Senin, 19 Agustus 2013

‘Ga Etis Menonjolkan Etnis Bangsa Lain untuk Jakarta? Bagaimana tentang Sejarahnya? Ah …



By Christie Damayanti

1376896525628168608
www.tempo.co
‘Rumah Cantik’ ( dulu, sekarang sudah diroohkan! ) di jalan Cik Di Tiro

Bukan berarti aku tidak ‘menghormati’ Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia ( seperti yang dikatakan oleh seorang kompasianer di komentar sebuah artikelku  ) dan dinilai tidak etis karena mengetengahkan tentang etnis China dan Belanda sebagai salah satu tema wisata di Jakarta, tetapi sebuah konsep kota, garuslah melihat sejarah dan perkembangan kota tersebut lalu dikolaborasikan dengan budaya lokal, untuk menjadikan kota tersebut mampu ‘menjual diri’ sebagai kota dunia, salah satunya tujuan untuk wisatanya. 

Dan Jakarta sudah ‘terlanjur’ sebagai bekas jajahan Belanda sekitar 3,5 abad, dan 3,5 tahun oleh bangsa Jepang, serta pedagang2 China berdagang di indoesia ( salah satnya Jakarta ), sehingga semuanya menjadikan Jakarta sebagai ‘multi-culture’ ( lihat tulisanku ‘Multi-Culture’ : Betawi, China Town dan Dutch Town untuk Tujuan Wisata Jakarta : Konsep Dariku, Mungkinkah? ). Dan ini menjadikan kota Jakarta bagian dari sejarah dunia ……

Walau kita sempat membenci warga penjajah ( waktu dalam penjajahan ), tidak benar jika kita bisa menghapus sejarah kelam kota Jakarta ataupun bangsa Indonesia karena kita MEMANG dijajah selama itu, dan ‘hasilnya’ pun ada! Secara fisik kota, banyak sekali bangunan2 konsep Belanda dan secara arsitektural sebenarnya sangat indah. Begitu juga bangunan2 China. Sayang tidak terlihat bangunan2 Jepang. Dan ini berrti, Jakarta sebagai ibukota negara, akan bisa mengembangkan sebagai kota untuk wisata sejarah, bagi warga Belanda dan China.

Tidak juga berarti sekarang bagi orang2 yang tidak berkenan ( terus-terusan ) dan benci kepada etnis penjajah, bisa membumi-hanguskan sejarah kota, khususnya fisik kota, dengan bangunan2 khas Belanda dan China, secara dunia sangat menghargai dengan kehidupan masa lampau dan sejarah sebuah kota, yang di beberapa negara justru sejarah kotanya menjadi ’situs’ dan ‘artefak’ bagi dunia dan akan menjadi peninggalan bagi keturunan2 kita.

***

Setelah ratusan artikel tentang Jakarta, serta beberapa artikel tentang konsep pengembangan dan potensi wisata Jakarta, berikut ini aku ingin mengatakan bahwa Jakarta benar2 mempunyai potensi wisata yang luar biasa! 

Dari ‘Batavia kota Tua’ dengan bangunan2 Belanda, ‘China Town’ dengan konsep dan pengelolaan yang bisa membuat Jakarta dalam sejarah perdagangan China, sampai kantong2 kecil wisata ‘Pedestrian City’, seperti di Pasar Baru, ( konsep ) Tanah Abang di tulisanku  Menampung ‘PKL Tanah Abang’: Sedikit Konsep Dariku dan ( konsep ) Glodok-Gloria di tulisanku Karakteristik Jakarta Itu Apa, Sih? Mimpikah Jika ‘Merenovasi’ Gloria - Glodok?. 

Dan sekarang, ada ‘berlian’ yang belum diasah sebagai potensi wisata Jakarta, yaitu ‘Kampung Belanda  Menteng’ dengan rumah2 asli Belanda sebagai salah satu sejarah kota Jakarta …..

Ketika kita berjalan2 di sekitar ‘perumahan’ elite Menteng, memang sudah banyak rumah2 kuno yang dirobohkan serta membangun yang lebih modern. Sebenaranya sayang sekali! Aku sangat mengerti ketika lebih banyak orang yang tidak tertarik dengan situs2 kuno, dan lebih mencari konsep modern. Dan konsep2 modern itu buatku tidak lebih bermakna dari sebuah sejarah kota, apalagi kota Jakarta yang sudah menjadi buah bibir dunia, dari yang positi sampai pun yang negatif.

1376896586489192833
ruangbaca.com
1376896622922846886

Terlepas dari kawasan Menteng sekarang ini sering banjir di ttik2 tertentu, menten masih menjadi ‘rebutan’ bagi kaum kaya di Jakarta untuk bertempat tinggal. Bukan hanya ‘asri’nya saja, tetapi karena Menteng dari dahlu merupakan tempat ‘kaum kaya’ sehingga mampu menaikkan prestisius jika ita bertempat tinggaldi Menteng …..

Beberapa bangunan kuno dengan arsitektur peralihan yang masih dirawat dengan cukup baik.

13768966801195256776
1376896711646504859
Beberapa bangunan Art Deco di Menteng yang mulai tidak dirawat, sehingga sebentar lagi akan ‘tidak terawat’ . Sayang sekali, padahal bangunan tersebut sangat cantik …..

1376896759937115582
13768968111705097337
megapolitan.com



Salah satu bangunan yang sudah tidak dirawat, bahkan ‘rumah cantik’ jalan Cik Di Tiro sudah dirobohkan …… Duh, sebagai arsitek aku benar2 ‘menangis’ melihat bangunan cantik yang di eksekusi …..

Tetapi masih banyak pemilik rumah atau keturunannya yang mempertahankan rumah2 kuno mereka dengan arsitektur Belanda dan Eropa pada umumnya, bahkan justru memugarnya untuk dijadikan tempat tinggal yang cantik, apik dan penuh dengan sejarah!

Awasan Menteng mulai dibangun sejak tahun 1920, dikenal sebagai kawasan ‘Weltreveden’, dari wilayah Gambir sampai Pejambon, pada waktu sekarang. Konsepnya adalah membangun perumahan orang2 Eropa yang pada waktu itu dalam pemerintahan Kolonial Belanda, serta untuk orang2 pribumi dengan strata sosial menengah keatas. Arsitekturalnya bergaya campuran masa peralihan dengan type ‘Oud-Indische Huis’ yang berhalaman luas dan serambi depan dan belakang selebar rumahnya.

Kawasan Menteng memang sangat asri dengan pepohonan2 tua-nya sejak jaman itu ( memang dipertahankan dan tidak boleh ditebang sampai sekarang, walau sudah banyak yang melanggarnya ). Karakteristik secara arsitekturalnya sangat menonjol. Bangunannya mempunyai atap tinggi, karena konsep awalnya adalah ‘PANAS’. 

Dengan Jakarta di negara tropis dan orang2 Eropa sering tidak tahan panas, mereka membangun atap rumah dan plafond tinggi untuk angin masih dan konsep jendela2 besar dengan ‘cross-ventilasi’ nya yang membuat rumah itu menjadi nyaman bagi si empunya rumah …..

Secara arsitektural, rumah2 Eropa merupakan gaya dan langgam di kawasan Menteng ini, tetapi ada juga unsur budaya lokal dengan detail2 yang berakar dari arsitektur tradisional Indonesia, serta gaya Art-Deco dan modern tahun 1930-an, membuat kawasan Menteng ini cantik untuk potensi wisata Jakarta.

“Memang bagaimana cara ‘menjual’ Jakarta dengan potensi Kawasan Menteng ini, dan apa sih, yang menarik? Secara sudah banyak kota2 Eropa yang klasik dan cantik dengan bangunan2 bergaya kuno?”

Ya! Memang banytak yang berkata seperti itu! Tetapi beda dengan Jakarta dan Eropa adalah tentang SEJARAH nya, serta konsep sebagai NEGARA TROPIS dan kota MULTI-CULTURAL! Itu yang membedakan, dan justru itu yang DICARI oleh wisatawan2 Eropa! Bahwa nenek moyang mereka pernah menjajah Indonesia, dan bangunan2 mereka masih dan bahkan menjadi ‘museum’ kota Jakarta! Potensi wisata yang sangat menarik!

Sebagai urban planner, walau hanya sekedar ‘mimpi’ untuk Jakarta, aku melihat potensi2 Jakarta itu sangat banyak, salah satunya potensi wisata. Sedikit konsep untuk Kawasan Menteng dariku :

1.       Kawasan ‘Weltervreden’ harus di’sisir’ dahulu untuk menentukan bangunan2 yang mana yang bisa dijadikan ‘tempat’ wisata’. Bukan harus bisa dimasuki oleh wisatawan, tetapi bisa juga hanya sekedar mereka melihat2 dari luar saja ( jika bangunan itu sebagai rumah tinggal pribadi ).

2.       Bangunan2 tersebut mulai di’dandani’ atau dipugar, tetapi tidak merusak bangunan aslinya. Dibersihkan dan lingkungannya di tanami pepohonan baru untuk menambah semarak bangunan tersebut.

3.       Untuk bangunan2 umum, selain di dandani, diharapkan wisatawan bisa dan boleh masuk kedalam untuk mem-footo momen2 nenek2 moyangnya mungkin tahu tentang bangunan itu

‘Ketika aku ke Belanda dan menginap di tempat teman penaku di Maasslaand, ternyata nenek moyang mereka pernah tinggal di ‘Weltervreden’ dan salah satu keluarga melahirkan di RS PGI Cikini yang memang sekarang ini memasuki usia 110 tahun, untuk sebuah rumah sakit …..

Dan ketika mereka berkunjung ke Jakarta, kami mengantarkan mereka ke RS PGI Cikini dan mereka foto2 untukdiperlihatkan kepada oma dan opanya, yang dulu lahir di sini …..’

Sehingga jika memang demikian, bangunan2 kuno tersebut menjadikan ‘ikatan erat’ jejak sejarah bagi Belanda - Indonesia …..

1376896891809669604
rspgicikini.org
13768969441843691345
id.wikipedia.org
1376897000963494800

Bukan kah rumah Raden Saleh ( RS PGI Cikini ) ini sangat cantik??? Sangat sayang, jika gedung ini ini tidak dirrawat, dan ‘menghilang’ karena dimakan ngengat dan egoisme manusia semata …..

4.       Bangunan2 sejarah yang mungkin bisa di pugar dan menjadi tempat wisata adalah :

a.       Gedung N.V. de Bouwploeg ( sekarang Mesjid Cut Meutia )

137689704129677815
wikipedia.org
13768970801704176951
coretan-muamar.blogspot.com
Gedung Mesjid Meutia yang cantik …..

b.      Gedung Bataviasche Kunstkring ( sekarang kantor Imigrasi )

c.       Gedung Nassaukerk ( sekarang Gereja St. Paulus dan Gereja Theresia )

d. Gedung Rumah Raden Saleh ( RS PGI Cikini ) - Lihat tulisanku Konsep Rumah Sakit Taman, Persembahan untuk Jakarta

e.      Dan yang lain, seperti Gedung Dirjen Kebudayaan atau Gedung Sekolah Canisius ( bagian dalam ), dan sebagainya.

Tulisanku berikutnya adalah membangun konsep Kawasan Menteng sebagai potensi wisata Jakarta. Dan tulisanku ini masih terus bersambung …..

Bersambung …..

Tags:

0 Responses to “‘Ga Etis Menonjolkan Etnis Bangsa Lain untuk Jakarta? Bagaimana tentang Sejarahnya? Ah …”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks