Selasa, 08 Juli 2014
Perjalanan ke Negeri yang Jauh, Dimulai Sudah dan Mimpiku Semakin Nyata …..
Selasa, 08 Juli 2014 by Christie Damayanti

Sebelumnya :
***
Sehari sebelum berangkat …..
Kekisruhan terjadi! Seperti biasa, jika
kita mau pergi, baik sudah disiapkan, atau mendadak, tetap saja kisruh.
Berebut sana, masalah disini, atau yang lainnya. Buat aku sendiri sudah
aku siapkan isi koper dengan list dan cek-list tiap saat, sekitar 3
minggu sebelumnya. Tetapi bagaimana dengan anak2ku?
Mereka adalah remaja, yang tidak mau
diatur. Walau sudah di kejar2, tetap saja SKS, sistim kebut semalam!
Hanya 1 hari mereka masukkan baju2 dan barang2 yang mau dipakai disana!
Astaga! Aku mulai meradang, ketika siangnya, sebelum berangkat ada
beberapa barang yang harus di cari atau dibuat! Huffftttt …..
Seperti biasa, kepalaku akan berputar
jika banyak masalah. Mulai stres yang tidak bisa dikontrol setelah aku
sebagai insan pasca stroke ( IPS ). Sehingga, aku harus sedikit
istirahat untuk menenangkan pikiranku.
Koper besar dan cabin ku, sudah siap
dengan segala pengamannya. Tetapi tidak untuk anak2ku! Belum siap,
sampai harus dibantu untuk mengamankannya. Koper2 besar itu sudah
termodern. Memakai kunci internasional dan sabuk yang di kunci. Dobel
kunci. Aku mengingatkan mereka, catat nomor kuncinya! Karena jika lupa,
tidak akan bisa dibuka! Harus di rusak dan akan memberatkan sekali!
Pesawat kami ke Amsterdam jam 17.30. Jam
15.30 harus check-in di bandara dan boarding jam 16.30. Berarti kami
harus berangkat dari rumah sekitar jam 13.30 karena pasti macet! Semakin
kisruhlah, ketika 1 mobil kami tidak cukup membawa 3 koper besar, 3
koper kecil, dan 1 kursi roda, 3 yang berangkat, mamaku serta supir yang
mengantar. Sehingga, kami meminta bantuan papa nya anak2 untuk
mengantar kami, membawa sebagian koper kami.
Hihihi ….. pasti, terus stres sampai semuanya selesai …..
Tiba di Bandara Soekarno Hatta
Pesawatku berangkat jam 17.40 naik KLM,
peerusahaan airlines dari Belanda. Jam 15.30 kami harus sampai ke
bandara untuk check-in dan jam 16.30 kami harus boarding. Sehingga, jam
13.30 harus berangkat dari rumah kami di Tebet, karena pasti macet
sekali.
Ternyata tidak terlalu mcet sehingga jam
15.00 kami sudah sampai di bandara dan counter check-in KLM belum buka
karena petugas lokal nya belum datang.
*Keheranan yang tetap luar biasa
dengagn ketidak-disiplinan Indonesia, walau bukan yang pertama tentang
Bandara Soekarno Hatta, tentang counter check-in :
Dimanapun di seluruh dunia, dimana aku
pernah kesana, counter check-in bisa dikatakan terbuka 24 jam penuh,
dengan petugas2 lokal yang siap untuk membantu dan melayani. Sering kali
aku check-in ½ hari sebelumnya karena waktunya agak susah untuk
check-in, tetapi counter itu pasti buka dan bagasi2 kami langsung bisa
di check serta masuk ke bagasi.
Bahkan dalam liburan ini, dengan kesulitan kami untuk waktu check-in, conter itu sangat membantu kami!
Lalu, bagaimana dengan Bandara Soekarno Hatta?
Counter check-in baru dibuka hampir jam
16.00. Sepertinya memang tidak terlalu penuh untuk penerbangan kali ini,
tetapi sangat disayangkan, sebuah bandara besar Indonesia, tidak bisa
mengemban tugas sebagai Bandara Internasional. Terlihat beberapa wawrga
aasing termangu menunggu petugas2 counter yang datang terlambat …..
Aku didorong oleh Michelle dan Dennis
mendorong trolley membawa 3 koper besar untuk di bagasi-kan. 3 koper
cabin dititip mamaku di luaar. Lancar. Passport di periksa, koper2 besar
di label-i dan dimasukan ke dalam bagasi. Begitu administrasi disiapkan
…… astagaaaaaaa!!! Aku sudah tidak membawa uang Rupiah lagi, melainkan
Euro, untuk membayar airport-tax @150 ribu, dengan total 450 ribu! Mana
sudah mengantri untuk mengambil uang di ATM atau meminjamnya kepada
mamaku!
Untuk Dennis masih membawa Rupiah di dompetnya, sehingga proses administrasinya cukup lancar …..
*Keheranan yang lain di Bandara Soekarno Hatta, tentang airport-tax :
Hanya tanya, apakah hanya Bandara
Soekarno Hatta yang mengambil pungutan airport-tax? Seperti sebelum
pungutan fiskal ditiadakan beberapa tahun lalu, kehernanku masih ada
sampai sekarang, karena tidak ada bahdara yang mengambil pungutan fiskal
yang waktu itu bernilai 1 juta per-penerbangan per-orang.
Waktu pungutan fiskal ditiadakan, hasil pungutan itu ada dimana? Di kas negara atau …? Sekaang, bagaimana dengan airort-tax?
Yang aku tahu dulu, memang ada beberapa
bandara mengenakan airport-tax tetapi sejak beberapa tahun terakhir
ketika aku keluar negeri, airport-tax tidak ada lagi,bahkanselama
liburan ini pun sama sekali tidak ada pungutan apaun di bandara!
Bagaimana Bandara Soekarno Hatta, yang tercinta ini??
***
Ok lah … untuk apa dipikirin? Mau senang2 koq, mikirin yang aneh2? Mikirnya nanti saja deh ….
Setelah selesai dengan bagasi, kami
keluar lagi untuk berpamitan dengan mamaku dan eyang anak2ku serta
mengambil 3 koper cabin kami, yang berisi laptop serta peralatan
elektronik kami dan jaket2 kami untuk di pesawat.
Cipika cipiki, dan mamaku memelukku agak
lama. Bbeliau tetap agak ragu dengan keputusanku ini. Beliau heran, dari
mana keberanianku serta kenekatanku, belibur di Eropa dengan 2 anak2
remaja dan aku dalam keterbatasan …..
Aku balas memeluknya. Aku tenangakan
beliau, bahwa kita akan baik2 saja. Serahkan semua kepada Tuhan dan
lakukan yang terbaik, maka semua sisanya akan dikerjakan oleh NYA,
sesuai dengan kehendaknya ……
Ketika aku mulai untuk bermimpi
dalam keterbatasan, aku berserah kepada NYA. Jika Tuhan memang berkenan
dengan mimpi ku ini, liburan ini akan bisa terjadi. Tetapi jika Tuhan
tidak mengizinkan, maka semua nya pun tidak akan terlaksana!
Jadi, aku benar2 percaya bahwa kami
tetap akan pergi dengan izin Tuhan serta rengkuhan NYA selama perjalanan
kami. Dan aku sangat percaya itu! Sehingga, ketika mamaku memelukku
agak lama, dengan yakin aku balas memeluknya untuk menenangkannya. Bahwa
KAMI AKAN BAIK-BAIK SAJA …..
Begitu juga ketika mamaku memeluk Dennis
dan Michelle untuk menjagaku dengan keterbatasanku, aku pun yakin bahwa
mereka percaya, Tuhan akan melindungi kami, senantiasa dari awal
perjalanan sampai pulang kembali ke rumah kami.
Tiba saatnya kami harus masuk dan
boarding. Aku didorong petugas, atau assistant bagi penderita cacat atau
lansia. Kami masuk, mamaku langsung pulang. Aku didorong masuk sampai
pintu pesawat, tanpa antri dan nyaman sekali. Anak2 mengikutiku, sesuai
dengan ‘perintah’ internasional untuk mengutamakan disabled, lansia dan
anak2. Dan kemarin hanya aku ( dalam penerbangan kami ), yang
membutuhkan petugas untuk mendorongku di bandara ke pesawat …..
Pesawat besar dari Belanda, KLM,
menembus awan2 sore, menuju ke negaranya, Belanda. Sekitar 20 jam dengan
1 jam transit di Kuala Lumpur, kami akan bersama menuju impian2ku.
Perjalanan yang jauh, sudah dimulai ……


Aku selalu berda di paling depan
untuk masuk ke dalam pewasat, dan anak2 terus mengikutiku. Ternyata,
keadaanku yang terbatas ini, menjadi berkat, paling tidak untuk anak2ku,
tanpa harus antri dan senantiasa dibantu oleh petugas2 bandara di semua
tempat …..


Tentang Saya:

Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Perjalanan ke Negeri yang Jauh, Dimulai Sudah dan Mimpiku Semakin Nyata …..”
Posting Komentar