Senin, 24 September 2012

Hati Perempuan Pekerja Luar Negeri…



By Christie Damayanti

1348462623446799926
Dokumen Pribadi

Medio awal bulan Juli 2012 lalu …..

Agak bingung ketika kami berlima menuju kawasan Orchard Road, tempat ’surga’ belanja yang sudah mulai pudar ( lihat tulisanku ‘Orchard Road Singapore’ sebagai Surga Belanja, Tidak Menarik Lagi ….. ). Macet - cet. Benar2 macet. Kami berlima naik 2 taksi, padahal masih pagi, baru sekitar jam 8 pagi. Kami memang sengaja pagi2 kesana untuk aku mengambil foto2 cantik mumpung belum banyak orang, tetapi eeeehhh ….. ternyata malah macet …..

Taksi kami turun di Lucky Plaza, memang tempat turunnya taksi dan juga tempat favoriteku untuk membeli cinderamata untuk oleh2. Dan ternyata fokus macet itu memang di Lucky Plaza. Dan ketika aku turun dari taksi dengan kursi roda, sudah banyak mata memandangiku, dengan ‘bahasa mata’ simpatik dengan keadaanku, bukan meremehkan …..

Aku tidak tahu, apa yang terjadi, mengapa mereka antri dan hampir semua perempuan, berdandan agak ‘lebih’ ( bukan dandan sehari2, dengan make-up yang banyak yang menyolok ) dan beberapa kelompok bergerombol untuk bercanda atau membicarakan sesuatu. Ada apa ya? Naluri ‘wartawan amatir’ ku iseng ingin tahu, apa sih yang membuat semua ‘numplek-plek’ di Lucky Plaza …..

Sebelum kami berjalan2 di sepanjang Orchard Road, kami mampir ke Lucky Plaza. Aku ingin tahu sekali, apa apa sebenarnya. Apakah demo perempuan? Atau apa? Penuh sesak, bahkan anak2 cemberut ketika aku mengajak mereka masuk. Tetapi, sungguh aku penasaran. Mau bertanya, mereka sibuk sendiri2, aahhh ….. cari tahu saja sendiri, pikirku.

Hampir semuanya perempuan. Dari penampilannya, mereka adalah perempuan Asia. Dari bicaranya, aku mendengar banyak yang dari Indonesia dan Malaysia ( bahasa Melayu ). Tetapi beberapa berbahasa Tagalog ( Filipina ) dan China. Sedikit yang berbahasa India dengan memang orang India dengan dandanannya yang khas. Dan beberapa perempuan tersebut berbahasa berbahasa Inggris, walaupun bahasanya kacau balau ….. Dan aku banyak tersenyum, ketika mereka memandangku, walau setelah itu mereka sibuk lagi denganlawan bicaranya, sebelum aku sempat bertanya.

Aku berputar sampai lantai 4 Lucky Plaza, dan ternyata pusatnya adalah di sebuah bank dan tempat pengiriman uang internasional. Cepat2 otakku berputar ( ternyata stroke-ku tetap bisa memikirkan ’sesuatu’ dalam waktu cepat ), ini tanggal berapa ya? Wah, tenyata hari itu memang tanggal 1 Juli 2012. Padahal tanggal 1 Juli 2012 adalah hari Minggu ( makanya aku bergegas ke Orchard Road sebelum banyak warga Singapore membuka toko2 mereka sepulang dari Gereja mereka ), tetapi ternyata bank dan tempat pengiriman uang internasional tetap buka untuk melayani para pekerja yang hendak mengambil gaji dan mengirimkan uangnya ke negara mereka masing2 …..

1348462699179757508
1348462740506134542

Ini semua para pekerja yang sedang menunggu gaji mereka untuk diambil dan di transfer ke keluarga mereka masing2 …..

Ya, waktu itu memang tanggal 1 Juli, hari gajian mereka. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya di Jakarta ( para pekerja ), tetapi yang aku tahu, beberapa perusahaan selalu memberikan gaji dengan transfer ke masing2 rekening sekitar tanggal 1, tetapi bank tidak pernah buka untuk melayani nasabahnya. 

Mereka ( termasuk aku, sebagai pekerja ) bisa mengambil uang kapan saja jika melalui ATM, tetapi tidak bisa melalui bank jika hari Sabtu dan Minggu. Dan aku tidak pernah tahu, bahwa di Sabtu atau Minggu, pekerja2 menstransfer uang gajinya, sesegera mungkin untuk keluarga mereka di kampung …..

1348462772768044642
Antrian yang teratur …..

Singapore adalah memang sebuah negara kecil yang ‘kaya’. Benar2 sebuah negara ‘kaya’ dengan pendapatan per-capita sekitar US$ 49.700, Singapore mampu untuk ‘mengambil’ tenaga2 kerja ke negara2 Asia yang lain, termasuk Indonesia. Dan aku melihat waktu itu, bahwa kehidupan meeka, perempuan2 yang bekerja di Singapore, lebih nyaman dengan tingkat penghidupan mereka …..

Sambil menunggu antrian mereka, semua dari mereka sangat patuh mengantri ( tetapi aku tahu dan melihat sendiri, bahkan temanku yang sudah lama hidup di luar negeri, yang selalu antri dengan tertib, mereka akan desak2an jika kembali ke Indonesia ). Satu demi satu, mereka akan keluar tanpa harus berdesak2an sampai harus di tegur oleh pada pengaman bank atau petugas satpam pengiriman uang.

13484632761357353705

Penuh sesak para pekerja luar negeri di Lucky Plaza, Singapore …..

Perempuan2 itu memang sebagian merupakan ibu2 dengan anak2 yang ditinggalkan di negaranya masing2. Beberpa dari mereka, sambil menunggu antrian mereka, mereka berbelanja buku2 dan mainan anak2 yang memang sedang ada pameran dan ada diskon di Lucky Plaza. 

Aku anya termangu, ketika aku membayangkan jika aku berada di antara mereka seorang perempuan yang harus bekerja keras untuk membiayai kehidupan keluargaku, yang harus meninggalkan anak2ku. Aku melihat tatapan mata sendu seorang perempuan pekerja yang merindukan anaknya dengan memberikan beberapa buku anak2 yang terlihat masih balit dengan buku2 belajar A-B-C …..

1348463345789274281
Ibu2 pekerja membelikan buku2 untuk anak2nya sebagai oleh2 dari Singpore …..

Lalu juga seorang perempuan bekerja yang sedang memilihkan anak balitanya, baju cantik untuk dikirimkan ke rumahnya. Hatiku sediit bergetar, ketika seorang perempuan pekerja memanggil seorang anak untuk mengepaskan baju untuk anaknya sambil mematut2 untuk menyesuaikan fisik anaknya, yang mungkin sudah lama tidak di lihatnya …..

Ada juga perempuan pekerja yang masih single, bergerombol sambil memandang sekelompok pemuda. Ya, sebuah pemandangan yang normal, ketika saling ketertarikan antara perempuan dengan laki2. Pun, beberapa perempuan aku melihatnya, justru terbalik dengan perempuan2 pekerja yang sudah aku ceeritakan diatas.

Beberapa perempuan pekerja, berdandan ala ‘hippie’ atau baju2 mereka ‘kesempitan’ ( atau sengaja sempit untuk memperlihatkan lekuk tubuhnya? ) dengan ‘tank-top’ seperti anak ABG. Buat aku, jika ABG sih ok-ok saja, tetapi untuk perempuan dewasa denganmemakai ‘tank-top’ ketat dengan gayanya yang seronok, dan dandanan ‘berat’ seperti itu, sangat membuat mataku gerah …..

Sampai anak2ku bosan dan minta kita mulai berjalan2 di sepanjang Orchard Road, antrian dan kerumunan pekerja2 itu masih banyak, bahkan bertambah lagi. Mungkin memang hanya bank dan tempat pengiriman uang di Lucky Plaza ini yang buka, secara menurutku, semua pekerja di Singapore tumplek-plek di Lucky Plaza, hari itu …..

1348463466668174703
Pekerja yang menunggu antrian, sempat menelpon atau bergerombol.

Tidak banyak yang aku bisa ceritakan, hanya sedikit pandangan mata, karena memang tujuanku kesana hanya untuk berjalan2. Tetapi dengan sedikit cerita ini, hatiku tersadarkan bahwa betapa beruntungnya aku dan sebagian perempuan2 yang bisa terus berkumpul dengan anak2 dan keluarga walau tetap bisa bekerja untuk menafkahi anak2nya, seperti aku. 

Betapa beruntungnya aku bisa selalu bertemu dengan anak2ku …..

Jika ada petugas bandara Soekarno Hatta dan petugas2 penyalur tenaga kerja ( yang katanya sering membuat susah mereka ), aku bisa bersaksi, bahwa bukan hanya uang yang para pekerja itu harapkan untuk kehidupan mereka, tetapi hati mereka juga merupakan asset. 

Bahwa mereka dengan bekerja keras, tetapi mereka juga harus menjaga hari untuk bisa selalu berusaha tidak ‘down’ berpisah dengan keluarganya. Mereka harus dilindungi ….. mereka harus dirangkul ….. mereka harus terus disemangati, bukan hanya mereka bisa mendatangkan devisa untuk negara mereka, tetapi mereka benar2 adalah pahlawan negara, paling tidak pahlawan untuk keluarganya …..

Tuhan memberkati mereka dan kita semua …..

Salamku …..

Tags: ,

0 Responses to “Hati Perempuan Pekerja Luar Negeri…”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks