Senin, 21 Januari 2013

Dan Myoma Itu Berubah Menjadi Kanker



By Christie Damayanti


1358746677823807761
herword.com

Siapa yang mau sakit? Pasti tidak ada yang mau, termasuk aku. Sakit sekedar flu saja, aku tidak mau, apalagi benar2 sakit sepeti stroke yang aku alami 3 tahun ini sebagai insan pasca stroke. Jika sebagai insan pasca stroke yang aku sandang sekarang ini, mungkin tidak banyak yang tahu, ketika aku mengidap ‘penyakit’ myoma, yang juga hampir mengambil nyawaku, waktu itu ( lihat tulisanku Pertama Aku Lolos dari Maut, Karena Tuhan Mencintaiku ….. dan Kanker Itu Hampir Merenggut Nyawaku ).

Siapa yang tahu, ketika kita kecil, sebagai anak yang belum mengenal sakit berat dan orang tua mereka sedang bahagia menjadi orang tua kita dengan anak yang manis dan sehat, tetapi anak tersebut sebenarnya mempunyai ’sesuatu’ di dalam tubuhnya, yang suatu saat menjadi ’sesuatu’ yang mengancam jiwanya? Semua orang pasti tidak mau, juga aku. Tetapi ternyata sejak kecil aku mempunyai ’sesuatu’ yang mengincar hidupku setelah dewasa …..

UTERINE MYOMA. Pasti sebagin besar kaum perempuan tahu apa itu myoma. Yaitu sebentuk tumor jinak dari jaringan ikat dan otot dan umum ditemukan di organ reproduksi perempuan ( uterine = uterus = rahim ). Di diagnosa bisa dari seumur anak2, remaja atau menjelang dewasa, yang seharusnya belum terpikirkan adanya reproduksi mereka, mempunyai ’sesuatu’ yang ‘berbahaya …..

Myoma dianggap sebagai tumor yang tumbuh secara perlahan yang ukurannya menjadi signifikan untuk ‘merebut’ rahim dan berubah menjadi tumor ganas, bahkan kanker, seperti yang aku alami waktu itu.


1358746838349229804
cystalxalami.com

Beberapa lokasi myoma di rahim. Bisa 1 atau banyak myoma. Dan di tubuhku, ada 2 myoma, ‘ngumpet dekat ginjalku …..

Untuk penyebab adanya myoma di tubuhku, dokterku hanya mengatakan tentang adanya lifestyle ku sebagai anak2 yang suka sekali makan makanan fastfood seperti hamburger, ayam goreng atau makanan yang mengandung bahan pengawet seperti bakso, sosis. Serta hidup dan menghirup di kota besar yang polusinya sudah diambang batas. Tumor sepertinya belum ada penyebabnya yang pasti, tetapi pemicunya adalah salah satunya adalah lifestyle.

Tetapi jika myoma ada di tubuh perempuan dewasa, akan lebih terdukung oleh beberapa faktor negatif seperti aborsi, penggunaan pil kontrasepsi yang tidak memadai dan stress. Dan myoma ini salah satu penyebab perempuan menjadi infertilitas.

***

Setelah aku menikah tahun Desember 2004, beberapa bulan kemudia aku hamil dan aku menjaga sungguh2 kehamilanku. Tetapi dalam 3 bulan setelah itu, kandunganku keguguran, ketika aku sangat stres dalam menghadapi deadline pekerjaanku, waktu itu. Sehingga suatu pagi ketika aku baru sampai ke kantorku, berlari2 untuk memulai meeting, tiba2 aku merasa cairan di celanaku. Perutku agak sakit, seperti jika aku haid, sehingga aku langsung ke toilet sebelum ke ruang meeting.

Begitu aku melihat, ternyata ada darah! Aku terkejut dan gemetar. Aku masih awam dengan segala macam penyakit, pun tentang kehamilan, sehingga cepat2 aku ijin tidak ikut meeting dan menelepon papaku untuk menjemputku ke rumah sakit. Perutku semakin sakut, dan aku tidak memikirkan tentang keguguran. Aku disiapkan opname dan diinfus serta dokter mengatakan agar aku bedrest, daa semua harus dilayani di tempat tidur, termasuk untuk pipis.

Tetapi, ternyata Tuhan berkehendak lain. Kandunganku yang baru berumur 3 bulan, keguguran! Aku memang tidak histeris, tetapi aku tetap mengais walau hanya diam-diam …sebuah trauma hati pertama, ketika awal kebahagiaan yang akan mendekapku, diakhiri ‘kematian’ dan hatiku redup …..

Aku melihat janin berumur 3 bulan yang keluar dari rahimku begitu saja. Darah yang menggumpal membuat hatiku miris dan sedih, “Anakku, secepat ini kamu meninggalkan mama …..?”. ‘Anak’ itu hanya berukuran sepanjang jari jempolku, melengkung, tanpa bentuk seorang manusia.

*Mungkin itulah  yang banyak orang mengatakan, jika mau aborsi dibawah 3 bulan karena belum berbentuk manusia. Tetapi aku katakan kepada dunia, ‘anak’ atau janin itu sudah hidup, dari awal Tuhan menciptakannya, sehingga kapanpun perjalanan kehamilan, JANGAN PERNAH MELUKAINYA, APALAGI MEMBUNUHNYA …..*


Aku bersiap untuk bekerja lagi ketika 1 minggu aku kehilangan anakku dan hidupku normal kembali. Tetapi dokter ginekologku sangat penasaran, mengapa aku bisa keguguran secara aku adalah seorang perempuan muda dan sehat 100%, sehingga dokterku, Dr Eriyono almarhum, dokter yag sangat sabar merawatku, memintaku untuk memeriksakan tubuhku ke beberapa rumah sakit sebagai ‘2nd opinion’. 

Beberapa kali ke RSCM dan beberapa kali ke sejawat Dr Eriyono, berkesimpulan bahwa di luar rahimku, menempel sebelah belakang, ‘ngumpet dan berdekatan dengan ginjalku, terdapat 2 benjolan sebesar masing2 berdiameter 11 cm ( jadi 2 buah x 11 cm = 22 cm ), yang itu disebut MYOMA …..

Aku terkejut, apalagi aku tidak merasakan apa2 selama ini! Ternyata ada 2 buah ’sesuatu’ berdiameter 11 cm ada di dalam rahimku ….. astagaaaa, dan aku shock! Tetapi, walaupun demikian, dari dulu aku selalu bisa terus  tersenyum untuk menghilangkan ketidaknyamanan hidupku. Aku ingin sembuh dan aku ingin mempunyai sepasang anak yang pasti akan membahagiakanku …..

Dr Eriyono sabar mencari tahu tentang myoma-ku dan banyak terapi yang membuat aku mulai jenuh untuk ‘mengusir’ myoma itu. Setiap pagi sebelum aku kerja, aku harus ke rumah sakit untuk di diatermy. Diatermy ini bentuknya :

Aku berbaring di atas meja terapi ( bukan kasur ), lurus dan tegap, di pinggulku sebelah bawah dipasang sepasang alat pemanas bergelombang panas, berada dipunggung ku sebelah bawah dan perutku sebelah bawah. Seperti sandwich, dan tubuhku sebagai dagingnya ….. 

Alat ini memancarkan panas, yang semakin lama semakin panas, selama ½ jam. Dan biasanya jika sudah selesai, tubuhku yang di panasi dan menempel, menjadi kemerahan dan gatal2. Dan itu berlangsung sampai aku hamil lagi  ( sekitar 6 bulan ) ….. Ditambah beberapa obat dan vitamin untuk menjaga asupan makanan sehat …..

***

Begitu aku hamil lagi, yaitu hamil Dennis, myoma-ku akan semakin besar dan berat, karena ’sesuatu’ itu merebut makanan sehat untuk janinku, sehingga jika janinku kalah dalam memperebutkan asupan makanan, maka janin itupun akan gugur seperti janin pertama. Sehingga ketika aku hamil kedua berumur 3 bulan, Dr Eriyono memintaku untuk bedrest sampai melahirkan. 

Pertama karena untuk keselamatan janinku, dan kedua memang kehamilanku sangat rentan, sering kram dan berujung menekan seperti mau melahirkan, sehingga aku memang benar2 harus santai dan tidak boleh stres.
Myoma itu membuat aku sakit, benar2 sakit! Dia terus mengganggu janinku dan merebut asupan makananannya. Ketika myoma itu mengganggu janinku, aku sangat merasakannya. Perutku seperti bergulat dan terus bergerak seperti ada badai, sehingga tubuhku lemas tetapi rahimku keras dan perutku juga mengeras. 

Sakit …… dan tanganku mencengkeram keras di railing tempat tidurku beberapa waktu ( sekitar 1 menit ), berkali2 sampai aku kepayahan. Biasanya dia menggangguku per-periodik 1 jam - 2 jam sekali untuk beberapa belas menit …..

Jika myoma itu terus2an menggangguku, dan aku kepayahan, jantungku terus berpacu ssehingga meningkatkan tekanan darahku. Akhirnya aku mengalami ‘pre-eclamsia’, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, yang jika tidak diobati akan menjadi eclamsia yang akan mengancam nyawa janin selama kehamilan …..

Sangat mengerikan, ketika aku sudah mengalami kehilangan janin, tetapi akan bisa kehilangan lagi, jika aku stres dan terpuruk. Sehingga, aku menjadi berusaha terus semangat dan tersenyum, ketika Dr Eriyono memberikan banyak terap9i dan vitamin untuk bisa membuat myoma ku ‘kalah’. Dan ternyata, ketika janinku yang sudah berumur 6 bulan dan sudah menjadi seorang bayi mungil, myoma itu juga sudah sebesar bayi mungilku ……

Terus dan terus, myoma ku tetap memgganggu bayiku, dan merebut asupan makanannya, dan aku tetap meregang dengan keras jika itu terjadi. Bahkan tiap malam aku susah tidur karena aku terus meregang, sampai tubuhku kurus dan setiap sentimeter tubuhku sudah penuh luka karea selama 6 bulan bedrest, aku terus di infus untuk terapi vitamin, dan setiap 5 hari, infus itu akan dicabut dan di ganti yang baru ……

Sampai tubuhku tidak mampu lagi untuk mendapatkan terapi vitamin, dan tubuhku membengkak dan aku harus melahirkan bayi mungilku, segera ……

Sebuah trauma yang sangat mengerikan, tetapi Tuhan memberikan seorang anak laki2 yang cakap serta sempurna. Dan sekarang bayi mungkinku sudah menjelma menjadi seorang remaja yang sangat luar biasa, serta mengerti tentang sejarah kelahirannya. Sehingga dia sangat menyayangi aku, sebagai mama yang mempertaruhkan nyawanya demi dia ……

Dan myoma itu terus melekat di tubuhku sampai anakku yang kedua dan sampai tubuhku benar2 tidak mampu lagi untuk menanggungnya setelah myoma itu berubah menjadi sebuah kanker ……

Tags: ,

0 Responses to “Dan Myoma Itu Berubah Menjadi Kanker”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks