Senin, 17 Februari 2014
Undangan Inspiratif untuk Kompasianer
Senin, 17 Februari 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
“Bermimpilah, dan terus
bermimpi ….. bukan hanya untuk orang2 normal dan berpunya saja, tetapi
Tuhan memberikan kesempatan di semua orang yang percaya kepada NYA ……”
“Berkaryalah terus berkarya
…… dan Tuhan akan membuat kita sebagai kaum penyandang cacat memperoleh
kehidupan yang hakiki untuk kesejahteraan masa depan kita …..”
“Jangan pernah kita berkeluh
kesah dan selalu menyalahkan Tuhan, karena kita tidak pernah tahu bahwa
ada sebongkah kekuatan yang ada di dalam diri kita, jika kita belum
pernah jatuh dan bangun lagi, dalam keterbatasan sebagai kaum penyandang
cacat …..”
Seperti yang semua tahu, bahwa aku
sekarang termasuk sebagai penyandang disabilitas karena stroke. Apapun
penyebabnya, dan siapapun yang mengatakan aku TIDAK CACAT, pada
kenyataannya, aku adalah penyandang disabilitas. Tidak apa2 koq, jangan
pernah berpikir bahwa aku akan marah dan tersinggung jika ada yang
mengatakan aku cacat ……
***
Pengertian ‘cacat’ atau disabled,
atau disabilitas dalam bahasa Indonesia sendiri, menurut WHO adalah
istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktifitas dan pembatasan
partisipasi, pada fungsi tubuh dan strukturnya dalam melaksanakan tugas
kegiatan dalam kegiatan. Sehingga disabilitas adalah fenomena yang
kompleks antara individu, secara fisik dan psikis dengan lingkungan dan
masyarakat tempat mereka tinggal.
Begitu juga yang berhubungan dengan
Rancangan UU RI tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hal Penyandang
Disabilitas, yaitu mereka yang mempunyai kelaian fisik, mental dan
intelektual atau sensorik secara permanen yang dalam interaksinya
menjadi hambatan dan merintangi partisipasi bersama masyarakat
berdasarkan asas kesetaraan dengan orang lain.
Ternyata, menurut UNESCO dari hasil
pertemuan The High-Level Meeting on Disability and Developmant ( HLMDD )
yang berlangsung di New York, september 2013, disebutkan bahwa 1 milyad
orang hidup dalam beberapa jenis disabilitas. 80% tinggal di negara2
berkembang. Dan disabilitas merupakan sebab dan akibat dari kemiskinan.
Dan sayangnya, permasalahan disabilitas tidak termasuk dalam Millenium
Development Goals ( MDGs ), baik sebagai target operasional ataupun
sebagai indikator pengukuran!
Sumber :
“The ICT Opportunityfor Persons With Disabilities” by IDKITA Kompasiana untuk even Sabtu 22 Februari 2014 di Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat 21 Jakarta
***
Jika mau bicara tentang disabilitas,
banyak sekali hal dan permasalahan yang dihadapi dunia, apalagi
Indonesia. Bahwa kaum disabilitas, sekarang ini menjadi ‘tersingkirkan’
dalam mimpi dan kompetensi hidup dan masa depan, dibanding dengan kaum
sehat dan normal.
Di banyak aspek kehidupan, apalagi di Indonesia, kaum
disabilitas benar2 tidak diperhitungkan. Bahkan jika ada anak2
disabilitas yang sebenarnya mampu dalam sekolahnya, tetapi tidak ada (
atau tidak banyak ) sekolah yang mau menerimanya, kecuali di Sekolah
Luar Biasa ( SLB ), seperti yang aku alami dengan beberapa saudara dan
sahabata sebagai kaum disabilitas.
Lalu bagaimana? Apakah kami sebagai kaum
disabilitas, termasuk aku, tetap tidak mempunyai mimpi yang sama?
Bagaimana dengan masa depan kami? Bagaimana dengan kompetensi atau
bagaimana dengan hidup kami ika kami tidak berpendidikan?
Ketika aku sekarang sebagai kaum
disabilitas karena stoke, aku sangat menyadari bahwa kami ini memang
‘tersingkirkan’dengan jalur orang2 sehat dan normal. Sehingga kami
sempat berkelompok2 sendiri, menjauh dengan mereka. Jaman itu, teman2
sebelum kami sempat meng-eksklusifkan diri, sebagai komunits
disabilitas. Tetapi semkin kesini, kami mulai terbuka dalam berpikir
bahwa kita memang harus selaras dalam berkegiatan, saling menghormati,
saling menghargai. Terutama sebagai masing2 individu, keluarga dan
lingkungan bahkan bernegara dan berbangsa. Bahwa kaum disabilitas pun
merupakan warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban!
Sehingga kaum muda disabilitas mulai
‘unjuk gigi’ dalam berkarya, bekerja bahkan beerprestasi. Salah satunya,
memakai fasilitas teknologi yang sekarang ini merupakan ‘dunia masa
depan’. Sudah banyak disabilitas muda Indonesia mampu berprestasi,
melebihi kaum sehat dan normal dalam berbagai bidang. Teknologi yang
menjadi ‘dunia masa depan’ pun sudah dikuasai. Dan hal ini membuat
IDKITA tersentuh untuk bersama2 dengan mereka meraih mimpi dan masa
depan dalam kompetensi hidup.
Tanggal 22 Februari 2014, hari Sabtu jam
9.00 sampai selesai, IDKITA bersatu dan berkolaborasi dengan beberapa
instansi, seperti Kowani dan Indosat untuk mem-fasilitasi keinginan2
kami kaum disabilitas dan mengetuk dunia dan masyarakat luas, khususnya
Indonesia, untuk bersama mengembangkan teknologi bagi kaum disabilitas.
Kesaksian2 serta hasil karya2 kami akan terpampang dengan jelas, untuk
bisa disaksikan oleh masyarakat luas, sebagai bentuk nyata kepedulian
sosial.
Mungkin tidak banyak yang bisa
dihasilkan oleh kami sebagai kaum disabilitas, karena memang kami sangat
terbatas. Baik Insan Pasca Stroke ( IPS ), disabled tuna ( netra,
rungu, daksa, dan sebagainya ), ataupun sebagai komunitas ODHA atau
survivor yang lain seperti kanker dan paraplegia, bersatu padu, bersama
bergandeng tangan untuk masa depan yang lebih baik. Karena seperti yang
aku tuliskan diatas, bahwa karena ‘cacat’ atau disabled lah, yang
sebagian besar merupakan kaum marjinal apalagi dunia memang ‘terlupakan’
untuk mereka disejajarkan dalam populasi global!
Kami pun mengundang para pengusaha serta
pejabat2 instansi untuk ikut serta dalam pelayanan ini, bekerja sama
dan saling mendukung untuk pngembangan teknologi. Misalnya,
mengembangkan smartphone untuk tuna netra, dengan harga murah dan
membuat kaum tuna netra mampu lebih dalam berkarya …..
Even ini pastilah sangat inspiratif! 4
orang nara sumber akan bersaksi, dan memperlihatkan karya2 mereka dan
hasilnya mendatangkan banyak materi, sehingga kaum kami ( diluar nara
sumber ini ) menjadi mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain,
serta kami terus berusaha inklusif, berbaur bergandengan tangan dengan
kaum sehat dan normal, walau kadang2 mereka tetap belum mengerti, betapa
kami menginginkan yang seperti ini ……
Sahabat,
Mari, datanglah di acara ini. Sebuah
acara specialyang baru pertama kami diadakan di Indonesia, sebuah acara
ter-inspiratif, menyaksikan karya nyata kaum disabilitas yang mampu
meraih ribuan dollar sebulan hanya lewat tubuh yang tidak sempuna ……
Semoga even ini bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Tetap semangat! Tuhan berkati!
UNDANGAN untuk Kompasianer
============================================================================
Yuk, kita ’sharing dan connecting’ dengan sahabat2 kita IPS dan disabled pada acara Special Talkshow-Show untuk even :
“ICT for Disabled”,
yang akan diselenggarakan pada :Sabtu, 22 Februari 2014
Jam 9.00 - selesai
Gedung Indosat - Jl. Medan Merdeka Barat 21 lantai 4 - Jakarta
Pemanfaatan teknologi bagi penyandang
disabilitas dan bagaimana masyarakat mengerti bahwa penyandang
disabilitas mampu bukan hanya berkarya biasa2 saja, melainkan beberapa
kasus mereka lebih dari orang2 normal.
Bahwa kami juga ingin membuka wawasan
masyarakat luas untuk ikut serta menanamkan kepedulian dengan cara
merencanakan, mengembangkan dan memperbanyak sistem atau peralatan
teknologi bagi penyandang disabilitas.
Undangan akan disebar di semua tingkat
masyarakat, khususnya yang berbeban untuk mau menanamkan kasihnya bagi
mereka, penyandang disabilitas. Pengusaha, pejabat2 instansi dan
sebagainya.
Datang ya, banyak ajak teman dan sahabat untuk mendapat inspirasi dan motivasi untuk terus berkarya dan melayani, sehingga semuanya akan menjadi berkat bagi banyak orang, dan semuanya untuk memuliakan Nama Tuhan …..
Nara sumber :
Habibie Afsyah ( Tuna Daksa ) - Indonesia Disabled Care Community ( IDCC )
Christie Damayanti ( Stroke & Cancer Survivor ) - IDKITA
Dimas Prasetyo Muharam dan M.Ikhwan Tariqo ( Tuna Netra ) - KartuNet
Salam dan terima kasih,
IDKITA Kompasiana - Kowani - Indosat
==================================================================================
Link tentang disabled :
Kaum Disabled Jangan Manja, Karena Kepedulian Itu Masih Lama!
Walau Cacat, tetapi Bukan Berarti Kita Tidak Punya Mimpi
Disebuah Kota yang Ramah bagi Warga Disabled, seperti Aku
Tolong Pedulikan Kami : Adakah yang Tahu dan Peduli dengan ‘Toilet Disabled?’
Hidup di Jakarta itu serasa Dalam Hutan : Siapa yang Kuat Dialah yang Menang!
Aku Cacat? So What?
Sudahkah Kita Menjamin Aksesibilitas bagi Warga ‘Disabled’ di Indonesia ?
Warga ‘Disabled’ Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa: Sebuah Perenungan Diri
Sebuah Catatan dari Kaum ‘Disabled’ …..
Curahan Hati Seorang Warga ‘Disabled’ …..
Warga ‘Disabled’ Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa: Sebuah Perenungan Diri
Kesaksianku : Kasihku untuk Sahabat Baruku, yang Lumpuh Separuh Tubuh Horisontal …..
Sudah 3,5 Tahun, Bu Mardiana Tidak Melihat Matahari …..
Jangan Merasa Beradab, Jika Kita Tidak Peduli Kaum Disabled
‘Peduli Disabilitas’ : Dunia Berharga Penuh Makna
Penderita ‘Paraplegia’: Doa dan Berserah Merupakan Kunci Hati dalam Tuhan …..
Di Sebuah Kota yang Ramah bagi Warga ‘Disabled’, seperti Aku …..
Ayo ‘Disabled Muda Indonesia’, Teruslah Berkarya dalam Tuhan …..
Doaku Untuk Liza, Sahabatku Seorang ‘Cancer Survivor’
Kebebasan Tanpa Batas Bagi Insan Disabled untuk Berperan dalam Penyelamatan Bencana
Pak Didin, Stroke Survivor yang Mulai Bangkit Dari Keterpurukannya
Dalam 3 Hari Saja, Pak Didin Insan Pasca Stroke Sudah ‘Sembuh!’
Pak Heru Pasca Stroke Lumpuh ½ Tubuh Kiri, Sembuh Melalui Iman
“Pak Amom, Bapak Tidak Sendiri” Sebuah Kesaksian …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Undangan Inspiratif untuk Kompasianer”
Posting Komentar