Selasa, 04 Januari 2011
Manajemen Fisik Kota Jakarta (2)
Selasa, 04 Januari 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Pertumbuhan fisik Jakarta
dalam kedudukannya sebagai pusat kegiatan, menyebabkan kota ini
memiliki kehidupan yg lebih kompleks dibandingkan dgn kota2 lain di
Indonesia. Dan sebagai wujud dari kehidupan Jakarta yg dinamis, dapat
dilihat dari bentuk fisik kota yg semakin berkembang, terutama
pembangunan high rise building ( perkantoran, apartemen, hotel, dll ), perumahan, pergudangan dan industry.
Jakarta terdiri dari 5 wilayah kota
Sebagai Unit Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (
DP2B ), mempunyai kewajiban untuk mengawasi, mengatur dan mengarahkan
pembangunan fisik kota, agar terciptanya kondisi kota yg tertib dan
teratur.Tugas tersebut tidaklah ringan, menyangkut wilayah sekitar +
661,26 km2 ( termasuk Kepulauan Seribu ). Untuk itu dibutuhkan suatu
organisasi yg benar2 efektif dan efisien guna menangani tugas pengawasan
pembangunan fisik kota Jakarta dengan segala aspeknya.
Pengawasan dan
pengendalian tersebut dilakukan terhadap semua unsure dan elmen yg
terlibat dalam proses pembangunan bangunan gedung, yaitu para pelaku (
konultar/ perencana dan pemborong ), bahkan sampai dengan produk2 yg
dihasilkannya, yaitu gambar2 rencna bangunan maupun fisik bangunan
sebagai hasil akhirnya.
Dalam tugas pengawasan,
memang DP2B yg bertanggung jawab, tetapi partisipasi aktis dari
masyarakatakan sangat menentukan keberhasilannya, khususnya didalam
masyarakat mau mematuhi peraturan2 yg teah ditetapkan, baik itu dalam
kapasitasnya sebagai pribadi, kelompok2 masyarakat maupun sebagai
pengusaha. Kebijakan Pemda DKI Jakarta dalam pembangunan fisik adalah
tercapainya lingkungan hidup yg nyaman, aman, tertib dan bersih.
Hubungan antara Pemda dengan masyarakat adalah ‘saling berjabat tangan’.
Pemda mendambakan
inisiatif dan kreativitas dari kalangan professional terhadap perubahan2
atau harapan2 terhadap lingkungan yg ingin dibangun, dan senantiasa
melibatkan diri dalam semua kegiatan dalam proses pembangunan.
Dalam melasanakan fungsi2
tersebut, DP2B mempunyai kepentingan untuk mengakomodasikan berbagai
profesi jasa konstruksi sebagai mitra kerjanya yg diatur secara formal berupa
Surat IzinBekerja Perencana ( SIBP ) dan Tanda Daftar Rekana ( TDR ).
Profesi arsitek, sipil, instalasi dan kelengkapam banguan dikendalikan
dgn SIBP untuk merencana dan ‘mendesain’ kota menjadi ‘tempat hidup’
bagi warga Jakarta yg lebih manusiawi.
Dasar dari penunjukan
sebagai pemberi jaya perencanaan, adanya kepercayaan dari pemberi tugas.
Dari dasar kepercayaan inilah, ada keyakinan bahwa pemberi jasa
dianggap mempunyai intergritas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
penugasan ini dengan baik, secara professional dengan cara yg effisien
dan efektif.
Jakarta yg indah akan membuat kita betah dan lebih meningkatkan kesejahteraan hidup warga kota.
Tanggung jawab profesi jasa konstruksi yg utama adalah keterkaitan dan perhatian terhadap :
Masarakat :
Meskipun tugasnya adalah
menjaga kepentingan pemberi tugas dapat terpenuhi, namun tata nilai yg
digunakan dalam mengambil keputusan atau memberikan saran harus
memandang juga kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang dari
masyarakat secara keseuruhan. Misalnya, membuat perencanaan yg tidak
akan merusak / membatasi kemungkinan adanya peningkatan terhadap
lingkungan di masa mendatang.
Pemberi tugas :
Memastikan kebutuhan dari
pemberi tugasnya, menghasilkan bangunan yg handal dalam waktu dan harga
yg tepat. Menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan biaya bangunan dan
mampu mengatur langkah yg diperlukan untuk member hasil.
Profesi :
Mampu menjaga nama baik
profesi dgn menunjukkan pemberian jasa perencanaan yg efisien dan
terpercaya melalui normal dan nilai perhimpunan profesi sesuai aturan
tata laku kode etik professional.
Perusahaan :
Mampu membina organisasi
yg efektif, dapat dipercaya, antusias dalam suasana yg positis dangan
bentuk kepemimpinan yg menunjang, pendelegasian tanggung jawab dan
otoritas serta mampu mempertanggung jawabkan keputusan yg diambil.
Desain tim :
Memberikan kepemimpinan
yg afektif dgn penekanan pada aspek hubungan manusiawinya, melalui
komunikasi yg afektif, pola keja yg baik, penentuan sasaran yg
diharapkan untuk setiap anggota tim dan mendorongnya utk memberikan
kontribusi yg terbaik.
Semua pelaku pembangunan :
Memiliki pengetahuan
mengenai industry konstruksi dan berbagai ragam teknologi yg relevan dan
terbaru untuk efisien hasil yg dituju.Terhadap proses utk memberikan kekuatan hukum, harus mengkoordinasikan semua pihak yg akan menentukan
perijinan, pihak yg akan terpengaruh oleh proyek dan pelaksanaannya.
Langkah ini membutuhkan kemampuan utk menjelaskan kepada berbagai pihak
mengenaik lingkup dan tanggung jawab masing2.
Dari beberapa tinjauan
mengenai tanggung jawab professional jasa konstruksi, baik sebagai
akibat dari diterimanya pengakuan untuk berprofesi jasa kontruksi maupun
terhadap kondisi keadaan yg melatar belakangi industry konstruksi dan
pertimbangan aspek profesi jasa, membutuhkan suatu sikap dan kesungguhan
untuk selalu menjalankan tugas profesinya dgn integritas dan
kepentingan nasional. Persaingan dalam berbagai aspek selalu akan
menyentuh pada aspek etika dan ketegaran kepribadian dalam menghadapi
berbagai godaan.
Dengan melibakan potensi
masyarakat melalui mekanisme SIBP, pada hakekatnya pembangunan di
Jakarta baik dari segi positif maupun segi negative, bukan semata2 hasil
karya Pemda DKI saya, melainkan suatu hasil karya bersama antara
masyarakat profesionak daam bidang teknis bangunan maupun Pemda.
Walaupun secara teoritis
telah diupayakan pengaturan sedemikian rupa, namun demikian disadari
bahwa masih banyak kelemahan yg terjadi sehingga menghasilkan bangunan2
yg kurang tertib di lapangan. Untuk itu Pemda DKI harus terus menerus
melakukan perbaikan system serta mekanisme, baik yg menyangkut intern
Pemda maupun kaitannya dgn para professional bidang teknis bangunan
serta masyarakat pada umumnya.
Catatan hati :
Sepertinya, hubungan
antara Pemda dan masyarakat, seperti ‘jigsaw’ Seperti ada yg ‘hilang’.
Seharusnyalah,potongan2 tersebut tidak ada, semua ‘lengkap’ untuk
kesejahteraan kita bersama.Jangan ada ‘oknum’ untuk memperkaya diri
sendiri ….. I hope … !!
Tags:
Jakarta
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Manajemen Fisik Kota Jakarta (2)”
Posting Komentar