Kamis, 25 Juli 2013

‘TransJakarta’ : Layu Sebelum Berkembang


By Christie Damayanti

13747296331912015629
www.ciputranews.com

Lagi tentang konsep transportasi umum di Jakarta.

Cerita tentang Trans Jakarta dengan ‘feeder’ nya sebenarnya cukup memberi solusi untuk perjalanan waktu bagi warga Jakarta, terutama para pegawai yang tinggal di pinggiran Jakarta dan bekerja di pusat bisnis Jakarta. Mereka bisa naik ojek atau angkot dari rumah mereka, atau diantar keluarga mereka ke titik dimana ‘feeder’ akan membawa mereka ke halte Trans Jakarta, dan Trans Jakarta bisa melaju dengan cepat ke pusat2 bisnis, tanpa halangan karena memakai jalur khusus, busway. Cukup ok, untukku, sebelum Jakarta berkembang lagi ke arah yang lebih baik.

Ketika aku pernah 3 bulan tinggal di Sydney untuk belajar dan survey serta sedikit riset tentang arsitektur, aku tinggal di seorang arsitek senior, Graeme Goodsell, di Yaralla ( lihat tulisanku Salah Satu Keanehan Dunia Fauna: ‘Platypus,’ Hewan Mamalia Australia yang Bertelur. Agak jauh dari Sydney Downtown.  Jadi ketika dia harus ke downtown untuk bekerja, aku selalu ikut. Tetapi dulu aku merasa aneh, mengapa dia hanya membawa mobilnya sampai di suatu titik lokasi, dan dia meneruskan dengan citybus ke kantornya?

Aku baru mengerti ketika Graeme bercerita, mengapa dia tidak membawa mobilnya ke kantor dan memilih menumpang citybus. Ternyata ada beberapa hal :

1.       Kantornya agak jauh, di selatan Sydney sehingga sama sekali tidak efisien jika membawa mobil kesana karena bensin dan waktu serta lumayan capek jika terhadang macet pada jam2 kerja.

2.       Jika memakai mobil pribadi, parkirnya pun mahal. Disana ( waktu itu ) tetap saja harus bayar parkir walau dia bekerja di perusahaan besar. Selain itu, tempatnyapun sedikit, sehingga susah untuk memarkirkan kendaraannya.

3.      Jika harus meeting ke luar kantor atau harus membeli sesuatu di toko, membawa mobil adalah ‘menyebalkan!’. Bukan hanya parkir mahal, tempat parkirpun jauh. Tidak seperti di Jakarta, yang bisa berhenti mendadak untuk foto copy atau ke minimaket ( padahal tidak boleh seperti itu, lihat tulisanku Jakarta ‘Kota Sejuta Minimarket’ ).

Di Sydney, untuk sekedar membeli roti di toko pinggir jalan, kita harus memarkirkan kendaraan kita di gedung parkir terdekat, atau bisa berhenti di tempat parkir yang sudah tersedia. Selain susah mencari tempat parkir, bayar nya pun mahal, dengan mesin khusus dan dipantau oleh CCTV. Menyebalkan sekali! Sehingga Mr Howard atau semua warga Sydney waktu itu, memilih menumpang citybus atau MRT underground, kemanapun tujuannya. Kensdaraan pribadi hanya khusus untuk keluarga weekend atau emergensi. Mobil bukan untuk gengsi, tetapi lebih kearah efisiensi …..

Dan konsep citybus di sydney, berbeda dengan konsep citybus di kota2 dunia yang lain. Mereka akan menyesuaikan dengan warga dan lingkungannya. Itu kuncinya : mereka mau melayani warganya, untuk kepentingan bersama!

Dan itu pertama kali aku sadar untuk belajar memikirkan konsep tentang perkotaan untuk Jakarta, tahun 1989 dilanjut tahun 1992, sesaat setelah aku lulus S1 sebelum melanjutkan belajar di Perth. Aku mulai mengamati dan mengerti tentang konsep2 perkotaan dan otakku sudah penuh dengan ide2 untuk Jakarta …..
***
Konsep Trans Jakarta dengan jalur khususnya, busway

Konsep Trans Jakarta dengan feeder hampir menyerupai di Sydney, waktu itu. Begitu launching proyek ini, aku agak semangat, bahwa nanti Jakarta akan bergerak seperti itu. Jalan2 busway sudah dibuat dengan masing2 koridor. Halte2nya pun sudah beberapa dibangun. Cukup ideal, walau aku mulai bertanya2, kapan bus Trans Jakarta mulai dapat melayani Warga Jakarta.

Tunggu punya tunggu, ternyata jumlah bus belum sesuai dengan yang diburuhkan. Beberapa koridor tetap kosong, padahal jalan busway dan halte nya sudah mulai ‘digunakan’ oleh yang tidak berhak!

13747297921519348528
megapolitan.kompas.com
Wah, malah bus non-Trans Jakarta yang berada di jalur busway? Bagaimana nih, pak Jokowi?


1374729844658226051
www.tempo.co





Atau mobil2 pribadi yang berada di belakang Trans Jakarta? Coba perhatikan foto diatas, seorang polisi sedang menilang pengendara mobil pribadi, dan dibelakangnya mobil2 pribadi nekad keluar dari jalur busway … ckckck … benar2 seperti di ‘jalan jahiliyah’, Jakarta seperti kota ‘terbelakang’ dengan ketidak-pedulian warganya …..

Busway untuk bus2 kota yang notebene tidak peduli dengan penumpangnya. Berjejal2 dan membuat beban busway menjadi berat, tidak sesuai dengan standard Trans Jakarta. Apalagi bus kota atau metro mini itu selalu mengerem mendadak, sehingga aspalnya akan ‘mengangkat’ yang akan membuat busway bergelombang. Belu lagi mereka masuk bukan dari pintu busway tetapi lewat batasannya sehingga batu2 batas busway menjadi rusak! Dan banyak mobil pribadi dan motor juga masuk ke busway sehingga menambah kesemrawutan konsep Trans Jakarta, sebelum digunakan …..

Bagaimana dengan haltenya? Sama saja! Halte2 yang sedianya memakai pintu2 otomatis sudah rusak berat, bahkan sudah banyak materialnya ( besi2 serta ‘checker plate’ ) dijarah entah kemana, sehingga sudah banyak yang bolong2. Corat coret? Selalu! ( Lihat tulisanku Yang Penting Gue, Kan? Yang Lain, Terserahlah ). Dan Trans Jakarta menjadi ‘layu sebelum berkembang’, seperti hatiku …..

13747298982007161084
www.tempo.co

Penumpang berjejalan dan sering bergelantungan jika ada yang mendorong dibelakang sana. Pintu otomatis sudah rusak sebelum dipakai. Trans Jakarta ‘layu’ sebelum berkembang …..

Setelah koridor2 sudah terisi, Trans Jakarta pernah merupakan alternatif angkutan umum yang lumayan untuk warga Jakarta. Aku sih tetap tidak bisa untuk menumpang Trans Jakarta. Tetapi jika aku bertanya kepada beberapa temanku yang menggunakan Trans Jakarta, ada yang pro dan kontra. Jika pro, bersyukurlah paling tidak Trans Jakarta bisa membuat sebagian warga Jakarta nyaman berkendara. Tetapi yang kontra?

Aku terus menggalli dan bertanya, mengapa? Ada beberapa komplain mereka tentang konsep Trans Jakarta :
1.       Mana yang katanya supir bergaji tinggi sehingga peduli dengan kenyamanan penumpang? Jika halte penuh, tetap saja bertumpuk masuk ke bus, tanpa mengindahkan kenyaman penumpang. Ya, mungkin penumpangnya saja yang mau masuk, begitu sanggahan beberapa orang. Tetapi untuk bus2 negara lain, mereka dengan tegas melarang calon penumpang untuk masuk jika bus sudah penuh, dan mereka harus menunggu bus berikutnya!

“Bus yang berikutnya lama sekali! Waktunya tidak sesuai dengan timeline!”

2.      Haltenya semakin lama semakin tidak terurus! Ga nyaman!.Bahkan banyak bolong2 dan jika kita menungg bus datang, seharusnya kita berdiri di batas garis, dan mengantri. Tetapi? Kita harus berdesak2kan! Bahkan pintu2 otomatisnya sudah rusah dan tidak pernah dibetulkan! Jadi kita sering harus ‘beegelantungan’ menunggu bus, jika kita didesak dari belakang! Waduh ….. berbahaya!

3.      Pada pembelian tiket bus, sering ada pengumuman di depan loket, bahwa ‘bus terlambat’. Katanya lagi, “Ga terlambat saja belum sesuai dengan timeline, apalagi kalau terlambat?”. Wah wah wah …..

1374729960991188528
news.detik.com
Bagaimana jika tidak terlambat? Lalu terlambat berapa menit? Sepertinya, akan sama saja ya?

Jika aku melihat pemakai jalur busway, masih ada yang bukan haknya, seperti motor, mobil bahkan metro mini. Bagaimana tidak terlambat jika pemakai jalur busway sering menghambat Trans Jakarta? Pada kenyataannya, Trans Jakarta pun sering aku melihat berjejer2 pada di jalurnya. Seharusnya, bus2 tersebut ada jeda dengan pengaturan waktu yang sudah disepakati, seperti yang aku tuliskan di ‘Wisata Naik Kendaraan Umum di Jakarta?’ Mimpi, kaleeeeee…

13747300262068209222
www.merdeka.com

Sepertinya sering terdengar bus Trans Jakaarta, rusak dan terbakar. Memangnya, apa yang terjadi?

So? Kapan Jakarta ‘maju’ dalam hal kepedulian masyarakat? Apakah Indonesia mau menjadi negara2 ‘terbelakang’ karena ketidak-pedulian warganya? Jangan-jangan, Indonesia akan lebh ‘terbelakang’ dibanding dengan negara2 ‘dunia ke-3′ sana …..
Salamku …..

Tags: ,

0 Responses to “‘TransJakarta’ : Layu Sebelum Berkembang”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks