan tekun tanpa bicara, cepat sekali.
Mereka benar-benar profesional di bidangnya. Mereka lebih banyak diam, tidak saling bertegur sapa, menjalankan peerjaannya. Seperti ‘roda berjalan!’ Jika 1 mata rantai hilang, penggantinya sudah disiapkan! Benar-benar ‘mesin’ manusia yang mencetak keramik-keramik Delft Blue yang terkenal ke seluruh dunia!
Aku juga teringat, ketika aku sering ke pabrik-pabrik keramik untuk survey pekerjaanku. Jika proyek baru, kami pasti dan harus men-survey material-material yang akan kami gunakan, termasuk keramik untuk dinding, lantai atau genteng. Sehingga, pabrik keramik Delft Blue ini tidak asing bagiku. Bedanya adalah, pabrik keramik di Jakarta mempunyai ratusan pekerja denan kira2 perbandingan yang sama dengan Delft Blue. Pekerja-pekerja itu selalu bertegur sapa…
Dan di pabrik pun, banyak hal-hal yang menarik. Jika tidak ada tour guide, Delft Blue menyediakan tour guide lewat ear atau head phone. Sebuah konsep wisata yang luar biasa. Semua terprogram dan detail sekali dalam meng-eksplore ‘ke-bisa-an’ mereka. Sangat detail dan ciamik!
Baik di showroom atau pun di pabrik, selalu ada ear atau headphone serta disamping atau diatasnya terdapat beberapa bahasa tentang cerita di titik tersebut …..
Michelle dengan sapi biru ‘Delft Blue’
Kami dibawa lagi ke taman-teman cantik, hanya sekedar memamerkan sebuah kejayaan Delft Blue, sebagai sala satu icon Belanda, yang pasti sangat dibanggakannya…
Oya, yang juga menarik, di Delft Blue ini, kita bisa melukis sendiri produk Delft Blue yang mau kita bawa pulang. Kita bisa memilih salah satu barang seperti piring, ubin atau lantai keramik, gelas, vas atau yang lainnya. Lalu ada yang membimbingnya. Biayanya 37,5 Euro, termasuk snack, dan akan dibawa pulang…
Hmmmm… aku semakin mencintai kebudayaan, dimana dunia mana pun. Ketika kita semakin mencintai sebuah kebudayaan dan kerajinan di sebuah tempat, semakin kita bisa mengasah kepedulian bagi berkembangnya kebudayaan tersebut, sebagai ‘harta karun’ dunia…
Sebelumnya :
Delft, Kota Pelajar yang menjanjikan Ketenangan dari pada Eforia dan Hura-Hura
Dari Rotterdam ke Delft : Hijau Rerumputan, Mahasiswa dan Kota Pelajar serta City Hall
Rumah Kubus ‘Kubuswoningen’ : Seni Arsitektur untuk Sebuah Tempat Tinggal
‘Euromast Tower’, Rotterdam : Apa Saja yang Bisa Dilakukan Disana?
360 Derajat Memandang Kota Rotterdam di ‘Euromast Tower’
Rotterdam, Holland : Kota Seribu Wajah
Perjalanan dari Amsterdam ke Rotterdam
Parade Foto : Burung-Burung itu Hinggap di Tangannya …..
Mencoba Sepatu Kayu ala Noni Belanda
‘Wooden Shoes Factory’ di Marken, tetapi Tidak Seperti Pabrik …..
Selamat Datang di Marken, Selamat Tinggal Volendam
Bahkan Burung-Burung itu Tetap Bisa Makan …..
‘Fish & Chips’ : Makanan Khas Kota PenghasilIkan
‘Fotograaf de Boer’ : Kenangan Terindah dari Volendam
Keju, Keju, Keju dan Keju di ‘Cheese Factory’ Volendam
Ke ‘Cheese Factory’ di Gerimis Volendam
Catatan Sejarah Desa Volendam dalam Sebuah Museum
Sisi Lain ‘Volendam’, Selain Sebagai Desa Nelayan
[Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami …..
‘Molen De Gooyer’ : Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij …..
Keliling Amsterdam dengan Bus Wisata ‘Hop-On dan Hop-Off’
Beberapa Paket Tour ( Termasuk Untuk Disabled ) yang Pastinya Sangat Menyenangkan!
Menu Makan Pagi Favorite di Molly Malones - Oudejizdskolk Straat
The FEBO ‘De Lekkerste’ : Kedai Burger Otomatis di Holland
‘Perburuan’ itu Dimulai : Dunia Filateli Amsterdam …..
[Bidikan Amatir] Burung-Burung di Amsterdam itu Terbang Rendah …..
Mahasiswa ‘Cool’ Menjemput Masa Depan di Universiteit van Amsterdam
Piala Dunia … Ooo … Piala Dunia : Jejak Sampah di Amsterdam
Rumah-Rumah Amsterdam yang Cantik dan Spesifik
Museum Amsterdam : Mungil tetapi Tetap Bersahaja …..
‘The Begijnhof’ : Perempuan2 itu Hanya Ingin Berkarya Dalam Diam …..
‘The Parrot’ : Gereja yang Tersembunyi di Kalverstraat
‘Kalverstraat’ : Shopping Area dengan Pedestrian yang nyaman
‘Canal Cruise’ : Menikah di Kanal Amsterdam? Siapa Takut!
‘Canal Cruise’ : Secercah Harapan dari Kanal Amsterdam
Makan Siang Pertama di Amsterdam : Masakan China dan Suriname
Dunia Prostitusi ‘De Wallen’ Amsterdam, yang Sebenarnya …..
‘Red Light District’, Wisata Prostitusi di Amsterdam : Hahaha ….. Anak-Anakku Cepat Belajar dari Lingkunganya
Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’
‘Coffee Morning’ : Ketika Kebahagiaan Mengawali Semuanya
‘Basiliek van der H. Nikolaas’ : Gereja Katolik Tertua di Amsterdam Abad - 18
Oudejizdskolk Straat, Basiliek van de H.Nikolaas, Café Molly Malones di Amsterdam
Selamat Datang di Amsterdam!
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Horeeeeeee ….. Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ ‘Royal Delft Blue’, Keramik Cantik khas Belanda”
Posting Komentar