Senin, 28 Mei 2012

Suatu Pagi di Yogyakarta …..




By Christie Damayanti

1338199304674309210
is-ygyakarta.blogspot.com
Pagi yang cerah di Yogya. Aku terbangun antara mimpi dan realitas. Aku selalu bahagia di Yogya, sebuah kota yang merupakan kota asal keluarga papaku, sehingga sejak kecil aku sangat sering kesana. Paling tidak 1x atau 2x per tahun ke Yogyakarta, sebelum aku sakit.

Walau aku mempunyai saudara di sana, tetapi ketika aku atau keluargaku ke Yogyakarta, kami malah selalu bermalam di HOTEL, baik di HOTEL besar berbintang, ataupn di hotel kecil yang nyamn, tergantung konsep berlibur macam apa yang ingin kami lakukan.

*****
Di suatu pagi yang cerah di Yogya sewaktu aku hanya sendiri disana, aku terbangun dalam sebuah kamar di jalan Dagen, sebuah tempat yang sangat aku sukai jika aku hanya sendiri disana, bukan untuk berlibur tetapi memang harus melakukan sesuatu tanpa teman. Aku selalu memilih hotel kecil di Dagen. Beberapa hotel disana sering aku datangi karena aku memang mencari atau men-survey hotel2 kecil yang nyaman untuk bisa dijadikan langganan.

Pagi2 disana memang tidak seperti di Jakarta. Walau tetap saja warga disana sudah sibuk untuk beberes dagangannya di Malioboro atau membuat makanan2 pagi kahs Yogya. Banyak gerobak dorong atau warung2 desa tempatku makan pagi jika disana. Gudeg Yu Djum pun sekarang membuka cabang disana. Semua berlomba untuk mendapatkan kesempatan lebih baik dari hari kemarin …..

Aku membuka jendala kamarku, dan membuka pintu teras kamarku di lantai 2. Matahari sudah tinggi, walau baru sekitar jam 6 pagi. Beberapa pedagang sudah berteriak2, atau mereka mendorong gerobak2nya untuk berdagang. Aku tersenyum, ketika seorang ibu tua menawarkan dagangannya : pecel dengan goreng2annya. Hmmmmm ….. sangat menarik. Aku memintanya keatas, ke kamarku. Aku membeli sebungkus pecel dengan beberapa gorengan sebagai ‘lauk pauk’nya …..

Kemarin pagi, aku berjalan mencari sarapan, diantara gerobak2 itu. Hmmmmm, banyak sekali yang aku suka! Nasi rames dengan lauk pauk nya yang sangat menggoda selera. Ada ayam goreng kremes, jeroan goreng, atau pecel dan beberapa sayur2an yang lain. Minumannya dengan teh hangat, teh khas Yogya yang manis dan legit …..

Ketika sarapan pecel dan gorengannya sudah aku habiskan, aku mandi dan mulai keluar untuk berjalan2 sebelum memulai tugas dan pekerjaanku disana. Hanya sekedar berjalan2 saja. Jam 7 sampai sekitar jam 9 pagi. Sambil melihat2 suasananya, aku sering tersenyum mendengar suara2 yang berlogat Yogya. Pikiranku melayang, ketika aku mengingat bahwa aku ternyata juga sebagai ‘wong Yojo’, tetapi aku tidak bisa beerbicara seperti itu karena aku dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta …..

Seekor kucing ‘memaksa’ anaknya untuk bermain dengan anak kucing lain, ketika si anak kucing tersebut hanya diam saja. Aku jongkok di dekat keluarga kucing tersebut, anak beranak. Semula si induk kucing menatapku dengan was-was, tetapi ketika aku tersenyum dan membelai induk kucing tersebut, mereka menerimaku dengan bersahabat. Bahkan si induk bermanja2 dengan kakiku …..

Aku memperhatikan si anak kucing yang diam saja. Matanya tertutup. Semua kucing dengan wajah yang seperti itu, sangat menarik dan aku sangat ingin menggendongnya, walau aku tahu bahwa mereka bisa menularkan aku bbeberapa penyakit ….. Si anak kucing hanya berdiam diri tanpa respon. Aku menatapnya bingung. Lalu aku pergi, untuk memberikan makanan bagi mereka.

Aku berbicara dengan beberapa pedagang makanan di beberapa gerobak. Mereka menyambutku dengan baik, ketika aku utarakan maksudku, yaitu aku membutuhkan tulang2 ayam dan ikan untuk beberapa kucing di dekat hotelku. Mereka bertanya, mengapa aku peduli dengan kucing2 itu? Aku hanya tersenyum dan mengatakan bahwa aku memang sangat menyukai binatang …..

Sambil bersiul, aku membawa beberapa bungkus tulang ayam dan ikan, dan au meletakannya di sebuah plastik untuk makanan beberapa kucing. Serentak, mereka berebut, termasuk si anak kucing itu ….. ternyata si anak kucing itu sangat kelaparan, sampai dia tidak bisa lagi bergerak, walau sudah di’paksa’ induknya untuk bermain ……

Aku merenung ….. semua makhluk Tuhan itu sama saja. Kelaparan membuat mereka tidak bersemangat untuk bergerak. Kelaparan juga bisa membuat mereka menjadi buas tanpa sebab. Tetapi juga ternyata ada makhluk yang ‘baik’ dan yang ‘jahat’ jika kelaparan. Dan keluarga kucing itu, termasuk keluarga yang baik, yang tidak mau mencuri makanan ( kucing adaah hewan liar yang sering mencuri makanan di rumah2 kita, jika tidak ada orang ….. ).

Sifat2 itu sama juga dengan manusia. Tidak ada bedanya. Sebuah pelajaran baru dari keluarga kucing di jalan Dagen, membuat aku bertambah ‘pintar’, bahwa kita bisa belajar dari dan tentang apaun untuk kehidupan kita dimasa yang akan datang, serta menumbuhkan iman kkita bahwa kita harus terus berjuang bagi kehidupan kita selamanya ……

Aku menyingkir dari keluarga kucing tersebut. Mereka makan dengan lahap. Suara eongannya menandakan bahwa si anak kucing sudah pulih dari kelaparannya dan bersiap untuk mulai bermain dengan teman2nya ……

Aku berjalan lagi, sambil melepas senyum. Seorang tukang becak yang kelihatannya memperhatikanku sejak tadi. Bapak itu tersenyum, membuka topinya sambil menunduk hormat. Aku tertawa, sambil bertanya,

“Kenapa membungkuk hormat seperti itu untuk aku, bapak?”

Beliau mengatakan, bahwa aku adalah wanita cantik yang datang untuk ‘menyelamatkan’ keluarga kucing kurus disana. Aku tertawa, ah ….. ada2 saja bapak itu. Aku melambaikan tanganku, sambil berjalan lagi …..

Pagi di Yogyakarta, menumbuhkan anganku untuk terus menyayangi kota itu. Sebuah kota tempat aku berasal walau aku belu pernah tinggal disana. Sebuah kota tempat cintaku berasal. Dan pernah menjadi sebuah kota yang membuat aku menyesal untuk terus kesana karena sesuatu.

Tetapi sekarang, Yogyakarta tetap menjadi kota kenangan yang terus aku dambakan sebagai kota dan tempat berlibur yang nyaman ….. Dan pagi hari di Yogya adalah sebuah pagi yang selalu ‘lain dari pada yag lain’, dibanding dengan pagi-pagi di kota2 bahkan negara2 yang lain ……

Yogyakarta, tunggu aku untuk terus mencintaimu ……



Tags:

0 Responses to “ Suatu Pagi di Yogyakarta …..”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks