Selasa, 13 November 2012
Berbagi Kasih dengan Cynthia, Balita Penderita Radang Otak
Selasa, 13 November 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sangat disayangkan, aku belum sempat
berfoto dengan Cynthia. Tetapi foto diatas mewakiti seorang Cynthia
dengan infus makanannya di hidungnya …..
Aku baru tersadar,
Ketika aku siap dengan hatiku dan aku mengatakan kepada Tuhan,
“Tuhan, aku mau melayani, walau aku tidak tahu bagaimana caranya”
Seketika itu pula, banyak
sekali di sekelilingku, keinginan mereka untuk aku bantu, walaupun aku
sama sekali tidak tahu, apa yang harus aku bantu.
Tetapi, ternyata Tuhan
memang mau aku melakukan apapun dalam keterbatasanku …..
Beberapa sudah aku kerjakan, walau sedikit yang aku sudah lakukan, tetapi mereka mengatakan bahwa ‘inilah mukjizat itu’ …..
Praise the LORD !!!
***
Itu yang aku tuliskan pada update wall
di Facebook-ku, pagi ini. Sebuah pernyataan untuk Tuhan dari hatiku,
bahwa aku siap melayani, walau aku tetap belum tahu bagaimana aku bisa
melayani Nya.
Tetapi ternyata memang benar. Ketika aku
benar2 siap dengan hatiku untuk melayani Nya, ternyata Tuhan sudah
memberikan banyak orang2 yang membutuhkan ‘hatiku’ untuk siap melayani.
Melayani. Seperti Yesus yang memang
sengaja datang ke dunia untuk melayani. Seperti hamba untuk melayani
tuannya. Siapa aku? Melayani apa? Aku tidak tahu. Aku hanya seorang
perempuan yang cacat dalam keterbatasan, bagaimana aku bisa melayani?
Pun aku sama sekali tidak kaya ( dalam arti kelebihan materi ), sehingga
bagaimana aku bisa melayani?
***
Seorang ibu menggendong seorang anak
berumur sekitar 3 tahun, berjalan kearahku sambil menangis, ketika
kemarin aku sedang menunggu di rumah sakit. Aku tidak kenal dengan ibu
itu, dan diapun tidak mengenal aku. Tetapi, ibu itu langsung menyapaku
serta meminta aku mendengarkan keluh kesahnya. Dan aku dengan senang
hati untuk mendengarkannya, apalagi ketika anak itu menangis tak henti.
Hatiku berdetak … ternyata anak ibu itu terlihat tidak normal dan ada
infus di hidungnya …..
Ibu itu memperkenalkan diri sebagai Ibu
Beti Pasaribu. Anaknya berumur 3 tahun, bernama Cynthia. Sebenarnya
Cynthia sudah bisa berlari, bahkan sudah bisa bermain sepeda. Tetapi
sekitar 1 bulan yang lalu, Cynthia panas tinggi dan kejang2 dan langsung
masuk ke RS di dekat rumahnya di Kramat Jati. Dan setelah 1 minggu,
tidak mengalami perubahan, sehingga Cynthia masuk ke rumah sakit tempat
aku selalu dirawat.
Pemeriksaan mengatakan bahwa Cynthia
terserang Radang Otak, dan dia dirawat di Ruang Anak selama 1 bulan. Dan
beberapa hari lalu, Cynthia bisa pulang karena memang biaya
perawatannya mahal dan orang tuanya berat untuk membiayainya, walaupun
sudah ada beberapa donatur, serta asuransi dari tempat ayah Cynthia
bekerja. Diagnosa dokter membuat Bu Beti putus harapan, apalagi setelah
sakit ini, Cynthia menjadi lumpuh dan sama sekali tidak bisa makan,
serta kembali sebagai anak dibawah 1 tahun : tidak bisa berbicara dan
selalu mengais ….. Makanya, selang infus selalu ada di hidungnya untuk
makanan cairnya …..
Kemarin, Bu Beti membawa Cynthia kontrol
di rumah sakit itu, dan badannya panas lagi. Disitulah Bu Beti
mendekatiku untuk berbagi derita untuk Cynthia, walau masing2 tidak
saling mengenal …..
GOD ! Begitu aku melihat keadaan
Cynthia, aku langsung jatuh kasihan. Cynthia selalu menangis, tubuhnya
yang sudah cukup besar hanya bisa digendong ibunya yang bertubuh kecil,
sehingga terlihat sekali2 tubuhnya melorot dari gendongan ibunya. Karena
selalu menangis, nafasnya tersengal2 dan infus yang dihidung menambah
penderitaannya. Cynthia tidak bisa bicara karena sakitnya ini, sehingga
dia tidak bisa mengatakan apapun apa yang dirasakannya …..
Cynthia memang bukan seorang anak yang
sakit karena stroke. Karena aku seorang pasca stroke, sebenarnya aku
ingin melayani orang2 stroke seperti aku, terutama mereka yang pasca
stroke dan tidak mempunyai biaya untuk berobat. Tetapi, apakah itu
‘konsep melayani? TIDAK ! Melayani adalah MELAYANI ! Tidak pandang bulu
dan tidak pandang penyakit. Walau memang aku mempunyai keterbatasan,
ternyata hatiku mengatakan, bahwa Cynthia membutuhkan pertolongan segera
……
Secara materi, pasti aku tidak sanggup,
atau paling tidak, belum sanggup. Tetapi, melayani bukan hanya materi
saja, bukan? Melayani adalah tindakan yang mau peduli tentang keadaan
apapun untuk menolong orang lain yang dalam kesusahan. Bisa dengan
materi, berbagi cerita, berbagi hati dan berbagi kasih …..
Aku tidak tahu, bagaimana aku membantu
Bu Beti dan Cynthia. Tetapi sejak aku bertemu dengan mereka, aku
berpikir bahwa aku ingin melakukan sesuatu. Mungkin tidak banyak.
Mungkin hanya berbagi hati dan berbagi kasih. Aku berencana untuk datang
kerumah mereka di Kramat Jati. Membawa boneka untuk Cynthia untuk
dipeluknya, membawa kue2, walau mungkin Cynthia belum bisa memakannya (
paling tidak bisa untuk orang tuanya ) dan buku-ku untuk Bu Beti
membacanya. Mungkin buku-ku bisa memberikan motivasi untuk selalu
berharap pada Tuhan …..
***
Secara mansia, Bu Beti memang sedang
terpuruk dan sangat sedih. Tetapi ketika kami berbagi cerita, terlihat
sebagai ibu, Bu Beti sangat tegar, terus berserah dan tetap percaya
bahwa Tuhan akan memberikan mikjizatnya. Bu Beti tetapi yakin bahwa
rencana Tuhan adalah yang terbaik …..
Tetap berserah dan tetap percaya, Bu Beti. Yakinlah
bahwa apapun yang terjadi, Tuhan sudah memberikan yang berbaik untuk
kita semua, walaupun bentuknya adalah kepahitan …..
Doaku untuk Cynthia serta untuk Bu Beti dan keluarga ….. Tuhan berkati !
Catatan :
Bagi yang terbeban untuk berbagi kasih dengan Cynthia, bisa menghubungi aku lewat inbox. Terima kasih.
Tags: Catatan Harian
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Berbagi Kasih dengan Cynthia, Balita Penderita Radang Otak”
Posting Komentar