Jumat, 08 Februari 2013

Pak Taufik H.Mihardja Mengenalku, Tetapi Aku Tidak Mengenalnya? Waduh …..



By Christie Damayanti

1360307110474810476
Dokumen Pribadi

MODIS Kompasiana kemarin menyisakan sebuah cerita lucu untukku. Tentang Jokowi pasti sudah banyak Kompasianer yang menuliskannya sejak kemarin siang, dan berlanjut sampai siang ini, pasti, dengan reportse atau opinonya masing2. Jadi, aku sih tdak mau menuliskann tentang Jokowi-nya tetapi sisi2 lain yang menarik, paling tidak untukku.

Jam 10 lebih sedikit, aku bersama Valentino sudah datang. Setelah registrasi ulang, kami masuk ke aula. Baru beberapa orang yang datang, dan kami menari tempat duduk yang strategis untuk melihat pak Jokowi serta untuk aku bisa cepat bertanya. Pilihanku jatuh kepada kursi kuning paling depan, dengan pemikiran karena aku bisa cepaat berjalan keluar jika aku harus keluar dan di depan untuk bisa cepat bertanya.

Di baris terdepan, sudah ada seseorang, bapak mungkin seumur papaku, memakai name tag Kompas.com. Aku tersenym kepadanya sambil bertanya apakah aku boleh duduk disebelahnya? Dann beliau membalas senyum serta memp[ersilahkan aku duduk di sebelahnya. Dan Valentino pun duduk di sebelahku.

Bapak itu menyambut tanganku untuk bersalaman dan beliau melihat namaku di bajuku dan mengatakan,

“Wah, saya sering melihat mba Christie di Kompas TV”.

Aku lebih memperhatikan wajahnya serta kalung name tag di dadanya, dan senyumku bertambah lebar. Mataku ‘nyureng2′ untuk mengenalnya lebih baik. Mungkin aku sudah mengenalnya dan lupa, sangat tidak menyenangkan jika otakku error seperti itu. Lupa. Dan sering juga aku bertanya kepada seseorang sambil tersipu malu, berterus terang bahwa ’saya lupa’, jika memang aku benar2 tidak ingat. Begitu pula kemarin. Aku takut bahwa banyak Kompasianer berpikir bahwa aku sombong dan melupakan tali silahturahmi, tetapi sungguh, aku memang sering lupa dan otakku sering error setelah sakitku …..

Aku melebarkan senyumku, sambil memeras otak, 

“Apakah aku pernah bertemu dengan beliau? Duh, ga enak aku,beliau melihat aku beberapa kali ( berarti beliau mengenal aku ), tetapi aku melupakannya” …..

Lalu aku bertanya,    
“Bapak dari Kompas.com ya?” 

( karena aku melihat name tag nya, tetap8i tidak terlihat namanya ).

Dan bapak itu menjawab bahwa belau ada di TV Kompas tetapi beliau tidak menyebutkan namanya ketika aku menanyakannya.

“Saya memang pernah diundang oleh TV Kompas 2 kali”

begitu aku mulai ngobrol. Dan Valentino membetulkan, “3 kali”. Sambil tetap tersenyum dan bapak itu sangat ramah serta sangat ‘membumi’, duduk sendiri, berutat dengan sesuatu tanpa melihat kanan-kiri, seakan2 beliau hidup hanya di dunianya sendiri …..

Setelah beberapa menit, semakin banyak kompasianer yang datang dan mas Iskandar Zulkarnaen memintaku dan Valentino untuk duduk di kursi hijau, depan di sisi kiri, karena katanya kursi kuning adalah tempat untuk wartawan dan media, dan aku pun berpindah di sisi kiri, tetap di barisan pertama, dan meninggalkan bapak itu seorang diri lagi …..

Jokowi pun duduk di kursi di panggung, setelah beliau meyalsmi kerumunan kompasianer serta berjlan di tengah kilatan foto dan kamera wrtawn2 media serta ‘wartawan2′ nitizen, kompasianer2. Setelah Jokowi duduk, di sebelah kanannya Kang Pepih duduk, dan di sebelah kirinya, seorang bapak duduk, dimana aku tidak terlalu melihatnya serta tidak terlalu peduli kepadanya.

Begitu kerumunan wartawan2 itu bubar dan acara dimulai, Valentino berbisik kepadaku,

“Chris, lihat deh, bukannya bapak itu yang tadi ngobrol dengan kita”

Aku memperhatikannya, dan benar sekali, bahwa tadi kita kami sudah berbincang dengannya. Valentino berbisik lagi,

“Waduh ….. ternyata bapak itu memang orang Kompas, dan tahu ga, siapa dia?”

Aku menggelengkan kepalaku sambil lebih memperhatikan kata2 Jokowi dibandingkan kata2 Valentino.

“Dia itu Taufik H.Mihardja, yang membawahi Kompas.com, Kompas cetak dan Kompas TV. Beliau yang menandatangani MOU ( lihat tulisanku ID Kita Kompasiana - MOU: Tanggung Jawab Kami untuk Generasi Muda Indonesia ) antara Kompas.com dengan IDKita Kompasiana!”, 

Valentino menekankan bahwa kita seharusnya mengenali beliau ……

Duuuuhhhhhh …….

What??? Aku memandang Valen tidak percaya, dan seketika itu juga aku tertawa keras2 sampai perutku sakit dan aku memandang Bapak Taufik di panggung, dan beliau mungkin tahu bahwa aku BARU MENGETAHUINYA tentang itu. Aku tersenyum kepadanya, dan beliaupun tersenyum, walau aku tidak yakin bahwa senym itu untukku ……

Sungguh, aku tersipu malu. Valentino ngakak di sebelahku, meledekku terus dan aku benar2 malu. Astagaaaaa …… sudah 2 tahun lebih aku tidak mengenali pak Taufik. Apalagi beliaau yang menandatangani MOU dengan IDKita Kompasiana. Benar2 keterlaluan …..

***

Begitu Jokowi keluar dari aula setelah acara selesai, Valentino cepat2 mencari pak Taufik. Dan dia meminta maaf bahwa kami tidak mengenalinya serta sedikit ngobrol tentang rencana2 IDKita Kompasiana kedepan. Dan Bapk Taufik menyambut positif ajakan Valentino untuk membicarakannya, serta memberi kartu namanya, ketika aku hanya bisa duduk sambil menunggu.

Aku sangat menyesalkan insiden pagi itu. Jika aku mengenalnya, pastilah kami akan banyak berdiskusi tentng banyak hal, apalagi tentang IDKita Kompasiana. Karena sejak pertma, kami belum sempat sowan kepadanya, untuk banyak diskusi tentang MOU tersebut. Dan aku berjanji bahwa aku akan mencari tahu, kapan aku dan Valentino bisa sowan ke kantornya, berkealan sambil bersilahturahmi kepadanya.

Sore itu, ketika Valentino memberikan kartu nama beliau untuk aku data di database IDKita Kompasiana, aku mengirimkan SMS kepadanya,

“Selamat sore pak Taufik, saya Christie, yang tadi pagi kurang ajar sama bapak karena tidak mengenali bapak. Maaf ya pak. Saya mendapat nomor ini dari Valentino, dan jika berkenan, mungkin kami bisa bersilahturahmi sekalian berdiskusi tentang IDKita Kompasiana. Sekali lagi, maafkan kami pak, dan terima kasih. Tuhan berkati!”.

Dan beberapa menit kemudian balasan SMS sudah ada di bb ku. Dan beliau meyambut baik perminta maafku sambil tersenyum ( emoticon ) serta keinginan kami untuk bersilahturahmi.

Hehehe ….. jika beliau marah dan tidak memaafkan kami, bagaimana? Untung beliau memang ‘membumi’ serta memang mengayomi kompasianer2, termasuk aku. Terima kasih Pak Taufik …..

Sekarang, aku menunggu kabar untuk bertemu dengan beliau, dengan harapan MOU kami tentang IDKita Kompasiana akan semakin berkembang untuk pelayanan kepada Tuhan lewat kegiatan ‘Internet Sehat dan Aman’ demi anak bangsa …..

Tags:

0 Responses to “Pak Taufik H.Mihardja Mengenalku, Tetapi Aku Tidak Mengenalnya? Waduh …..”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks