Senin, 28 Oktober 2013
Kita Tidak Akan Pernah Berhenti: Sebuah Komitmen dengan Tuhan …..
Senin, 28 Oktober 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Komitmen IDKITA Kompasiana untuk Indonesia …..
Bukan karena jenuh atau tidak ada
kegiatan, IDKITA Kompasiana tidak ‘kelihatan’ lagi di Kompasiana. Bukan
juga karena semakin lama semakin tidak banyak lagi yang mengikut
kegiatan offline-nya. Justru IDKITA semakin sibuk berbenah untuk terus
‘mengawal’ anak2 dan remaja Indonesia, bahkan termasuk orang tuanya.
Terakhir, IDKITA diundang oleh Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( PPPA ) Ibu Linda Agum
Gumelar, untuk berbicara di Forum APEC for Women Di Bali, awal September
2013 lalu. Sebuah forum internasional, dan IDKITA sudah mampu
‘menembusnya’, dan sudah banyak berdiskusi dengan delegasi2 dari banyak
negara, salah satu nya adakah dari Amerika ( Linda Denny ), Russia (
Irina ) dan Australia ( Marie Johnson ), yang benar2 tertarik untuk bisa
bekerjasama atau kolaborasi dengan IDKITA. Dan hasil dari APEC for
Women ini, membuat aku semakin sadar bahwa perempuan Indonesia harus
terus maju untuk pembedaraan kaumnya sendiri serta untuk perlindungan
anak2 Indonesia …..
Lihat beberapa tulisanku :
Internasional
Setelah APEC, IDKITA justru semakin
‘berkibar’. Banyak undangan2 untuk berkolaborasi dengan kegiatan
internet sehat dan aman, untuk Indonesia. Salah satunya adalah konsep2
pemberdayaan perempuan untuk melindungi anak2 dan remaja, dengan Kowani
denan Ibu Dewi Motik ( lihat tulisanku Apresiasi Ibu Dewi Motik [Ketum Kowani] kepada IDKITA Kompasiana dan Rencana MOU ) , yang akan melakukan MOU pada tanggal 7 November 2013 besok untuk program2 kerja 2 tahun kedepan.
Setelah itu, bekerjasama dengan sebuah bank nasional, BNI 46 ( lihat tulisanku ‘Bapak Gatot M.Suwondo CEO BNI 46′ : Siap Mendukung Program-Program IDKITA Kompasiana! )
untuk beberapa program2 kegiatan, dengan sebuah provider seluler serta
dengan yang lain. IDKITA juga berkolaborasi dengan Kemen Kominfo untuk
pemilihan Duta INSAN ( Internet Sehat dan Aman ) Remaja ( lihat tulisanku Test Online Calon ‘Duta Internet Sehat dan Aman’ 2013 )
dimana kami sudah menyaring dari 1200 remaja dari seluruh indonesia
mejadi 20 orang yang akan menjalani karantina di ‘boothcamp’ tanggal 3
sampai 6 November 2013 di Bogor dan penganugerahanya tangal 6 November
2013 di Hotel Borobudur.
IDKITA justru semakin sibuk untuk terus
melayani anak2, remaja serta orang tua mereka dalam pemberdayaan manusia
Indonesia, ketika banyak orang mengira bahwa komunitas IDKITA ‘anjlok’
dan menurun kegiatannya. Kami sedang sibuk2nya untuk mempersiapkan
rencana2 besar tahu depan, sampai komandan IDKITA, Valentino, terlalu
capai dan mba Deasy ( sekretaris IDKITA ) benar2 kewalahan dalam
membuat, mengedit, atau mengatur jadwal yang berhubungan dengan
sosialisasi internet sehat dan aman lewat komunitas IDKITA Kompasiana
…..
Kegiatan2 mandiri tetap terlaksana.
Bukan hanya kegiatan2 di Jakarta saja, tetapi juga di luar jakarta.
Tetapi memang kami mulai untuk memfokuskan kegiatan kami dengan lebih
baik. Bukan hanya langsung ke akar2 rumput ( ke sekolah2, komunitas2 ),
tetapi lewat instansi2 untuk bisa melebarkan sayap lalu mengerucut
langsng ke daerah2. Salah satunya lewat Kowani, yang membawahi belasan
ribu ( sekitar 15.000 ) organisasi wanita. Bayangkan, dengan MOU yang
akan kami tanda tangani tanggal 7 November 2013 ini, berapa puluh
kegiatan yang kami harus lakukan untuk mereka? Dan kami bahagia untuk
melakukannya, walau ini adalah kerja sosial …..
***
Hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2013
kemarin, kami diminta men-sosialisasi di depan orang tua sebuah
komunitas Gereja C3 di Pluit. Dimana mereka adalah orang2 tua sederhana
yang sama sekali atau belum tahu tentang sebuah ‘dunia lain’, yaitu
dunia maya. Padahal, anak2 mereka sudah jauh 10.000 langkah di depan
mereka. Pendeta Gereja C3 ini sangat kawatir dengan keadaan ini, jadi
ketika suatu saat aku diminta untuk bersaksi disini ( lihat tulisanku Ketika Banyak Orang ‘Haus’ Akan Kasih Tuhan…
), aku memang melihat anak2 dan remajanya cukup terfokus dengan gadget
mereka. Dan aku menawarkan untuk kami bisa sharing didepan oorang tua
mereka, dan pak Joshua, Pendeta C3, menyambut baik tawaran itu.
Valentino selalu semangat dan berapi2 …..
Aku dan Valentino dijemput sendiri oleh
Pendeta Joshua, dan Lona ( tim IDKITA yang baru, yang baru pulang dari
Perancis untuk tugas suaminya di Deplu ) langsung kesana dengan 2 orang
anaknya. Sekitar 100 orang lebih, orang tua memadati aula Gereja C3
Pluit itu, dan seperti biasa, Valentino mensosialisasikan internet sehat
dan aman dengan berapi2!
Ya. Mereka memang orang2 tua sederhana,
yang sangat terlihat tidak mengerti tentang dunia maya. Jangankan
internet atau media sosialnya, yang pasti digandrungi leh anak2 mereka.
Bahkan mereka dengan malu2 tidak mengerti tentang telpon2 seluler
mereka, yang katanya ‘jadul’ itu. Bahkan ketika bertanya jawab, mereka
ingin menanyakan banyak hal, tetapi mereka susah untuk mengungkapkan
karena memang mereka tidak mengerti! Sehingga, kami terus ‘menurunkan’
cara menerangkannya dengan kata2 yang sangat sederhana.
Suasana yang santai untuk sosialisasi orang tua sederhana …..
Valentino menerangkan dengan lambat, dan
dengan cerita2 sederhana di kehidupan sehari2, sambil bercanda agar
mereka tidak bosan dan cukup mengerti. Karena konsep2 IDKITA memang bisa
disesuaikan dengan ‘audience’ nya. Mulai dari PAUD, anak2 di bawah 12
tahun, remaja dari 13 tahun sampaai 17 tahun serta orang tua dengan
berbagai latar belakang.
Dari yang pernah kami lakukan di Purwokerto
yang mereka berlatar belakang buruh tani ( lihat tulisanku Mereka Berselancar di Dunia Maya, Sementara Orang Tua Mereka adalah Buruh Tani … ), sampai ibu2 Gubernur seluruh Indonesia untuk TOT kepada keluarga2 anak2 buahnya di daerah2 ( lihat tulisanku IDKITA Remaja Sudah Membuktikannya di Seminar “Peranan Ibu di Era Digital” ).
Jika Valentino selalu bercerita tentan g
sisi negatih internet dan dunia maya, aku sebaliknya. Aku selalu
bercerita tentang sisi positifnya. Dengan kesaksian2ku serta kegiatan2ku
di dunia maya, merupakan konsep IDKITA untuk kolaborasi antara sisi
negatif dan sisi positif untuk sosialisasi ‘Internet Sehat dan Aman’.
Jika Valentino selalu menerangkannya
sambil berdiri dan berjalan2, aku hanya bisa atau berani duduk saja dan
berkata2 dengan sedikit terbata2, karena keterbatasanku …..
Puji Tuhan! Hasilnya adalah, mereka
membuka diri untuk IDKITA datang lagi untuk lebih detail. Segera, hanya
mencocokan tanggalnya saja. Apalagi kami berencana untuk mengajarkan
mereka mengawasi anak2 mereka lewat program ‘Parenting Control’, yang
sudah kami lakukan di beberapa komunitas, termasuk di depan ibu2
Gubernur seluruh Indonesia di Hari Ibu Nasional 2012 yang lalu …..
***
Kami tidak berhenti disini saja. Orang
lain bisa saja tetap mencibir kami, tetapi kami akan terus berjalan.
Tuhan sudah begitu luar biasanya untuk kami dalam Berkat2 NYA, mengapa
kami harus berhenti sekarang? Tidak! Jusru kami semakin semangat untuk
melayani Tuhan, salah satunya lewat pelayanan ‘Internet Sehat dan Aman’
IDKITA Kompasiana, tanpa mencari keuntungan diri sendiri. IDKITA
merupakan komunitas sosial demi anak2 dan remaja Indonesia ……
Tags: Internet , New Media
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Kita Tidak Akan Pernah Berhenti: Sebuah Komitmen dengan Tuhan …..”
Posting Komentar