Kamis, 28 Juni 2012
Teknologi Modern Tetap Terkalahkan, dengan Lomba ‘Jadul’ Seperti Ini …..
Kamis, 28 Juni 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sangat disayangkan, bahwa kemajuan
teknologi menyebabkan banyak fasilitas2 ( materi dan sosial ) menjadi
‘menghilang’ dari peredaran. Memang sudah selayaknyalah, kemajuan
teknologi menjadikan manusia lebih baik dan ‘makmur’ dari manusia2
‘jadul’. Seperti misalnya, inernet yang merupakan kemajuan teknologi
yang luar biasa yang menjadikan sebuah dunia ada di genggaman masing2
pribadi. Bahwa dengan satu pencetan ‘klik’ pada sebuah bb atau
smartphone atau gadget yang lain, maka dunia terpampang di depan kita
…..
Internet adalah salah satu kemajuan
teknologi yang merupakan dunia masa depan. Anak2 kita memang HARUS
mempelajari teknologi ini, dan pada saatnya kita sebagai orang tua akan
terus tertinggal, dan mereka, anak2 kita, akan terus melesat, terus
menuju masa depan mereka. Sangat wajar dan sangat dimengerti tentang
‘dunia masa depan’ bagi anak2 kita.
Tetapi untukku, tidak seharusnyalah kemajuan teknologi menjadikan anak2 kita sangat ‘terkungkung’ dengan keegoisan mereka.
Dengan adanya dunia dalam genggamannya, mereka ternyata terus hanya mau
( atau hanya ‘bisa?’ ) menekuni smartphone-nya, tanpa memperdulikan
lingkungannya.
Dan sebagai orang tua, kita harus terus mendidiknya,
bahwa sebuah kemajuan teknologi bukan hanya untuk masa depan
mereka saja, tetapi sebuah teknologi juga harus memberikan manfaatkan
besar untuk kehidupan mereka, baik jasmani dan rohaninya. Sebuah
kemajuan teknologi, ternyata tidak untuk kemajuan ‘kepintaran’ mereka
saja, tetapi justru juga harus lebih ‘mengasah’ iman dan kepedulian
mereka tentang lingkungan …..
Banyak yang aku ingin lakukan untuk masa depan anak2 kita. Tapi yang mau aku katakan di tulisan ini, adalah ’seberapa tahu dan mengerti-kah, anak2 dan remaja tentang dunia komunikasi?’ Karena
dunia komunikasi sekarang ternyata sama dengan dunia komunikasi
‘jadul’.
Bedanya, komunikasi sekarang hanya tinggal memencet tombol2 di
bb atau smartphone dan dalam hitungan detik langsung diterima di belahan
dunia lain, tetapi komunikasi ‘jadul’ akan memakan waktu berhari2 bahkan bulanan dan mempunyai nilai seni yang tinggi …..
Mungkin untuk mengingat kembali, bahwa
tetap banyak anak2 dan remaja kita ingin terus menulis ( bukan mengetik
di bb ), dan ingin terus beerkirim surat dengan memakai prangko, pada
tulisanku Internet atau Menulis Surat? ).
“Tante, prangko itu buat apa sih? Gimana cara memakainya?”, beberapa orang anak berumur sekitar 6 - 10 tahun bertanya.
Beberapa anak2 dan remaja justru tidak mau ikut lomba mewarnai, tetapi lebih senang mengamati prangko2 Disney-ku …..
Pertama kali aku mendengar pertanyaan
itu, hatiku sangat miris. Tetapi aku sadar, bahwa mereka memang hidup di
dunia yang tidak ada prangko di sekeliling mereka. Kartu2 ucapan
sekarang berupa kartu elektronik. Bahkan surat2 resmi pekerjaan pun
sekarang di cap, bukan dibubuhi prangko. Sayang sekali ……
Anak2 dan orang tuanya dengan sangat serius mengamati prangko2 Disney …..
Aku tidak mau membahas detail tentang prangko, akan sangat banyak nantinya. Sedikit saja, bahwa sebuah
prangko di desain sedemikian rupa oleh orang2 yang berkompeten yang
belajar seni grafis ( sarjana ) sekian tahun dan menunjukkan
integritasnya sebagai seorang ’seniman’. Tidak main2! Detailnya sangat
cantik, walau hanya berupa sekeping prangko.
Dan inilah yang merupakan
sebuah seni yang tinggi, yang merupakan fasilitas berkomunikasi
masyarakat ‘jadul’ ……
Konsep aku menggelar pameran tunggal kemarin ( lihat tulisanku Pameran Tunggal-ku yang Pertama : ‘Wonderful Philatelic & Collectible of Disney’)
adalah bukan semata2 untuk ‘narsis’ memamerkan sebagian koleksi benda2
filateli-ku, tetapi aku ingin mengajak anak2 dan remaja untuk mulai
mengerti dan sedikit ‘respek’ tentang dunia prangko.
Bahwa
prangko2 itu sudah di desain sedemikian rupa dengan dedikasi yang
tinggi, dan aku ingin anak2 dan remaja mau sedikit melihat apa yang ada
di dalam sebuah prangko.
Beberapa remaja pun mulai mengamati prangko Disney, malah ada yang memfoto satu demi satu prangko2 Disney-ku …..
Tema Disney adalah tema anak2 dan
sebagian remaja. Tidak banyak filatelis2 yang mengkoleksi tema ini.
Justru inilah kesempatanku, bahwa dengan Disney, aku ingin mengajak
anak2 dan remaja tahu dan mengerti bahwa prangko bukan hanya sebagai
alat bayar saa dan bukan hanya di desain dengan formal saja, tetapi
prangko juga merupakan ‘dunia anak2′ yang cantik, menarik, lucu, apik
bahkan sangat ‘fun’.
Dan ternyata mataku ‘menangkap’ apa yang aku
inginkan. Bahwa anak2 dan sebagian remaja ingin tahu dan tertarik
tentang prangko pada pameran tunggalku …..
Ditambah lagi, bukan hanya benda2
filateli bertema Disney saja yang aku pamerkan, tetapi juga benda2
koleksi bertema Disney ( collectible ) untuk menarik anak2 dan remaja.
Juga dengan aku menggelar lomba mewarnai untuk anak2 ( dari belum
sekolah sampai SD ) dan remja ( SMP ), aku yakin bahwa mereka bertambah
tertarik, ditambah hadiah2 langsung dan hadiah2 bertema Disney jika
mereka menang. Semuanya gratis ……
Salah satu yang menarik mereka adalah berfoto dengan manekin2 yang aku pakaikan baju2 anak2ku sewaktu mereka masih kecil …..
Baju2 anak2ku sewaktu mereka masih kecil, aku pakaikan di manekin2 yang ternyata menarik untuk anak2 dan remaja …..
Selama 10 hari pameranku, aku mengamati.
Jika pertama kali mereka datang dan kita menawari mereka untuk lomba
mewarnai, mereka mulai melihat2 prangko sesuai dengan gambar yang mereka
pilih. Ada 3 gambar yang harus mereka pilih : Mickey Mouse dan Minnie
Mouse- Snow White, Aurora dan Belle - Kwik Kwek Kwak, keponakan Deasy
Donald. Dan dari inilah, aku mendapat pertanyaan seperti yang aku tulis
diatas tadi …..
Mba Vema yang mengajari ketiga bidadarinya serta seorang ibu mengamati anaknya dalam mewarnai …..
Keluarga yang menunggui anak2nya mewarnai, sangat harmonis …..
Dalam kenyataannya, dengan adanya
lomba mewarnai ini bisa membuat kedekatan orang tua dan anak2. Dalam
kebersamaan liburan Lebaran ini, menginspirasi kita bahwa teknologi tetap terkalahkan dengan kebersamaan lewat lomba2 ‘jadul’ seperti ini …..
Dengan kenyataan bahwa masyarakat
Indonesia belum menghargai sebuah museum serta juga mereka belum
menghargai benda2 filateli termasuk prangko, setidaknya inilah yang aku
bisa persembahkan sebagai wanita yang dalam keterbatasan. Dengan
pengunjung yang menulis di Buku Tamu 136 orang dan membawa teman dan
keluarganya, lebih dari 500 orang, serta nak2 dan remaja yang mengikuti
lomba mewarnai sekitar 150 orang, pameran ini sungguh berhasil.
Keberhasilanku dalam pameran ini bukan hanya diukur dari jumlah
pengunjungnya saja, tetapi diukur dari kenyataan bahwa anak2, remaja
bahkan orang dewasa yang mulai tahu dan mengerti tentang ‘apakah itu
prangko’, dan beberapa di antaranya bahkan ingin ikut dalam komunitas
filateli ini …..
Di atas kursipun jadi, ketika anak2
tidak mau dipisahkan dengan ayahnya karena ayahnya sedang tidak bisa
duduk di lantai ….. *sedikit terharu melihatnya* …..
Bahkan, aku menjanjikan banyak prangko
bagi mereka yang sungguh2 datang pada hari Sabtu di Kantor Filateli
Jakarta, Pasar Baru, secara gratis dan kami sebagai filatelis akan mulai
membimbing siapa saja yang ingin berdiskusi atau ingin ikut sebagai
komunitas filatelis Indonesia …..
30 pewarnaan ‘terbaik’ menurut 3
kategori umur ( PAUD, SD dan SMP ), serta setumpuk hasil pewarnan dalam
10 hari pameran ini ( sekitar 150 anak dan remaja mengikuti lomba ini ).
Aku memang seorang wanita dengan
keterbatasan karena stroke. Dimana aku sekarang tidak bisa melakukan
banyak hal, apa yang aku ingin lakukan, dengan keterbatasanku itu.
Tetapi aku tidak menyerah walau mungkin aku tetap tidak bisa sebuah lagi.
Aku ingin tetap berkarya. Aku memang tidak atau belum bisa membangun
lagi sebagai bagian dari dunia konstruksi, tetapi ternyata aku tetap
bisa berkarya. Bukan hal2 yang besar, tetapi mungkin aku bisa memberikan
kontribusiku di dunia filateli, untuk perkembangan per-filateli-an
Indonesia ……
Salam filateli …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Teknologi Modern Tetap Terkalahkan, dengan Lomba ‘Jadul’ Seperti Ini …..”
Posting Komentar