Home
» Catatan Harian
» Sebuah Catatan Membanggakan dari Penulis Terkenal untuk Michelle, Anakku …..
Jumat, 08 November 2013
Sebuah Catatan Membanggakan dari Penulis Terkenal untuk Michelle, Anakku …..
Jumat, 08 November 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Tags:
Catatan Harian
Michelle menjadi salah satu Finalis Duta
Insan Nasional 2013, diapit oleh Menteri komunikasi dan Informatika Bp.
Tifatul Sembiring dan Dirjen Telematika Bp. Ashwin Sasongko - Kamis, 6
November 2013
Buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Benar, ga sih? Aku memang sudah
merasakannya ketika aku dilahirkan di antara orang tua ‘insinyur’,
dimana mereka walau tidak kentara menginginkan aku menjadi seperti
mereka. Tetapi mungkin aku memang menyukai dunia tekik dan konstruksi,
sehingga tanpa dipaksa pun aku memang ingin menjadi seperti mereka.
Itu ketika aku sebagai anak. Searang,
aku sebagai oang tua dari 2 orang anak remaja. Ternyata, benar2 ‘buah
itu jatuh tidak jau dari pohonnya’. Terbukti lagi kedua anakku mengikuti
jejakku, walau aku belum yakin bahwa mereka benar2 mengikuti aku,
mamanya …..
***
Cerita ini dimulai dengan ketika
Micheele terpilih menjadi salah satu Finalis Duta Insan Nasional 2013.
Seleksi demi seleksi dari sekitar bulan Juni 2013 sampai penganugerahan
tanggal 6 November 2013 kemarin, Michelle menjadikan aku sangat bangga (
lihat tulisanku Taraaaaaa ….. Terpilihlah Sudah ‘Duta Insan’ Nasional 2013 ).
Setelah Michelle lulus dari Test-Online ( lihat tulisanku ‘Test Online’ Calon Duta Internet Sehant dan Aman 2013 ),
Mihelle dengan semua calon Duta Insan 2013 ini diwajibkan unuk menulis
artikel dengan clue ‘Internet Sehat dan Aman’, tetapi temanya terserah,
dan minimal 500 kata. Mulanya, dia ogah2an.
Maklum, dia memang belum
pernah menulis, palingan hanya menulis karangan di sekolahnya. Dan dia
tidak mempunyai blog. Tetapi kewajibannya sebagai calon Duta Insan,
harus dipenuhi, bukan?
Awalnya, dia membujukku untuk memberikan
tema, tetai aku benar2 ingin dia memikirkan dari hati dn pikirannya
sendiri, dari awal sampai akhir. Mungkin aku hanya akan memeriksanya,
tidak akan menyalahkannya. Atau mungkin aku hanya meng-editnya (
kesalahan2 ketik ), tanpa merubah isi kontennya saja. Dan Michelle
sepertinya tahu bahwa aku mau mendidiknya sebagai ‘Michelle’ yang berani
mengambil keputusan dan tidak malu2 serta percaya diri …..
Mungkin tidak gampang untuknya mencari
ide penulisan. Berhari2 dia membuka2 artikel, mencari sesuatu yang up to
date, melihat2 di Google, sampai pada kesimpulan bahwa dia sendiri dan
teman2 sekolahnya merupakan ‘produk’ teknologi dan hidupnya sendiri dan
teman2nya itu terfokus dengan gadget! Nah loh ……
Aku mendadak tertawa keras, ketika dia
menyodorkan konsep tulisannya tentang ‘remaja yang kecanduan internet’.
Hahaha ….. ternyata dia sadar bahwa dia sudah kecanduan internet. Ya,
dia itu hobi komik online, baik dari Jepng atau dari Korea. Dan semuanya
menjadi berantakan karena dia benar2 tidak peduli lingkungannya kecuali
membaca komik! Sampai sekarang, aku hanya membebaskan boleh membaca
komik jika hari Sabtu dan Minggu. Hari2 sekolahnya aku menyita
gadgetnya. Dan dia tidak keberatan …..
Minggu malam, dengan sadar dia
memberikan gadgetnya untuk aku simpan dan jumat malam, dia meminta
kembali gadgetnya. Dan aku puas dengan kesadarannya bahwa dia memang
harus di didik dengan disiplin untuk belajar dewasa.
Mulailah dia menulis. Pertama sekali dia
menulis secara konvensional, di buku catatan. Aku ajarkan di laptop
saja supaya lebih rapih dan ‘papeless’. Berkali2 dia meminta pendapatku,
dan aku katakan ‘tidak’. Aku benar2 ingin melihat, hasil tulisannya
tanpa aku sama sekali ikut campur. Walau dia sering bertanya tentang
kata2 ( dia sangat pintar, sering dia bertnya tentang arti kata, tetap
aku yakin bahwa itu hanya trik saja, supaya aku bisa memberikan sebuah
kata yang lain dan lebih baik dari yang dia dapatkan ).
Besoknya, dia memberikan tulisannya
lewat email. Aku buka di ipadku. Wajahku berubah serius, dari tadinya
aku terus tersenyum. Tulisannya bagus, ringan khas remaja. Pilihan
kata2nya cantik dengan sedikit ‘kata2 bersayap’. Ulasan dan solusinya
sederhna tetapi cukup mengena. Membacanya enak dan ‘renyah’. Wow!
Tatapanku berubah. Dari aku yang sedikit
memandang sebelah mata karena dia memang manja dan pemalu, berubah
menjadi respek dan mengagumi! Wow! Ternyata anakku mampu! Dan untukku,
Michelle menjadi ‘idola’ku dan aku lebih excited dengan nya untuk terus
mengasah kecakapannya!
***
“Ketika Remaja Kecanduan Internet”.
Itu judul yang dia pilih, yang mendapatkan Headline di Blog Insan,
serta mendapat pujian oleh penulis terkenal, Khrisna Pabichara.
Dikatakannya di bootcamp even Finalis Duta Insan 2013 di Cico Resort
Bogor kemarin, bahwa judul yang dipilih Michelle menumbuhkan rasa ingin
tahu :
1. Apa yang terjadi ketika remaja kecanduan internet.
2. Salahkah bila remaja kecanduan internet.
Khrisna berkata juga bahwa, sebagian
besar finalis Duta Insan memberi judul dengan datar dan hambar, dan
sulit membayangkan ada ‘bara’ di dalam isi tulisannya. Dan menurutnya,
tulisan kita ibarat sebuah rumah dan judul adala halamannya. Jadi jika
halamannya sudah tidak menarik, maka malas lah memasuki rumah tersebut.
Untuk konten atau isi tulisan, Khrisna mengatakan ke-20
finalis Duta Insan rata2 menghadirkan tulisan yang memenuhi syarat,
tetapi ada 4 orang finalis termasuk Michelle yang menyuguhkan tulisan
‘bergizi’ dari sudut isi.
Astaga! Betapa bangganya aku ketika
penulis terkenal memberikan apresiasi kepada Michelle. Bulu kudukku
terus meremang ketika terus membaca ulasan Khrisna di hasil laporannya :
“Gaya Bahasa dan Cakupan Isi : Sebuah Telaah Terhadap Tulisan Peserta Calon Duta Insan”.
Kata Khrisna lagi, Michelle bertutur
tentang hal yang sederhana, remaja yang keranjingan game online dan
chatting. Tema sederhana, bukan? Tetapi sangat mengena! Tidak ‘neko2′
dan selalu terjadi di sekeliling kita. Dan Michelle menawarkan gagasan
menarik, bagaimana semestinya kita memanfaatkan internet …..
Ya ampunnnnn ……. mataku mendadak
kelilipan dan mengeluarkan air mata. Hatiku berbunga, bangga! Michelle
mampu membat Khrisna memberikan ulasan yang sedemikian rupa yang sangat
membanggakan, sebagai mamanya. Seorang anak yang dulu pernah bermasalah
dengan kesehatannya dan kemungkinan dalam keterbatasan secara fisik,
berhasil menjadi seorang remaja berprestasi! Puji Tuhan! Dan aku semakin
terpacu untuk mengajar Michelle menjadi seorang remaja yang penuh
kepedulian serta terus percaya diri untuk masa depannya …..
***
Aku memang bukan seorang penulis. Aku
menulis hanya untuk terapi otakku setelah terserang stroke hampir 4
tahun yang lalu. Dan ternyata menulis memang bisa ‘menyembuhkan’ aku,
puji Tuhan! Sehingga, selain menuis sebagai teapi, aku juga memberikan
porsi menulis mulai ke arah pelayanan dalam nama Tuhan. Dan Tuhan
memberkati tulisan2ku.
Ternyata Michelle menjadi ‘buah’ yang
jatuh dekat2 aku. Walau yang aku tahu, dia tidak pernah membaca
tulisan2ku secara rutin, mungkin otak mudanya bisa ‘menangkap’ konsep
penulisan2ku, sehingga Michelle mampu merebut hati Khrisna dan
tulisannya menjadkan aku semakin bangga sebagai mamanya, yang dalam
keterbatasan …..
“Michelle, mama bangga sekali
denganmu, sayang ….. teruslah belajar, jadilah anak yang manis, baik,
cantik dan berbudi. Tetaplah takut akan Tuhan dan mengabdilah pada NYA
dan membanggakan negara ……”
Catatan :
Yang tercetak warna merah
adalah kata2 Khrisna Pabichara sendiri dalam ulasannya. Krisna adalah
penulis handal yang sudah menerbitkan 17 buku fiksi dan non-fiksi.
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Sebuah Catatan Membanggakan dari Penulis Terkenal untuk Michelle, Anakku …..”
Posting Komentar