Jumat, 08 Februari 2013
Pak Taufik H.Mihardja Mengenalku, Tetapi Aku Tidak Mengenalnya? Waduh …..
Jumat, 08 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
MODIS Kompasiana kemarin menyisakan
sebuah cerita lucu untukku. Tentang Jokowi pasti sudah banyak
Kompasianer yang menuliskannya sejak kemarin siang, dan berlanjut sampai
siang ini, pasti, dengan reportse atau opinonya masing2. Jadi, aku sih
tdak mau menuliskann tentang Jokowi-nya tetapi sisi2 lain yang menarik,
paling tidak untukku.
Jam 10 lebih sedikit, aku bersama
Valentino sudah datang. Setelah registrasi ulang, kami masuk ke aula.
Baru beberapa orang yang datang, dan kami menari tempat duduk yang
strategis untuk melihat pak Jokowi serta untuk aku bisa cepat bertanya.
Pilihanku jatuh kepada kursi kuning paling depan, dengan pemikiran
karena aku bisa cepaat berjalan keluar jika aku harus keluar dan di
depan untuk bisa cepat bertanya.
Di baris terdepan, sudah ada seseorang,
bapak mungkin seumur papaku, memakai name tag Kompas.com. Aku tersenym
kepadanya sambil bertanya apakah aku boleh duduk disebelahnya? Dann
beliau membalas senyum serta memp[ersilahkan aku duduk di sebelahnya.
Dan Valentino pun duduk di sebelahku.
Bapak itu menyambut tanganku untuk bersalaman dan beliau melihat namaku di bajuku dan mengatakan,
“Wah, saya sering melihat mba Christie di Kompas TV”.
Aku lebih memperhatikan wajahnya serta
kalung name tag di dadanya, dan senyumku bertambah lebar. Mataku
‘nyureng2′ untuk mengenalnya lebih baik. Mungkin aku sudah mengenalnya
dan lupa, sangat tidak menyenangkan jika otakku error seperti itu. Lupa.
Dan sering juga aku bertanya kepada seseorang sambil tersipu malu,
berterus terang bahwa ’saya lupa’, jika memang aku benar2 tidak ingat.
Begitu pula kemarin. Aku takut bahwa banyak Kompasianer berpikir bahwa
aku sombong dan melupakan tali silahturahmi, tetapi sungguh, aku memang
sering lupa dan otakku sering error setelah sakitku …..
Aku melebarkan senyumku, sambil memeras otak,
“Apakah
aku pernah bertemu dengan beliau? Duh, ga enak aku,beliau melihat aku
beberapa kali ( berarti beliau mengenal aku ), tetapi aku melupakannya”
…..
Lalu aku bertanya,
“Bapak dari Kompas.com ya?”
( karena aku melihat name tag nya, tetap8i tidak terlihat namanya ).
Dan bapak itu menjawab bahwa belau ada di TV Kompas tetapi beliau tidak menyebutkan namanya ketika aku menanyakannya.
“Saya memang pernah diundang oleh TV
Kompas 2 kali”,
begitu aku mulai ngobrol. Dan Valentino membetulkan, “3
kali”. Sambil tetap tersenyum dan bapak itu sangat ramah serta sangat
‘membumi’, duduk sendiri, berutat dengan sesuatu tanpa melihat
kanan-kiri, seakan2 beliau hidup hanya di dunianya sendiri …..
Setelah beberapa menit, semakin banyak
kompasianer yang datang dan mas Iskandar Zulkarnaen memintaku dan
Valentino untuk duduk di kursi hijau, depan di sisi kiri, karena katanya
kursi kuning adalah tempat untuk wartawan dan media, dan aku pun
berpindah di sisi kiri, tetap di barisan pertama, dan meninggalkan bapak
itu seorang diri lagi …..
Jokowi pun duduk di kursi di panggung,
setelah beliau meyalsmi kerumunan kompasianer serta berjlan di tengah
kilatan foto dan kamera wrtawn2 media serta ‘wartawan2′ nitizen,
kompasianer2. Setelah Jokowi duduk, di sebelah kanannya Kang Pepih
duduk, dan di sebelah kirinya, seorang bapak duduk, dimana aku tidak
terlalu melihatnya serta tidak terlalu peduli kepadanya.
Begitu kerumunan wartawan2 itu bubar dan acara dimulai, Valentino berbisik kepadaku,
“Chris, lihat deh, bukannya bapak itu yang tadi ngobrol dengan kita”
Aku memperhatikannya, dan benar sekali, bahwa tadi kita kami sudah berbincang dengannya. Valentino berbisik lagi,
“Waduh ….. ternyata bapak itu memang orang Kompas, dan tahu ga, siapa dia?”
Aku menggelengkan kepalaku sambil lebih memperhatikan kata2 Jokowi dibandingkan kata2 Valentino.
“Dia itu Taufik H.Mihardja, yang membawahi Kompas.com, Kompas cetak dan Kompas TV. Beliau yang menandatangani MOU ( lihat tulisanku ID Kita Kompasiana - MOU: Tanggung Jawab Kami untuk Generasi Muda Indonesia ) antara Kompas.com dengan IDKita Kompasiana!”,
Valentino menekankan bahwa kita seharusnya mengenali beliau ……
Duuuuhhhhhh …….
What??? Aku memandang Valen tidak
percaya, dan seketika itu juga aku tertawa keras2 sampai perutku sakit
dan aku memandang Bapak Taufik di panggung, dan beliau mungkin tahu
bahwa aku BARU MENGETAHUINYA tentang itu. Aku tersenyum kepadanya, dan
beliaupun tersenyum, walau aku tidak yakin bahwa senym itu untukku ……
Sungguh, aku tersipu malu. Valentino
ngakak di sebelahku, meledekku terus dan aku benar2 malu. Astagaaaaa ……
sudah 2 tahun lebih aku tidak mengenali pak Taufik. Apalagi beliaau yang
menandatangani MOU dengan IDKita Kompasiana. Benar2 keterlaluan …..
***
Begitu Jokowi keluar dari aula setelah
acara selesai, Valentino cepat2 mencari pak Taufik. Dan dia meminta maaf
bahwa kami tidak mengenalinya serta sedikit ngobrol tentang rencana2
IDKita Kompasiana kedepan. Dan Bapk Taufik menyambut positif ajakan
Valentino untuk membicarakannya, serta memberi kartu namanya, ketika aku
hanya bisa duduk sambil menunggu.
Aku sangat menyesalkan insiden pagi
itu. Jika aku mengenalnya, pastilah kami akan banyak berdiskusi tentng
banyak hal, apalagi tentang IDKita Kompasiana. Karena sejak pertma, kami
belum sempat sowan kepadanya, untuk banyak diskusi tentang MOU
tersebut. Dan aku berjanji bahwa aku akan mencari tahu, kapan aku dan
Valentino bisa sowan ke kantornya, berkealan sambil bersilahturahmi
kepadanya.
Sore itu, ketika Valentino memberikan
kartu nama beliau untuk aku data di database IDKita Kompasiana, aku
mengirimkan SMS kepadanya,
“Selamat sore pak Taufik, saya
Christie, yang tadi pagi kurang ajar sama bapak karena tidak mengenali
bapak. Maaf ya pak. Saya mendapat nomor ini dari Valentino, dan jika
berkenan, mungkin kami bisa bersilahturahmi sekalian berdiskusi tentang
IDKita Kompasiana. Sekali lagi, maafkan kami pak, dan terima kasih.
Tuhan berkati!”.
Dan beberapa menit kemudian balasan SMS
sudah ada di bb ku. Dan beliau meyambut baik perminta maafku sambil
tersenyum ( emoticon ) serta keinginan kami untuk bersilahturahmi.
Hehehe ….. jika beliau marah dan tidak
memaafkan kami, bagaimana? Untung beliau memang ‘membumi’ serta memang
mengayomi kompasianer2, termasuk aku. Terima kasih Pak Taufik …..
Sekarang, aku menunggu kabar untuk
bertemu dengan beliau, dengan harapan MOU kami tentang IDKita Kompasiana
akan semakin berkembang untuk pelayanan kepada Tuhan lewat kegiatan
‘Internet Sehat dan Aman’ demi anak bangsa …..
Tags: Catatan Harian
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pak Taufik H.Mihardja Mengenalku, Tetapi Aku Tidak Mengenalnya? Waduh …..”
Posting Komentar