Jumat, 18 Oktober 2013
‘Pantai Mutiara’ : Contoh untuk Jakarta Bercermin
Jumat, 18 Oktober 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelumnya : ‘Pluit’, Kawasan di Utara Jakarta yang Sarat dengan Masalah
Pantai Mutiara memang menawan. Sangat
menawan. Ketika pemasaran rumah2 disana pertama kali sekitar awal tahun
1990-an dengan konsep2 baru yang luar biasa, aku sudah jatuh hati.
Secara waktu itu aku baru 2 tahun menjadi mahasiswa arsitektur, sehingga
konsep2 baru, yang belum pernah ada di Indonesia, adalah merupakan
sebuah keingintahuanku terhadap ruang lingkup dunia properti untuk masa
depanku, kelak.
Sehingga, aku mulai mengamati ‘bagaimana selanjutnya’
dan apa tanggapan warga Jakarta.
Tahun demi tahun perubahan Pantai
Mutiara yang terencana semakin nyata. Sebuah kompleks elite dengan
kavling tanah besar, konsep rumah tunggal dan hanya menjual tanah (
desain dan pembangunan oleh is pembeli tanah properti ) serta konsep
dermaga pribadi di belakang rumah, merupakan konsep baru bagi Jakarta.
Aku sungguh terkagum2 dulunya, sampai seringkali aku kesana hanya untuk
melihat, memotret dan mengamati kehidupan disana. Beruntung, aku pernah
mendapatkan proyek membangun rumah tinggal disana sekutar awal tahun
2000-an, sehingga aku benar2 mengerti, sebuah kehidupan elite tetapi
untukku tidak merasakan kenyamanan hidup, apalagi ketika Pantai Mutiara
diserang banjir besar beberapa tahun lalu …..
Pantai Mutiara adalah sebuah ‘tanah
baru’ hasil reklamasi. Sebuah ‘pulau’ yang dihubungkan oleh jembatan
dari dataran Jakarta. Tidak panjang hanya seperti melewati sungai.
Tempatnya memang sangat eksotis. Jika memang ingin tinggal disana,
membeli tanah disana yang aku yakin berharga puluhan juta per-meter2.
Lalu mendesain dan membangun yang pastinya sampai lebih dari 1 milyard,
dengan fasilitas2 fantastis! Di desain dengan bisa mempunyai dermaga
pribadi di belakang rumah dan pasti mempunyai atau menyewa kapal boat
atau kapal pesiar kecil pribadi.
Siapa yang tidak mau mempunyai
properti mewah seperti ini? Rumah sebesar mall berlantai 3 dengan
belasan mobil mewah serta pelayan yang siap membantu. Juga dengan
dermaga pribadi dan kapal2 pesiar pribadi? Cerita kehidupan super mewah
di Jakarta ……
Masing2 rumah terhubung langsung ke
laut, lewat belakang rumah. Dan garasinya bisa menampung lebih dari 6
mobil ( yang pasti mewah ), secara aku pernah mendesain dan membangun
salah satu rumah disana. Sebuah kehidupan yang super mewah, seperti
rumah2 bintang2 film di Malibu, Amerika Serikat. Sebuah lifestyle yang
mungkin tidak ada yang terpikir oleh sebagian besar warga Jakarta …..
Di boulevard nya, atau di jalan utamanya
seperti biasa merupkan aera bisnis dengan deretan ruko2 serta pintu
masuk apartemen Pantai Mutiara. Lalu melewati jembatan dan itulah area
reklamasi, dimana benar2 di desain dengan cantik seperti yang aku
tuliskan diatas, juga seperti foto dibawah ini
Foto diatas sangat jelas terlihat
dengan cluster2 yang masing2 kavling tanah berada di depan air, yang
berhubungan denan laut lepas, untuk menyangkutkan kapal2 mereka. Seperti
layanya rumah2 bintang film di Malibu saja …..
Desainnya khas sebagai pemukiman
elite dengan cluster2 cantik, ditepi laut. Sehingga membuat Pantai
Mutiara sebagai salah satu pemukiman elite Jakarta, bersama dengan
Pondok Indah ( lihat tulisanku Kembalikan Pondok Indah sebagai Kawasan ‘Mewah’ Jakarta serta Kelapa Gading ( lihat tulisanku ‘Dunia Glamor dan Gemerlap’ Kelapa Gading ).
Berlanjut sampai benar2 di tepi laut,
suasananya sangat berbeda, tidak seperti di Jakarta. Dulu, pantainya
masih cukup jauh dari batas laut, mungkin sampai beberapa belas meter,
kecuali jika pasang naik. Itu sekitar tahun 2000-an.
Tetapi setelah
banjir rob melanda sekitar akhir tahun 2011, antara pantai dengan bibir
laut tidak ada batasnya, sehingga manajemen disana memberlakukan
tetra-hyder untuk menahan pengikisan pantai dan membangun dinding
penahan untuk ombak laut tidak menerjang jalanan. Tetapi itupun tidak
banyak menolong, sehingga banjir rob tersebut melanda hapir semua rumah2
super ewah tersebut terendam banjir ( lihat tulisanku Berlomba dan ‘Mendewakan’ Proyek Atas Nama Penyelamatan Jakarta? Aahhh ….. ).
Pantai Mutiara dahulu
Pantai Mutiara setelah banjir rob.
Datarannya semakin merapat dari bibir laut, ditambah tetra-hyder untuk
mencegah pengikisan pantai …..
Ketika aku kesana melihat hasil serangan
rob disana, rasa tidak percaya. Karena rumah2 super mewah itu sempat
terendam banjir agak lama sampai melihat pemukiman itu seperti melihat
perkampungan Jakarta yang kumuh. Ratusan karung pasir banyak disana yang
sebenarnya untuk meredam air, tetapi toh tidak bermanfaat. Semuanya
rusak ……
Sepanjang jalan, tetra-hyder ters
ada. Benda ini akan ‘merapatkan’ barisan untuk air laut tidak mengikis
pantai, dengan bentuknya yang saing silang …..
Bisa dibayangkan, berapa banyak kerugian
disana? Ratusan milyard, pasti! Dengan masing2 rumah berharga sampai
puluhan milyard, tidak heran jika mereka akan mengeluarkan uang banyak
sekali, yang mungkin bisa untuk membiayai sebuah kelurahan …..
Aku tidak mau membahas tentang
permasalahannya, karena sudah dibahas sedikit di link diatas. Tetapi
yang ingin aku tunjukan adalah, bahwa
dalam memikirkan
sebuah desain perkotaan, tidak hanya harus sesuai dengan keadaan iklim,
lingkungan atau sesuai dengan konsep2 tata aturan budaya lokal saja,
tetapi harus juga memikirkan tentang pelestarian lingkungan. Karena
desain sebuah kota, harus berbarengan dengan pertumbuhan tata
lingkungannya, baik lingkungan fisik ( misalnya, penghijauan, tata ruang
kota ) ataupun lingkungan sosial.
***
Seperti yang sudah diketahui bahwa
Jakarta semakin lama semakin ‘tenggelam’. Bukan dalam arti kiasan saja,
tetapi benar2 tenggelam. Dataran Jakarta, semakin lama menurun sampai di
bawah level banjir. Termasuk dataran hasil reklamasi. Pantai Mutiara
adalah salah satu contoh, betapa sebuah lingkungan yang sebearnya sangat
cantik dan apik, tetapi di develop dengan tidak pada tempatnya,
menjadikan pemukiman ini dengan hanya sekitar 20 tahun, mulai rusak.
Bibir pantai yang tadinya cukup jauh,
tetapi semakin dekat dengan rumah2 elite tersebut. Pasti begitu juga
bibir laut yang masuk ke dalam perumahan. Sehingga aku sangat yakin,
suatu saat ( atau sudah terjadi? ) halaman belakang masing2 rumah yang
untuk dermaga pribadi, akan terkikis sehingga rumah2 tersebut lama
kelamaan akan ‘menghilsng’ karena tanahnya terus terkikis …..
Lalu, apa yang ada dibenak kita? Pasti mulai berpikir,
“Kapan ya, rumah itu akan lenyap
karena tanah dibawahnya teru terkikis?
Bagaimana cara untuk tidak
terkikis?
Lalu uang yang ditanamkan lewat properti tersebut, bagaimana?
Jangankan untuk tanah dan rumah warisan untuk anak cucu, hanya 10 tahun
saja sudah mulai
mengkawatirkan ……”
Suatu saat investasi sebesar itu akan lenyap. Dan itu semuanya adalah kesalahan kita sendiri …..
Suasana yang rusak karena banjir rob …..
***
Memang, semuanya akan
lenyap. Suatu saat, Tuhan akan mengambil apa yang ada pada kita, jika
DIA menginginkannya. Apalagi jika tidak semena2 terhadap alam dan
lingkungan kita. Alam akan marah karena kesewenang2an kita, pun Tuhan
juga akan marah.
Tidak ada ampun, jika kita tidak sadar bahwa sudah
banyak tanda2 dari NYA untuk memperbaiki alam kita. Suatu saat, Jakarta
akan ditenggelamkan oleh banjir raksasa, jika kita tetap tidak mau
peduli …..
Panti Mutiara, sebuah pantai masa depan,
jika kita bisa berbenah diri. Sebuah contoh bagi kita, untuk
memperbaiki diri, bagi warga Jakarta dan kita sendiri …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Pantai Mutiara’ : Contoh untuk Jakarta Bercermin”
Posting Komentar