Senin, 21 Juli 2014

Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’



By Christie Damayanti

1405934974665513764
www.bestofamsterdam.com

Sebelumnya :

Diskusi tentang filateli waktu itu benar2 menyenangkan, walau tidak sesuai dengan rencana2 dan harapan2ku.

*Ketika Tuhan sudah mengijinkan kami berlibur ke sejumlah negara di Eropa Barat, setelah berencana dan menabung sekitar 3 tahun lalu, aku sangat bersyukur. Seorang ibu yang disabled, dengan 1/2 tubuh lumupuh sebelah kanan, mampu membawa 2 anak remaja kesana.

Bertujuan untuk berpameran, ketika seorang teman filatelis Belanda mengundangku tahun 2013, rencana berlibur ke Eropa pun semakin meningkatkan semangatku!


Tetapi ketika rencana pameran filateli tersebut gagal, awalnya aku cukup kecewa. Materi pameranku cukup banyak dibawa, aku menyiapkannya sekitar 80 surat dari raja2 dan ratu2 Eropa Berarti sekitar 8 frame pameran. Ternyata, Arie Zonjee harus berpameran secara internasional di Paris. Ternyata juga, Arie merupakan pakar filatelis Belanda dan terkenal secara internasional!

So? Haruskah aku kecewa? Haruskah aku ‘mutung’ dan ngambek?

Ga lah yaouuuuu …..

Hanya sedetik kecewa itu datang menyambangiku, segera setelah seddetik itu, wajahku langsung memerah, senyum mengembang dan mataku bersinar2 excited!

Arie meminta maaf dengan masalah ini, tetapi aku hanya tersenyum dan menggeleng2kan kepalaku sambil tertawa. Sehingga, diskusi tentang filateli itu tidak terganggu karena aku tidak jadi berpameran …..

* * *

Ya, 3 tahun aku besabar. Menunggu dan menabung untuk berlibur ke Eropa. Bukan uang yang sedikit dan bukan waktu cuti yang sebentar. 3 minggu lebih untuk 7 negara dan di negara dalam Euro, dimana sanfat gterasa sebagai pegawai swasta biasa dalam mempersiapkan diri.

Tahun lalu, 2013, ketika aku siap untuk kesana, Tuhan belum mengijinkan. DIA memanggil papaku, sehingga satu setengah tahun pun kami berkabung.

Tahun ini 2014, ternyata Tuhan sudah mengijinkan kami pergi, pergumulan yang sudah direncanakan. Tetapi ketika rencana berpameran di Amsterdam pun gagal dilakukan ( padahal sudah siap dengan semua materi2nya ), berarti Tuhan belum mengijinkannya.

Mengapa? Aku tidak tahu!

Yang aku lakukan, aku hanya percaya, percaya dan percaya! Dan terus bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Karena aku sangat yakin bahwa rencana kami ini akan juga merupakan rencana Tuhan, sesuai dengan kehendak NYA. Tetapi jangan lupa, waktu Tuhan bukan waktuku! Pasti ada rencana yang lebih besar lagi, yang Tuhan sudah rencanakan untukku, entah kapan! Dan aku sangat percaya itu ……

* * *

Mungkin sekitar 1 jam kami ber-kongkow ria di Prinz Hendrikke Cafe itu. Angin dingin terus berhembus. Matahari memang tetap bersinar cerah. Tetapi angin dingin justru membuat kulit kami hitam tanpa terasa karena tidak berasakan ‘panas’ matahari yang memancar …..

14059350541138216507
1405935155555361280

Kami berdiskusi dengan Arie tentang rencana pameran filateli di Paris dan tentang hobi kami ber-filateli …..

Setelah membayar, barulah kami bersiap untuk meng-explore Amsterdam. Aku duduk di atas kursi roda, sementara Arie mendorong kursi rodaku. Anak2ku mengiringi langkah kami.

Menyenangkan …..

Menggembirakan …..

Membahagiakan ……

Terima kasih Tuhan …..

Semua jalan2 sekitar Damrak dan Central Station Amsterdam pun, kami datangi. Melelahkan, memang. Aku saja yang hanya duduk di kursi roda saja, merasakan letih dan lelah.

Mengapa?

Ya, karena permukaan jalan di Amsterdam sebagian besar adalah memakai con-blok, yang sudah berumur puluhan tahun! Bahkan ratusan tahun dan pemerintah Belanda mengikuti konsep permukaan jalan dengan con-blok.

Memang, fasilitas disabled memakai kursi roda sangat baik. Tetapi karena konsep permukaan jalan di semua negara2 Eropa adalah memakai con-block, membuat aku sebagai pemakai kursi roda merasa tidak nyaman berada diatasnya. Tidak rata, yang membuat tubuhku ‘capek’ ….

1405935241633466144

Kami didepan took kelontong yang menjual barang2 dan makanan Asia, termasuk dari Indonesia. Coba lihat, sebagian besar jalan dengan penutup con-blok yang tidak rata. Apalagi penutup jalan ini sudah ‘kuno’. Beberapa titik justru sudah dihantam akar pohon, semakin tidak rata. Dan itu yang membuat aku merasa ‘capek’ …..

14059354041085803
14059362451373238418

Bahkan, banyak con-block dengan dimensi besar ( dan kuno ), sehingga semakin tidak rata permukaan jalan itu. Ini salah satu sisi ‘buruk’ bagi penyandang disabilitas pemakai kursi roda …..

Ada sih, untuk jalan2 besar dengan memakai beton atau aspal. Tetapi hanya jalan2 besar saja. Pun tidak terlalu banyak kendaraan dengan pedestriannya yang lebar dan besar itu, jalan2 di Amsterdam masih, bahkan tetap mampu ‘menyerap’ kesan ‘green’ dengan penyerapan air dan pepohonan2 rindang.

Ya, con-blok merupakan solusi penutup permukaan jalan yang bersahabat, karena tetap bisa menyerap air hujan. Tetapi memang sebagai pemakai jalan, tidak terlalu suka dengan ketidak-mulusannya. Sehingga, tidak banyak sebuah kota mau fokus dengan con-blok sebagai penutup jalan. Bahkan, walau dulunya dilakukan itu, setelah menjadi ‘era modern’ ‘con-blok’ diubah menjadi beton dan aspal, seperti di Jakarta …..

Duduk di atas kursi roda itu, mungkin menurut banyak orang, menyenangkan. Karena hanya tinggal melihat2 saja, tanpa harus capai2 berjalan.

Siapa bilang?

Pertama.

Kadang2 aku agak ‘malu’. Dengan fisikku yang lengkap tanpa terlihat sakit atau cacat, banyak 
orang melihatku dengan sedikit sinis. Kadang2 aku juga merasakan lebih malu lagi, ketika orang2 dengan kepedulian tinggi, justru mencoba dengan sekuat tenaga untuk membuat aku nyaman! Dan itu tidak gampang! Lebih2 dari dalam hatiku!

Kedua.

Jika aku terlalu lama duduk di atas kursi roda, aku merasakan pegal2 yang tidak enak. Terutama kaki kananku yang lumpuh. Padahal untuk berjalan, itu akan menghambat orang2 disekelilingku, karena aku berjalan sangat lambat! Sehingga, aku lebih memilih aku sebagai ‘obyek penderita’ sedangkan mereka ( orang2 disekelilingku dan pengiringku ) nyaman sebagai pejalan kaki.

Dengan pegal2 yang tidak tahu harus bagaimana, aku berusaha untuk tetap ceria. Memotret sebanyak yang aku inginkan dan bercanda serta tertawa sesering yang aku butuhkan.

Arie ternyata sangat care sebagai orang tua dan kakek ‘baru’ bagi kami. Arie menjadi papa dan eyangf kakung bagi aku dan anak2ku. Keramahan dan kesabarannya, menyamai papa almarhum. Sampai pelukannya pun menyamai kehangatan pelukan papa. Sehingga, sering terbersit rasa rindu dan kangen papa dan mataku sedikit berair dalam senyum …..

Dengan sabar, Arie bercerita terus menerus tentang sejarah kota Amsterdam. Tentang arditektur tuanya ( ternyata Arie benar2 memahami semuanya tentang Amsterdam ). Walau beliau bukan seorang arsitek, tetapi kosa kata dan bahasanya adalah ‘bahasa arsitek’.

Misalnya, beliau bisa meruntun bercerita tentang material2 perbedaan rumah2 tua Amsterdam. Sehingga aku mengerti dan bisa membedakan, mana rumah tua ratusan tahun, dan mana rumah yang baru, yang berada saling berdekatan.

Ternyata, bukan dari gaya arsiteknya, tetapi justru dari WARNA batu bata serta dari DIMENSI batu bata.

Begini :
Konsep negara2 Eropa, adalah melestarikan kota tua karena justru kota tua ini mendatangkan uang yang banyak di bidang pariwisata. Sehingga, bagaimana mereka memperhatankan kota tua mereka, tetapi tidak melepaskan ke-modren-an dunia. Karena, mereka pun tidak mau menjadi bangsa yang ketinggalan jaman dan jadul!

1405936373292188676

Michelle yang pemalu pun sudah bisa bercanda dengan Arie, seorang ‘asing’ baginya ….. Arie memang bisa menjadi seorang sahabat, ayah dan kakek bagi kami selama di Amsterdam …..

Sehingga, mereka mengkolaborasikan bangunan2 tua nya dengan fasilitas2 modern. Arsitekturnya tetap mempertahankan arsitektur lokal dan klasik, tetapi dibungkus dengan fasilitas2 modern.

14059365322030360645
1405936602985356848

Siapa bilang bangunan2 ini ‘kuno’ dan ‘jadul?’ Ya, memang arsitekturnya klasik, tetapi tidak jadul ( klasik adalah abadi ), tetapi fasilitasnya modern! Silahkan dating kesana dan buktikan sendiri …..

Jadi, walau bangunan2 itu tua ( yang tidak periodik selalu dibersihkan karena bangunan tua itu memakai mayerial batu yang bisa kusam ), tetapi di dalamnya tersembunyi fasilitas2 yang modern, bahkan super modern, apalagi untuk bangunan2 kantor, bank dan pemerintahan.

1405936993697858798
14059371122064992137

Sedikit perbandingan :

Ketika aku bertugas ke Amsterdam, di pelataran Damrak ada sebuah kios Hot Dogs, dan kemarin, tahun 2014 kios Hot Dogs itu tetap ada, dengan posisi yang sama …..

Dulu aku sehat dan kuat, sekarang di dorong di atas kursi roda …..

Begitu juga dengan bangunan2 baru. Mereka tetap membangun, lho! Ada beberapa bangunan yang boleh dirobohkan dan dibangun kembali. Tetapi mereka pun mempunyai kepedulian yang sangat tinggi untuk kota mereka. Bangunan yang baru ini menyesuaikan dengan bangunan2 di sekelilingnya, walau belum tentu sama dengan bangunan lama yang dirobohkannya.

Dan tidak sembarang orang yang tahu, beda antara bangunan lama ( tua ) dengan bangunan baru. Kecuali yang memang tinggal disana dan orang2 yang care dan peduli dengan arsitektur. Dan Arie adalah yang termasuk didalamnya. Beruntung aku mengenalnya …..

Dan aku tekun mendengarkan cerita Arie tentang perbedaan bangunan baru dan bangunan lama. Dan beda antara yang sudah di renovasi dan yang tidak direnovasi sama sekali. Sangat sangat sangat menarik! Terima kasih, Arie …..

1405937180762449880

Arie menjelaskan beda bangunan lama yang sama sekali tidak di renovasi dengan yang memang sudah dipugar, tetapi tidak mengalami perubahan drastic, untuk keserasian tata kota dan arsitektur Amsterdam ……

Tags:

0 Responses to “Ketika Kekecewaan Berganti dengan Semangat dan ‘Excited!’”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks