Home
» Mainstream Media
» Kompas TV: ‘Kompas Pagi’ dan ‘Kata Kita’ yang Membawa Inspirasi bagi Banyak Orang
Senin, 16 Desember 2013
Kompas TV: ‘Kompas Pagi’ dan ‘Kata Kita’ yang Membawa Inspirasi bagi Banyak Orang
Senin, 16 Desember 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya, berhubungan dengan Kompas TV :
Tidak diduga, kemunculanku pad Tabloid
Nova yang kesekian kalinya, 2 minggu lalu membuahkan 2x Kompas TV
mengubungi aku dari 2 program yang berbeda dan mereka tidak tahu masing2
yang menghubungiku.
Puji Tuhan, dengan keadaanku sekarang
ini justru membuat aku bisaaa bersaksi dimana2 dan meliputi semua media.
Mulai dari aku menulis di media sosial Kompasiana ( lihat tulisanku 3 Tahun di Kompasiana, Apa yang Aku Dapat? Pertanyaan yang Bodoh!
), masuk ke media cetak di beberapa koran ( bahkan koran internasional
The Jakarta Post ) serta majalah2 di IndonesiaLalu masuk ke dunia raio
sampai aku menjadi nara sumber utama di Radio Pelita Kasih 96.3 FM sejak
awal tahun 2013, berpindah ke media televisi di hampir semua televisi
swasta nasional.
Dan Kompas TV sudah mengundang aku untuk berbicara di
2x Talkshow Kompas Pagi, 1x pada Seminar Hari Ibu Nasional 2012 serta
kemarin tanggal 13 Desember 2013 untuk acara KATA KITA, dan kemudian
sekitar 2 minggu lagi untuk sebuah Profile dalam acara Hari Ibu 2013
ini. Sungguh, luar biasa Tuhan ku ini ……
Ketika profileku ada di Tabloid Nova
awal Desember 2013 ini, suatu pagi seseorang bernama mba Dita Nadine
dari Kompas TV, menelponku untuk mengundangku dalam acara KATA KITA,
sebuah program talkshow yang memang dikemas dengan model ‘kaum muda’
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan hoby, pekerjaan dan
lifestyle, ciri khas kaum eksekutif muda Jakarta. Dan aku diundang untuk
ikut dalam acara ini sebagai nara sumber entang penyakit yang aku
derita sekarang ini, sebagai insan pasca stroke ( IPS ). Dan mbaDita
memang sedag mencari nar sumber yang berhubungan dengan gaya hidup dan
lifestryle untuk kesehatan dan contoh bagi sosok muda Jakarta.
Mba Dita menghubungiku di telpon dan
surat menyurat email tentang konsep acara tersebut, dan hari Minggu
tanggal 8 Desember 2013 lalu,aku dinddang untuk Taping dan recording
acara tersebut jam 19.00 sampai jam 21.00 di studio utama Kompas TV
Gedung Orange.
Hari Minggu itu tiba, dan Valentino yag
menemaniku. Hujan mengguyur Jakarta dengan cukup lebat. Kompas TV
menyiapkan kendaraan untuk antar jemput aku dan Valentino untuk acara
taping tersebut. Jam 16.00 lebih kami sudah dijemput dan jam 16.30 kami
sudah sampai di Studio Kompas TV. Kami dijemput dan berkenalan dengan
mba Dita, dan sediki basa basi sampai mba Dita harus terus bertugas, dan
kami diantar ke ruang tunggu.
Kami disuguhkan makan nasi kotak dengan
snack serta teh hangat. Sambil makan, kami sempat berbincang dengan
beberapa nara sumber termasuk mba Sarrah, sseorang penyanyi berbakat
dari Bandung yang akan mengiringi KATA KITA.
Hujan terus turun. Cukup dingin. Aku
merapat dengan Tubuh Valen yang sering memelukku. Dalam menunggu, aku
harus di dandani supaya wajahku tidak terlalu puat, walau Valentino
tidak setuju jika aku di dandani dengan make-up yang terlalu tebal.
Sambil didandani, aku ngobrol dengan mba Sarrah serta yang mendandani.
Banyak cerita yang bisa digali dari sini, membuat aku sering tertegun,
ribuan ‘wajah’ di Jakarta ini yang sering kali tidak pernah aku pikirkan
dan tidak pernah aku bayangkan …..
Dingin terus menggigit, sampai kami
menolak untuk menunggu sesi-ku ( sesi 2, 3 dan 4 / terakhir ) untuk
muncul di KATA KITA , karena aku tahu di dalam strudio dinginnya bukan
main! Dan ketika memang aku sudah harus muncul, Valentino menggandengku
untuk bisa dudukdi kursi di dalam studio karena banyak sekali kabel2,
dan aku sangat rentan dalam berjalan. Sesaat waktu jeda iklan, aku
dituntun oleh mba Dita dan mas Timothy Marbun ( salah satu host dalam
KATA KITA ) untuk bisa duduk dengan nyaman di sofa empuk untuk acara
itu, yang terus disinari oleh lampu2 sorot ber-watt ribuan, sehingga aku
tidak lagi kedinginan …..
Taping di Studio Kompas TV dengan hasilnya ( foto-2 : lewat layar televisi )
Mas Timothy Marbun dan mas Radhika Jamil
memang menyenangkan. Sehingga taping acara talkshow malam itu menjadi
sangat menyenangkan, sampai tidak terasa bahwa semua harus berakhir,
tanpa kesalahan dan tnpa pengulangan. Aku diminta untuk menceritakan
awal mula aku stroke, dari aku bekerja keras, tidak peduli semuanya,
berangkat berlibur dan terserang stroke di San Francisco.
Wawancara Kompas TV ( mba Risna ) di rumah dengan hasilnya ( foto-2 : lewat layar televisi )
Lalu aku juga bercerita bagaimana aku
bisa menghadapi semuanya. Karena sebelum taping hari itu, mba Dita
mengutus salah satu temannya untuk datang ke rumahku dalam wawancara
pendahuluan, lengkap dengan lampu2 besar dan video. Sehingga sebelum aku
berbicara di acara talkshow tersebut, penonton Kompas TV ( di studio
dan di rumah masing2 ) sudah mengetahui keadaanku lewat tayangan yang
sudah divideo-kan di rumahku …..
Tim ‘Kata Kita dengan 3 nara sumber, termasuk aku pada taping
2 orang dokter saling mendukung ‘cerita’
tentang stroke yang aku alami dan mengemas nsaehat2nya untuk kaum muda
bahwa jangan seperti aku, seseorang yang tidak peduli dengan
kesehatannya dan hanya peduli dengan ego-nya, sehingga terserang stroke
pada umur 40 tahun …..
Aku, mba Dita, mas Timothy srta produser ‘Kata Kita’ Kompas TV Minggu 8 Desember 2013
***
Kompas TV juga menghubungiku, beberapa
hari sebelum aku berbicara di Forum National Converence on Disabled
Awarness ( NCDA ), pada hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013, berkenaan
dengan Hari Disabilitas Internasional yang bertepatan tanggal 3 Desember
2013 yang lalu ( lihat tulisanku Kaum Disabled Jangan Manja, Karena Kepedulian Itu Masih Lama! ).
Ketika itu, Kompas TV memang akan
membuat profil2 perempuan Indonesia yang menurutny inspiratif. Salah
satunya adalah aku, yang katanya sangat inspiratif untuk membangun
kepercayaan diri sebagai seorang disabled karena stroke. Puji Tuhan, car
itu membuat banyak IPS mulai mengikuti jejak langkahku untuk terus
semangat mencapai masa depan, walau dalam keterbatasan …..
Kru Kompas TV di acara NDCA di Universitas Sapoerna, 7 Desember 2013
Wawancara di rumahku, dengan mama ku dan Michelle
Seharian, dari awal aku berkegiatan pagi
hari dalam komunutas IDKITA Kompasiana yang sedang Sosialisasi dan
Workshop ‘Parenting Control’ bersama Kowani dan Indosat di Gedung
Indosat lantai 25. Dan disambung ke Universitas Sampoerna sebagai
pembicara pada sidang NDCA, berlanjut Kompas TV mengikutiku ke rumahku
dan wawancaraku sampai malam dengan mama dan anak2ku. Sebuah apresiasi
yang sungguh mengharukan, ketika aku seorang perempun biasa dan ‘cacat’,
mampu berbuat sedikit untuk menyemangati orang banyak, khususnya kaum
IPS dan disabled …..
Aku dan tim Kompas TV (2)
Dan mas Patria dan kedua timnya sebagai
kru Kompas TV, sekarang ini sedang meng-edit, untuk segera ditayangkan.
Mereka adalah kru2 yang handal dan profesional. Aku angkat topi untuk
ke-profesional-a mereka yang sangat ramah dan menyenangkan. Yang jelas,
semua jurnalis media cetak, radio dan televisi yang datang kepadaku,
adalah pilihan2 yang terbaik yang Tuhan beri untuk bis bekerja sama bagi
kesaksian2ku, sejak sekitar 3 tahun ini, setelah aku mampu untuk
bersaksi, bahwa Tuhan adalah yang sangat luar biasa ……
Terima kasih, Kompas TV …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Kompas TV: ‘Kompas Pagi’ dan ‘Kata Kita’ yang Membawa Inspirasi bagi Banyak Orang”
Posting Komentar