Kamis, 22 November 2012
Sebuah Catatan dari Kaum ‘Disabled’ …..
Kamis, 22 November 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Kompasianival 2012 ternyata bukan hanya
meninggalkan semangat dan kesenangan semata, tetapi untukku
Kompasianival merupakan perenungan yang dalam. Ketika Kompasianival
2011, kami semuanya seakan2 lebur dalam kegiatan murni silaturahmi,
bercanda, ketawa ketiwi dan benar2 ajang narsis berat! Hihihi ….. Dan
kita semuanya melebur dalam eforia yang berkepanjangan sampai berminggu2
…..
Tetapi pada Kompasianival 2012 kemarin,
bukan hanya ajang silaturahmi dan ketawa ketiwi saja, melainkan dengan
adanya konsep komunitas yang bukan hanya berada di naungan Kompasiana
saja, tetapi komunitas2 lain di luar sama, membuat aku merenung. Banyak
sekali komunitas2 yang luar biasa diluar sana, yang bukan hanya untuk
kongkow2 saja, melainkan mereka peduli dengan sesuatu, salah satunya
adalah IDCC ( Indonesia Disabled Care Community ), yang peduli dengan
kamu disabled ( lihat tulisanku Kompasianival 2012 : Inspirasi dari Kaum Disabled, Mereka Memang Hebat! ).
Secara aku juga termasuk kaum disabled
karena stroke hampir 3 tahun lalu, aku sungguh2 merasakan sebagai ‘orang
cacat’, dimana kami memang belum tersentuh warga. Pun pemerintah juga
belum terlalu peduli dengan kaum kami. Semisal, belum adanya fasilitas
oenuh bagi kami kaum disabled, walau hanya untuk berkegiatan sehari2 (
seperti tempat khusus kursi roda di mana2, apa lagi di pedestrian ),
apalagi kegiatan2 khusus bagi kaum disabled.
Sebagai arsitekpun, aku belum merasakan
instansi2 swasta yang 100% berkeinginan untuk peduli dengan kami. Hanya
beberapa mall yang sudah menyatakan ‘ramah pada disabled’, walaupun
tidak 100%. Aku ssebagai arsitek sudah berkoar2 untuk peduli tetapi,
memang tidak mudah. Secara fasilitas2 disabled itu memang mahal,
dibandingka dengan fisalitas2 warga sehat biasa. Dan misalnya, membuat
toilet disabled pun, memang sangat ‘mahal’ ( walau untuk sekelas
perusahan properti tidak ada artinya ). Coba dibaca di tulisanku Warga ‘Disabled’ Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa: Sebuah Perenungan Diri.
Bukan hanya alasan mahal, tetapi ‘buang
tempat’. Misalnya, tentang ramp untuk kursi roda. Banyak alasanya
mengapa tidak membuat ramp karena untuk membuat ramp sebenarnya tidak
mahal. Tetapi ramp merupakan media untuk naik turunnya kursi roda,
dengan kemiringan sekitar 5 derajad berarti ada tembahan tempat lebih
banyak dibandingkan dengan tangga …… Bisa dibaca di tulisanku Sudahkah Kita Menjamin Aksesibilitas bagi Warga ‘Disabled’ di Indonesia ?
Sosialisasi disabled sebenarnya sudah
mulai dilakukan pemerintah bagi arsitek2 untuk membangun gedung, apapun
fungsinya. Tetapi sangat disayangkan bahwa suara arsitek2 yang justru
peduli dengan mereka, terkalahkan oleh arsitek2 yang tidak peduli yang
ditunggangi oleh instansi2 yang sepertinya belum pernah tahu, bahwa kaum
disabled untuk membawa tubuhnya saja sudah berat, apalagi untuk
berkegiatan sama dengan warga yang sehat, ditambah lagi warga sehat
melihat dengan sebelah mata kepada kaum kami, kaum disabled …..
IDCC justru digagas oleh kaum muda, yang
peduli dengan kaum kami, kaum disabled. Tanggal 2 Desember 2012 besok
adalah Hari Disebilitas Internasional, dimana IDCC membuat kegiatan di
Bundaran Hotel Indonesia. Mereka ingin mensosialisasikan tentang keadaan
kaum disabled, bahwa kami adalah warga biasa, yang mempunyai hak dan
kewajiban normal. Kami tidak ingin dipandang luar biasa, walau dengan
keadaan dan keterbatasan fisik kami. Kami tidak ingin di nomor satukan,
tetapi kami ingin tidak dipandang rendah ……
IDCC mengajak kaum disabled untuk berada
di Bunderan HI, bersaha melakukan berbagai kegiatan untuk kaum dan
warga sehat dan normal tahu bahwa kami ada disekeliling mereka. IDCC
mengajak kaum disabled bersama dengan kaum normal, melakukan aktifitas
bersama2 tanpa ada rasa saling memandang rendah. IDCC menginginkan
adanya kolaborasi antara kaum disabled dengan kaum normal untuk saling
peduli, saling medukung dan saling mengasihi dalam Tuhan …..
Dalam proposal mereka dikatakan, bahwa
salah satu kegiatan mereka adalah meminta warga normal untuk menjalankan
kursi roda ( lumpuh ), memakai kruk ( kaki sebelah, misalnya ), mata
mereka di tutup ( tuna netra ) juga telinga mereka ( tuna rungu ),
supaya masing2 dari mereka merasakan bahwa tidak gampang masing2 dari
kaum disabled untuk membawa tubuh mereka, apalagi di pandang rendah ……
Aku tersenyum membaca proposal mereka.
Sangat luar biasa ide mereka, kaum muda yang tergabung dalam komunitas
IDCC. Sangat inspiratif. IDCC mengajak kaum dan warga normal dan sehat
untuk merasakan menjadi sebagai kaum disabled. Aku sangat yakin, bahwa
hati mereka akan tersentuh, ketika mereka memakai kursi roda seakan2
menjadi seorang lumpuh, memakai kruk seakan2 kaki mereka hanya 1, mata
mereka ditutup seakan2 mereka penyamdang tuna netra serta tekingan
mereka ditutup, seakan2 mereka penyandang tuna rungu …..
Warga sehat dan normal akan kian
tersentuh, ketika justru kaum disabled bukan hanya mampu membawa tubuh
mereka dalam keterbatasan ‘keluar’ dari zona nyama mereka, bahkan kaum
disabled lebih bisa berprestasi dibandingkan dengan warga normal.
Mungkin karena justru kaum disabled ini sangat tahu diri, sehingga
mereka lebih peka dengan lingkungannya, dan lebih bisa mengespresikan
dirinya untuk bisa ‘dilihat’ sebagai manusia yang sama dengan warga yang
sehat dan normal …..
Tuhan tidak pernah memandang dari segi
fisik bagi semua umatnya. Tuhan hanya ingin kita sebagai manusia selalu
tertuju dan berlindung kepada NYA. Tuhan melihat hati kuta, sebagai
manusia, bukan fisiknya, apalagi materinya. Jika kita beriman kepadanya
dan selalu berserah kepadanya, tidak akan ada lagi kesengsaraan dari
pada NYA. Semuanya akan dihapusnya …..
Wahai semua sahabatku, kaum disabled,
mari kita selalu tersenyum mari kita selalu semangat. Pandang dan
tataplah masa depan kita, dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan
masa depan yang luar biasa. Karena Tuhan tidak pernah merancangkan
kecelakaan pada kita semua, asalkan kita selalui berserah, melakukan
kehendak NYA dan berdoa, semuanya akan ditambahkan kepada kita …..
Salamku dan sahabat2ku kaum disabled, dalam Tuhan …..
Tags: sosbud
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Sebuah Catatan dari Kaum ‘Disabled’ …..”
Posting Komentar