Home
» Jalan-Jalan
» Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia dan Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di ‘Grand Place’ …..
Selasa, 23 September 2014
Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia dan Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di ‘Grand Place’ …..
Selasa, 23 September 2014 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Grand Place Brussels, sebuh tempat yang romantic, salah satu tujuan wisatawan manca negara …..
Kehidupan di area Grand Place Brussels itu terus berubah. Ketika musim semi dan buang2 bermekaran, Grand Place berubah menjadi ‘permadani bunga’ dwngan menggelar ribuan aneka bunga2 cantik yang di desain dengan tema2 tertentu. Dan musim itu menjadikan Grand Place ramai tidak kepalang …..
Musim panas tahun ini ketika kami sempatkan kesana, Grand Place mempunyai beberapa agenda kegiatan, yang sepertinya berhubungan dengan komunitas2 tertentu di Brussels. Seperti yang aku lihat hari itu ketika sedang makan siang di pelataran Grand Place, ada beberapa kegiatan yang membuat aku tersenyum bahkan tertawa, karena memang sangat lucu dan menarik!
Pelukis jalanan, biasanya melukis pemandangan alam dan arsitektur gedung2 tua di sekitarnya. Ada juga yang melukis wajah langsung para wisatawan disana …..
Komunitas kendaraan non-mesin, unjuk rasa disana. Ada berbagai macam sepeda, yang memang sepeda merupakan kendaraan utama bagi sebagian besar warga Eropa. Karena pada kenyataannya, kendaraan2 bermotor sudah menjadi ‘monster!’. Baik karena polusi udara yang semakin menyesakkan nafas dan kesehatan, juga polusi suara yang membuat warga Eropa semakin tidak bisa menikmati suara2 alamnya.
Lihat tulisanku tentang sepeda : Membangun Lalu Lintas Sepeda
Bahkan, Eropa semakin sadar bahwa sebuaah ‘polusi hedonis’ yang membuat masih banyak negara berlomba untuk membeli mobil2 keluaran terbaru, tanpa peduli efek2 sampingnya! Tentang polusi, dan kepadatan kota karena terus mengucurkan kran mobil2 ke dalam negara2nya, tetapi fasilitas panjang dan lebar jalan serta perparkirannya, belum terpenuhi dengan baik. Macet terus bertambah dari hari ke hari.
Alhasil, mobil hanya sebagai simbol status, bukan untuk pemenuhan kebutuhan dan bukan untuk pemanfaatannya, karena tidak bisa maksimal dalam pemakaiannya.
Selain berbagai jenis sepeda, beberapa warga membawa becak. Benar2 becak Jakarta, Indonesia lho! Bukan becak Singapore atau China ( sering disebut sebagai ricksaw ). Becak2 itu di pelihara dengan baik, dicat warna merah pudar, dan sangat cantik! Dan sepertinya, komunitas itu sebagian besar terdiri dari kaum muda. Para warga Brussels muda yang peduli dan mau melestarikan kendaraan non-mesin, sebagai kendaraan pribadi serta sekedar mengkoleksinya …..
Aku sempat bertanya kepada seseorang yang mengendarai becak ini, darimana asal becak ini? Dia menjawab, membeli di ‘flea market’ dan kata yang menjual, dari Indonesia, entah bagaimana …..
Aku melihat, becak ini seperti becak Jakarta. Secara becak Yogyakarta atau becak Medan desainnya berbeda …..
Becak Indonesia di cat merah dan di pelihara dengan baik, menarik para wisatawan …..
Komunitas ini selain membawa sepeda2 dan becak2nya untuk dipamerkan pada pengunjung di Grand Place, mereka juga ‘berdansa’ dengan sepeda2 mereka. Mempertontonkan kelihaian mengendarai sepeda dan menyambut tepukan tangan pengunjung sambil tersenyum. Dan semakin sore, mereka semakin banyak …… Menarik! Sangat menarik!
Berbagai jenis sepeda, memeriahkan ‘pameran’ jalanan ini …….
Yang aku sangat salut di negara2 tertentu yang memang cantik walau hanya sekedar berjalan2 saja adalah selalu banyak orang2 lanjut usia, berpasang2an, tertawa bersama, saling bermesraan, menikmati sisa hidup mereka.
Pasangan2 usia lanjut itu bisa dibilang menjadi bagian dari pariwisata dunia. Mereka menabung dari muda. Awalnya mereka memang menabung untuk keluarga dan anak2 mereka. Tetapi ketika anak2 sudah menikah dam meninggalkan mereka, tabungan mereka dipakai untuk menikmati hidup. Bukan hanya sekedar ke sebuah negara dan dalam waktu beberapa hari saja, mereka bahkan bisa memakai semua tabungan mereka, untuk berlibur ke banyak negara dalam waktu lama, bahkan sampai tahunan!
Aku selalu merasa trenyuh, ketika melihat mereka.
Coba lihat 2 orang pasangan usia lanjut di 2 foto diatas. Bahkan ada yang sudah emakai tongkat, tetap mesar. Ada juga pasangan yang berpelukan selama berjalan2 disana ……
Orang tuaku saja hanya bisa berlibur berduaan, ketika justru kami ( aku dan adik2ku ) masih kecil, ketika papa bertugas dan bersekolah beberapa tahun di Eropa, tentang urban planner. Setelah kami ‘lepas’ dari mereka, justru mereka belum punya waktu khusus, karena papa sudah berada di sisi Tuhan, tahun 2013. Apalagi ketika aku membutuhkan mereka untuk menjaga dan merawat ku dalam keterbatasanku …..
Aku juga semakin trenyuh, ketika aku membayangkan kalau anak2ku sudah ‘lepas’ dari aku, apakah aku akan bisa menikmati hidup seperti para pasangan lanjut usia ini? Tanpa pasangan, dan dalam keterbatasanku sebagai insan pasca stroke yang lumpuh 1/2 tubuh sebelah kanan, sepertinya sulit untukku bisa menikmati semuanya itu, yang pada waktu itu lewat dan berada di depan mataku …..
Pengamatanku yang hanya sekitar 10 menit ini, membuat hatiku haru biru. Tetapi untuk apa? Sesaat sebagai manusia, sangat wajar. Dan setelah itu aku terus bertekad, untuk melakukan yang terbaik, yang aku bisa lakukan. Mimpi bisa melayang kemana2, dan aku terus mengejar mimpi itu. Tetapi aku juga yakin, Tuhanlah yang memegang kendaliku. Jadi, mengapa aku harus terus tersungkur jika tidak sesuai dengan mimpi2ku?
Tetap terus berusaha, pasti! Sambil berdoa dan percaya, itupun aku selalu lakukan. Dan terus bersyukur, untuk apa yang Tuhan berikan padaku …..
Sebelumnya :
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Dari Pelukis Jalanan, Becak Indonesia dan Pasangan Usia Lanjut yang Selalu Mesra di ‘Grand Place’ …..”
Posting Komentar