Minggu, 27 Mei 2012
Mimpi Masa Kecilku Terwujud Lewat Anakku, Michelle …..
Minggu, 27 Mei 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti

Dokumen pribadi
Mimpi masa kecilku yang belum terwujud adalah mengikuti sebuah konsert piano. Dulu, tidak banyak tempat kursus musik, termasuk piano, juga sangat jarang ada konsert, bagi yang mengikuti kursus sebagai murid, juga konsert2 biasa.
Ketika aku mulai kursus piano kelas 3 SD, aku sangat ingin mulai bisa memainkan lagu Fur Elise ( by Ludwig van Beethoven ) dengan piano. Aku mencari lagu itu. Dulu tahun 1979 jarang sekali buku2 tentang musik dan belum ada internet, sehingga dengan susah payah aku meendapatkan ‘partiture’ lagu ini lewat teman penaku yang ada di Amerika, mempelajarinya, dan 1 bulan kemudian aku sudah mahir memainkan Fur Elise.
Setelah itu, mimpiku terus melayang, ketika aku melihat di TV seorang anak memainkan pianonya di dalam sebuah konsert di Singapore, waktu itu. Aku sangat2 tertarik dan aku mulai membangun mimpi2ku sebagai pianist muda di atas konsert, dan aku lebih giat untuk mencari lagu2 klasik populer, dan berlatih piano berjam2 setiap harinya …..
9 tahun aku belajar piano, sebelum aku mulai kuliah, dan aku belum berkesempatan untuk memainkan lagu di piano dalam sebuah konsert. Tidak gampang, ketika aku merengek ke guru pianoku, pak Rantos, untuk mengikutkan aku di sebuah konsert. Dan, walau aku belum ‘menyelesaikan’ mimpiku sebagai ‘young pianist’, ternyata anakku yang ke-2 mampu mewujudkan mimpi masa kecilku, sekarang ini …..
Hari Minggu kemarin, Michelle, anakku yang kecil baru kelas 1 SMP, berada di atas panggung, memainkan piano disana, sebagai pianist kecil dalam pagelaran dari sebuah sekolah musik, dimana Michelle belajar piano, di sebuah mall di Kelapa Gading. Sebuah konsert bersama, seperti yang aku idam2kan dalam masa kecilku. Ini yang kali ke-2, Michelle mengikuti konsert kecil seperti ini.
Pertama kalinya, Michelle masih duduk di klas 3 SD ( tahun. 2006 ), juga itu pertama kalinya mimpiku sebagai pianist kecil mulai terbentuk, sewaktu aku kelas 3 SD, tahun 1979. Tahun 2006, dengan percaya diri, Michelle melangkah dengan percaya diri, membungkuk dan memainkan pianonya dengan jari2 kecilnya yang lentik. Aku sangat bangga! aKmi semua sangat bangga! Mimpi masa kecilku terwujud, lewat Michelle!


Michelle dalam konsertnya yang pertama, kelas 3 SD dengan kak Winnie, guru pianonya.
Dan ketika kali ke-2 Michelle membungkuk dan duduk di kursi piano serta mulai memainkan jari2 lentiknya kemarin, mataku memerah ….. Banggaku membuat mataku berair, dan hatiku meledak dalam kebahagiannya ….. Terima kasih Tuhan, kau beri Michelle menemaniku, aku sangat bangga sebagai mamanya …..

Michelle beraksi memainkan ‘Hansel and Gretel’ di piano dalam pagelaran kecil kemarin pagi …..
Ketika Michelle baru lahir dan ketika dokternya ‘menemukan’ kelainan dengan beberapa anggota tubuhnya sewaktu umur 4 bulan, karena premature. Jangankan aku membayangkaan Michelle sebagai pianist kecil, membayangkan Michelle sembuh dan normalpun, aku belum berani ( lihat tulisanku Pertama Aku Lolos dari Maut, Karena Tuhan Mencintaiku ….. dan Sangat Menyakitkan Ketika Anak Kita Mempunyai Beberapa ‘Keterbatasan’ ). Tetapi kemarin, Michelle membuat aku bangga bukan kepalang dan membuat mataku merah dan basah …..
No matter how hopeless …. Apapun kita merasa tidak ada harapan, tetapi dengan doa dan percaya kepada Tuhan, DIA akan membuat kita menjadi tidak pernah kehilangan harapan dan apapun yang kita inginkan dalam mimpi2 kita, DIA akan membuat semuanya menjadi sempurna dan luar biasa!
Seperti Michelle, seorang anak yang dikatakan sebgai ‘anak ajaib’, ketika sebenarnya dia bisa menjadi seorang anak yang tuna rungu karena ketidaksempurnaannya sebagai bayi premature. 4 tahun aku tidak bekerja, untuk merawat dan berdoa serta selalu datang ke Klinik Tumbuh Kembsng di RSCM untuk berobat dan terapi ssetiap minggu. Dan mujizat Tuhan datang pada saat michelle berumur 4 tahun, dan sekarang Michelle tumbuh menjadi anak bukan hanya normal, tetapi menjadi anak yang luar biasa! Pintar, bertalenta, cantik, mencintai keluarganya serta takut akan Tuhan …..
Konsert hari Minggu pagi kemarin, ditonton cukup banyak orang. Bukan hanya keluarga mereka termasuk keluargaku, tetapi juga orang2 yang datang ke mall itu. Mereka sengaja melihat, mendengar dan menyaksikan generasi muda kita yang bertalenta untuk mempersembahkan beberapa lagu, bukan hanya piano, tetapi ada juga organ dan ensemble, biola, gitar serta drum.

Acara itu sekitar 1,5 jam dengan 15 anak2 dan remaja, masing2 membawakan sebuah lagu. Michelle membawakan sebuah lagu ceria khas anak2, ‘Hansel and Gretel’ dari Pianoforte. Dengan jari2 lentiknya, dia bisa membuat banyk orang memperhatikan permainannnya …..
Ada beberapa anak yang mengikuti ensemble organ, piano sera portasound. Anak2 itu masih sangat kecil, TK, sekitar umur 5 tahun, tetapi mereka dengan percaya diri membuat kami tersentuh hatinya dengan kelucuan dan ‘keseriusan’ mereka.


Anak2 TK dan SD kecil, tetap percaya diri dengan kelucuan dan keseriusan mereka …..

Anak2 yang belajar gitar dan drum …..
Sebagai murid piano dari seorang guru piano yag saling peduli satu sama lain, aku cukup bersyukur bahwa paling tidak, Michelle bisa mewujudkan beberapa mimpi masa kecilku yang belum aku wujudkan. Aku sangat ingin, bahwa suatu saat, Michelle bisa membawakan lagu2 yang aku inginkan, musik2 klsik populer seperti Fur Elise, Merriage de Amor, Nostalgy atau Ballade pour Adeline dari Beethoven dan Richard Claiderman …..
Setelah aku sakit yang membuat tangan kananku tidak atau elum bisa berfungsi kembali karena stroke, aku hanya bisa memandangi pianoku, karena aku belum bisa memainkannya. Tidak! Aku tidak sedih! Aku hanya berserah dan tetap semangat untuk bisa memainkan pianoku lagi, suatu saat. Walau aku bisa hanya tangan kiri, hanya melodinya saja ( lihat tulisanku Kesaksianku (Bag 4): Terapi Khusus Stroke: ‘Leisure Therapy’ ), aku tetap percaya bahwa suatu saat aku akan berduet dengan anakku, Michelle …..
Mimpiku tetap tidak berubah untukku dan anakku, Dennis dan Micelle, bahwa suatu saat aku akan bisa berkolaborasi dalsm bermusik, dengan piano, biola atau gitar serta vianik atau suling. Dan mamaku akan menyanyi, serta papaku terus mendukung kami ( lihat tulisanku Kisah ‘Narsis’ Seorang Ibu: Bermusik sejak Dini )
….. Dan mimpiku ini akan aku bawa sebagai doa …..
Maju terus anak2ku, mama mendoakan kalian …..


Michelle dengan kak Winnie, guru pianonya sejak pertama belajar, aku dan mamaku …..
Sumber gambar : Dokumen Pribadi.


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Mimpi Masa Kecilku Terwujud Lewat Anakku, Michelle …..”
Posting Komentar