Rabu, 04 Desember 2013
Walau Cacat, Bukan Berarti Kami Tidak Punya Mimpi…
Rabu, 04 Desember 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Walau cacat, tak menyurutkan untuk
berkarya dan terus bersyukur. Bagaimana tidak? Ke’cacat’an bukan berarti
tidak bisa apa2, kan? Memangnya enak, tidak melakukan apa2, tidak
berbicara apa2 dan hanya selalu menyalahkan Tuhan atau orang lain? Lama2
bibir dower karena terus nyinyir …..
Aku itu cacat. Begitu juga banyak
sahabat2ku yang tergabung dalam beberapa komunitas disabled. Kami memang
cacat secara fisik, so what? Memangnya kenapa?
Dalam IDCC ( Indonesia Disabled Care
Community ) merupakan gabungan banyak komunitas disabled. Ada komunitas
tuna netra, tuna rungu, komunitas disbaled yang lain dan termasuk juga
aku dengan sahabat2 yang tergabung dengan komunitas insan pasca stroke.
Ya, aku dan beberapa sahabat, kami adalah insan pasca stroke, yang juga
cacat karena terangnya otak oleh penyakit stroke.
Ketika tahun lalu IDCC menyelenggarakan Hari Disabilitas Internasional
di Car Free Day tanggal 2 Desembar 2012, kali ini IDCC yang
menyelenggarakan sebuah kegiatan inpiratif tentang insan disabled muda
Indonesia dalam NCDA ( National Conference on Disability Awerness ) di
Sampoerna School Educatino ( SSE ).
Aku dan 3 sahabatku insan pasca stroke di Hari Disabillitas Internasional 2012
Tahun lalu aku memang baru bergabung
dengan IDCC. Itu tambah membukakan mataku bahwa pribadi2 inspiratif
ternyata ada di sekeliling kita, tetapi aku atau kita tidak
menyadarinya. Sebagai manusia sehat dan normal seperti aku sebelum
sakit, aku tidak terlalu memperhatikan sekelilingku. Sangat wajar jika
kita hanya bergumul dan berkutat yang terfokus dengan diri serta
keluarga inti kita saja, bukan sekeliling kita.
Aku dan sahabatku terkasih, bu Mardiana ….. Miss u, bu …..
Tetapi ketika kita tidak bisa seperti
itu lagi ( karena keterbatasanku sebagai insan pasca stroke yang lumpuh ½
tubuh sebelah kanan ), pastilah mata hati kita yang terbuka dengan
menutupnya ‘pintu’ mata fisik kita. Sehingga, justru dengan mata hati
kita, akan terlihat jelasterlihat, betapa disekeliling kita banyak yang
lebih susah dan menderita dari kita dan banyak pribadi2 inspiratif akan
lebih membukakan pintu hati kita untuk terus menjadi bersahaja ……
Pribadi beberapa sahabat tunanetra
seperti Dhimaz dan Rhiko yang tergabung dalam komunitas KartuNet, atau
sahabat2 tuna rungu seperi Angky Yudistia dan Chairunisa, atau Habibie
Afsyah yang sudah terkenal sebagai pribadi ter-inspiratif dalam
sepanjang kehidupannya, benar2 bisa mencambuk ku untuk terus berkarya,
berkarya dan terus berkarya untuk menjadi berkat bagi banyak orang,
seperti mereka dan lebih banyak orang.
Aku dan sahabatku Chairunisa ( tuna rungu )
Dari beberapa kegiatan dengan mereka
dalam komunitas IDCC, dimana akupun sebagai kaum disabled karena stroke,
puji Tuhan aku bisa bergandengan tangan dengan mereka dalam berbicara,
memotivasi ataupun untuk sekedar sharing dan saling mendukung. Dari
Univesitas Jakarta ( UNJ ) lalu ke Universitas Paramadina beberapa bulan
lalu, tanggal 7 Desember 2013 besok, aku diminta untuk berbicara di
Sampoerna School Education ( SSE ) bersama NCDA ( National Conference on
Disability Awareness ).
Dimana aku akan berbicara tentang kaum disabled
dalam kehidupan sehari2 sebagai pribadi yang bekerja, serta bagaimana
aku melihat begitu belum pedulinya lingkungan disini dalam menyikapi
keberadaan kaum disabled ( dan insan pasca stroke ).
Aku dan sahabatku dari IDCC dan Habibie Afsyah dan bu Endang ( ibu Habibie ) di UI
Aku dengan sahabat2ku di IDCC di UNJ - April 2013 : Habibie Afsyah, Dhimaz ( tuna netra ) dengan adiknya
Aku dengan Habibie Afsyah dan Andira ( tuna netra, mahasiswa UI jurusan Hukum )
Kepedulianku ini bukan hanya berhubungan
dengan disabled yang sebenarnya tidak ingin di-eksklusif-kan, justru
dengan keinginan kita sebagai pribadi2 yang insklusif, aku akan terus
berusaha untuk pengadaan fasilitas2 disabled sehingga pembauran antara
orang2 normal dengan kaum disabled ( insan pasca stroke ) dapat benar2
bisa terjadi. Karena jika kita kaum disabled yang memang mau berbaur
tetapi fasilitasnya tidak ada, pastinya kaum disabled tidak bisa
bercampur.
Misalnya, trotoar dan pedestrian Jakarta
yang susah untuk kaum disabled berjalan ( untuk kursi roda sama sekali
tidak ramah, atau untuk penyandang tuna netra sangat berbahaya ), tentu
mereka harus naik mobil, dan itu menjadi ‘eksklusif’. Dan itu yang kami
mau perangi. Karena semakin masyarakat peduli dengan kami, semakin
besarlah pribadi2 inspiratif akan menebar inspirasi untuk banyak orang,
sehingga pembauran menjadi sebuah ujung tombak untuk hidup di masa
depan.
1 tahun aku belajar untuk terus menggali
dalam berkarya untuk banyak orang. Dan tahun ke-2 ini, aku terus
berusaha melakukan dengan apa yang sudah aku mulai. Dengan membentuk
sebuah komunitas ‘kelompok pendukung’ dan melakukan ‘roadshow’,
berbicara dari hati ke hati, atau memberikan sedikit fasilitas bagi
mereka berupa kursi roda, aku benar2 lebih mengerti, bahwa ternyata jika
kita terus memberi kepada sesama, hati kita sangat damai dan Tuhan
memberikan kebahagiaan yang berkelimpahan …..
***
Sekali lagi, apa yang bisa kami lakukan
sebgai kaum disabled untuk Indonesia? Banyak sekali! Dan keinginan kami
hanyalah tentang kepedulian sosial. Kami tidak ingin dikasihani. Kami
tdak ingin dianggap ‘wabah’ atau dianggap tidak bisa apa2. Mimpi kami
sama. Sama2 sebagai manusia yang ‘utuh’, walau cacat ( secara fisik ).
Dan mimpi kami juga sama sebagai kaum muda Indonesia, yaitu salah
satunya untuk memegang tampuk masa depan Indonesia. Bersama2 kaum muda
yang normal, KAMI BISA!
Jangan singkirkan kami. Dan jangan eksklusif-kan kami. Mari terus membangun bangsa, dan itulah mimpi kami ……
Selamat Hari Disabilitas Internasional 2013. Tuhan berkati kita semua !
Salam disabled …..
Link tentang disabled :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Walau Cacat, Bukan Berarti Kami Tidak Punya Mimpi…”
Posting Komentar