Jumat, 04 Maret 2011
Apa Sih Dampak dari Stroke Itu ?
Jumat, 04 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Stroke di diagnose bedasarkan perjalanan
penyakit dan hasil pemeriksaan fisik, dimana pemeriksaan fisik dapat
membantu menetukan lokasi kerusakkan pada otak. Ada beberapa teknik
untuk mengevaluasi kasus stroke / pembuluh darah otak , dengan
pencitraan / visualisasi otak :
1. CT Scan ( Computed Tomography Scan )
CT Scan paling mudah, cepat dan relative
murah untuk kasus stroke.. Tetapi disbanding dengan MRI CT Scan kurang
sensitive. Pemeriksaan CT Scan membantu pembedaan jenis stroke iskemik
dan stroke hemoragik. Scan juga dapat menentukan lokasi ‘infrak’,
pendarahan dan menyingkirkan penyebab lain seperti tumor.
CT Scan tidak terlalu lama dan tidak telalu ‘tajam’ hasil analisanya.
2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
MRI banyak mempunyai keunggulan
disbanding CT Scan dalam mengevaluasi stroke, terutama yg berlokasi di
batang otak dan ‘cerebelum’, juga bagi pasien iskemik yg letaknya dalam.
MRI sangat detail, bahkan pembuluh2 darah otak yg sangat kecil bisa terlihat.
Dampak stroke tergantung pada lokasi
penyerangan stroke berada pada bagian mana di otak. Tetapi memang pasti
ada perubahan2 yg terjadi setelah seseorang mengaami stroke. Beberapa
dampak seseorang yg mengalami stroke :
1. Kelumpuhan
Disebut ‘hemiplegia’ adalah cacat yg
paling umum terjadi setelah seseorang mengalai stroke. Bila stroke
menyrang otak kanan, kelumpuhan terjadi pada bagian kiri tubuh atau
sebaliknya ( saling silang ), termasuk tenggorokan dan lidah.
Jika dampaknya ringan biasanya bagian yg
terkena hanya dirasakan tidak bertenaga ( ‘hemiparesi’ ). Jika
kerusakan terjadi pada bagian bawah otak ( ‘cerebelum’ ), maka kemampuan
seseorang untuk mengkoordinasikan gerakan tubuhnya akan berkurang,
sehingga akan berpengaruh pada kesulitan melakukan aktivitas yg
berhubungan dengan kegiatannya sehari2, misalnya duduk, berjalan,
mengambil sesuatu. Atau bisa juga yg tidak bisa menelandan tidak bisa
minum.
Dulu, sewaktu aku baru
diserang stroke, aku tidak bisa menelan air apalagi makanan. Itu aku
alam sewaktu hari pertama sampai hari keempat ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Menyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…(Bagian 1) .
Tetapi berkat terapi dokter2 di San Srancisco itu dan bruder2 yg
melayani aku, aku bisa mulai
menelan air dan makan pada hari ke empat.
Lumpuh sebelah muka.
Gambair ini tangan kanan lumpuh dan tangan kiri berusaha men-terapi tangan kanan, dengan mencoba untuk bisa memegang sabun.
Untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri, penderita masih harus dibantu orang lain. Dengan terapi,
penderita pasti bisa mandiri ( seperti aku ….. ).
2. Perubahan mental
Sebenarnya, stroke tidak selalu
mengakibatkan perubahan mental dan beberapa perubahan biasanya bersifat
sementara. Tetapi memang biasanya ada gangguan daya pikir, kesadaran,
konsentrasu, kemampuan belajar dan fungsi intelektual, dimana semua hal
tersebut dengan sendirinya akan mempengaruhi si penderita.
Setelah aku mengalami stroke
yg parah dan aku mulai ingin / bisa bekerja lagi walau belum sembuh
100%, aku diminta untuk semacam tes IQ, tetapi bukan dari psikiater. Aku
diminta mengikuti ‘test fungsi luhur’, sebuah test untuk mengetahui
apakah aku memang bisa bekerja lagi.
Test ini di buat oleh ahli2
syaraf dari RSCM, dimana hasilku adalah bahwa otakku sama sekali tidak
terganggu, bahkan aku tetap bisa menghafal sampai 8 digit yg mana itu
tidak mudah. Hubungan interaksi otakku tentang aksi reaksi dan sebab
musabab terbukti baik dan normal. Dan setelah itu, aku bekerja kembali,
dan bena2 terbukti baik …… Puji Tuhan …..
Seseorang yg mengalami stroke akan
merasa sedih dan tidak berdaya, selalu mengasihani diri sendiri. Dan itu
bisa menurunkan semangat hidupnya sehingga menimbulkan dampak emosional
yg lebih berbahaya.
Penderita biasanya selalu murung untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Puji Tuhan, aku tidak
seperti itu. Justru aku terpacu untuk bisa sembuh 100% walau aku tahu,
secara medis seseorang yg mengalami stroke berat, apalagi seperti aku,
tidak akan sembuh 100%. Tetapi imanku terhadap Yesus mengatakan bahwa
‘aku akan sembuh 100% dan aku tahu bahwa Yesus akan selalu menemani dan
mengangkat penyakit ku dari tubuhku …..’.
Beberapa kemampuan yg hilang dari seseorang yg mengalami sktroke :
- Agnosia
Kehilangan kemampuan mengenali orang atau benda
- Anosonia
Tidak mengenali bagian tubuhnya sendiri
- Ataksia
Kehilangan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan dan ucapannya
- Apraksia
Tidak mampu melakukan suatu gerakan atau menyusun kalimat yg diinginkannya..
- Distosi spasial
Tidak mampu mengukur jarak atau ruang yg ingin dijangkaunya
3. Gangguan komunikasi
Paling tidak, ¼ dari pasien stroke
mengalami gangguan komunikasi yg berhubungan dengan mendengar,
berbicara, membaca dan menulis. Ketidakberdaya penderita stroke lah yg
membingungkan orang yg menaratnya :
- Dysarthia
Melemahnya pengendalikan bahasa di otak
yg berdampak pada komunikasi verbal maupun tulisan walau penderita
memahaminya. Biasanya diakibatkan oleh kerusakan otak sebelah kiri.
Itu yg aku alami. Walau
aku ( dulu ) tetap mengerti apa yg orang lain bicarakan, aku tidak bisa
berkomunikasi. Dan setelah aku terapi bicara dan menulis, dan aku sudah
bekerja kembali, Puji Tuhan, aku sudah lancer berbicara walau tetap
belum sempurna. Kadang2 aku tidak bisa ‘mengeluarkan’ apa yg aku mau
diomongkan dan tiba2 aku bingung ‘apa yg aku mau tulis’ ( seperti yg aku
mau tulis ini … kadang2 aku lama sekali, memikirkan apa yg aku mau tulis
… ).
Dengan terapi bicara dan menulis, penderita akan mampu mengontrol emosinya, dibantu oleh terapist2 yg baik dan berpengalaman.
- Afasia
Kehilangan kemampuan untuk menyampaikan
pikiran melalui kata2 atau tulisan. Seringkali kata2 yg terpikir dapat
terucapkan, tetapi susunan tata bahasanya membingungkan.
Gangguan komunikasi menjadikan penderita malas berbagi duka. Selalu menyimpan sendiri di hati. Itu yang membuat menjadi murung.
4. Gangguan emosional
Pada uumnya pasien stroke tidak mampu
mengerjakan sesuatu secara mandiri, maka sebagian besar penderita akan
mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Sering merasa sedih,
gelisah, takut, marah atas kekurangannya. Maka dari itu, keluaganya,
teman2nya dan sahabat2nya harus bisa selalu mengerti …..
Penderita bisa mengalami depresi, dengan
tidak mau bergaul, sulit tidur, cepat lelah, lesu dan mudah
tersinggung, bahkan dapat berakibat kematian akibat bunuh diri.
Depresi membuat penderita mencari ‘alternatif’ untuk ‘melenyapkan diri’ ….. jika sudah demikian, susah untuk mengontrol diri.
Puji Tuhan ….. aku merasa
tetap damai, tidak ada tanda2 seperti itu. Dan aku juga tidak merasakan
takut karena tidak bisa sembuh lagi. Aku hanya merasakan damai sejahtera
di diriku ….
5. Kehilangan indra rasa
Penderita stroke bisa kehilangan
kemampuan sensoris yaitu sentuh. Cacat sensoris dapat mengganggu
kemamuan dalam mengenali benda yg dipegangnya.
Itu juga yg aku derita. Tetapi berkat terapi, perlahan-lahan aku bisa mulai merasakannya, walau tetap belum sempurna …..
Penderita bisa kehilangan semua rasa pada bagian tubuhnya yg terserang stroke, tetapi aku berangsur pulih dengan terapi yg baik.
Sumber :
- Bahan dari beberapa buku tentang stroke
- Gambar dari www.google.com
Tags: Kesehatan , Medis
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Apa Sih Dampak dari Stroke Itu ?”
Posting Komentar