Senin, 26 Agustus 2013

Pasar Rumput dan Wisata Air untuk Jakarta, Sedikit Konsepku



By Christie Damayanti

13775057701280572133
khanzaku.wordpress.com
 
Sebelumnya : “Closet Bekas? Ih …, Jijik!”

Sebenarnya dari jaman sebelum pak Jokowi, seingatku ( benar ga, sih? ) sungai Ciliwung di depan Pasar Rumput sudah di konsepkan sebagai wisata air. Beberapa terminal kapal untuk wisata air, sudah dibangun dan kalau tidak salah, sudah ada test dan percobaannya. Tapi tidak ada kelanjutannya.

Sepanjang sungai, sudah dibangun taman2 kecil dengan pepohonan cantik. Dari ujung di depan Hotel Shangrilla terus menuju Pasar Rumput sampai pojokan depan pintu air Manggarai, trrilah sudah didanani. Cukup cantik. Apalagi sepertinya sungai ini menjadi batas daerah Menteng dengan daerah Manggarai dan Pasar Rumput. Cukup strategis untuk sebuah pasar yang bisa melayani 2 daerah, walaupun masing2 daerah pun sudah ada pasar2 tradisional lokal-nya.

Ketika aku sempatkan sengaja lewat kesana walau tidak ‘blusukan’, aku melihat justru Pasar Rumput sepertinya ‘mati’. Sepertinya, gedung Pasar Rumput-nya sudah ditinggalkan penyewanya, atau mau di renovasi? Apapun yang terjadi, sebenarnya hal ini justru membangkitkan ide2 di otakku. 

Secara sebenarnya PKL di sepanjang jalan Pasar Rumput merupakan PKL ‘tumbuh’ dan berkembang karena adanya reaksi positif dari konsumen, sejak puluhan tahun lalu. Sehingga, dengan sekarang Pasar Rumput sendiri ’sedang ditinggalkan’ penyewanya, justru pemda mendapatkan kesempatan untuk benar2 meng-upgrade gedung pasarnya.

137750591635320007
1377505985907459710
www.streetdirectory.co.i

Lantai atas sudah kosong, bahkansebagian dinding dan atapnya sudah bolong. Lantai di bawahnya masih ada beberapa pedagang yang membuka dagangannya

Bangunan Pasar Rumput nya sendiri di desain baru, yang lebih baik dengan fasilitas modern. Seperti di Pasar Cikini, di depan Stasiun Cikini, bekas Pasar Cikini, di lantai basementnya merupakan pasar tradisional tetapi di lantai atasnya sampai lantai 4, merupakan pusat emas Cikini yang sudah terkenal puluhan tahun lalu juga.

13775060801831463544
www.cikinigoldcenter.com

Pasar tradisional beraada di lantai basement, dan karena lahannya sempit, parkir mobil ada di atas toko2 dalam bangunan itu.

1377506139275613649
www.cikinigoldcentre.com

Contoh denah Pasar Cikini dengan kios2 modern, tetapi mengacu pada konsep pasar tradisional. Dan untuk limbah pasarnya, seharusnya sudah di analisa dengan AMDAL dan dibuang dengan fasilitas2 modern.

Begitu juga untuk konsep Pasar Rumput. Dengan bekerjasama dengan pihak2 swasta, seperti dengan CGC, pemda bisa me-redesign dengan memasukkan PKL2 yang sekarang berada di jalan utama. 

Konsepnya adalah :

1.       Bangunan Pasar Rumput di bangun bisa sampai 4 lantai. Mengapa hanya 4 lantai? Karena untuk bangunan 4 lantai adalah standard maksimal bangunan umum yang TIDAK HARUS menggunakan lift. Lift hanya untuk loading-unloading. Lift service, istilahanya. Sehingga bangunan umum berlantai 4 tersebut, bisa jauh lebih murah.

2.       Lantai basemennya, untuk pasar tradisional. Bahan makanan, tetapi lantainya tetap berkeramik, bersih dan fisilitas baik, seperti di CGC

3.       Lantai dasarnya untuk PKL yang berdagang sepeda atau barang2 yang relatif berat dan susah untuk di coba, jika di lantai atas.

4.       Lantai2 di atasnya bisa untuk barang2 bekas utilities untuk material bangunan, seperti sanitai, keramik, bahkan untuk barang2 baru.

5.       Parkir pasar harus juga dipikirkan. Dengan sebelumnya PKL2 di jalan utama Pasar Rumput tidak mempunyai tempat parkir ( yang itulah menyebabkan selalu macet ), sekarang disiapkan lahan parkir cukup banyak sesuai standrad arsitektural serta standard pemda Jakarta yang berlaku.

6.       Dan yang jelas, untuk membersihkan sanitari bekas pun, sudah harus melakukan AMDAL, sehingga mereka harus melakukan pembersihan sanitari bekas dengan aturan2 yang sesuai guna mendukung lingkungan alam Jakarta.

7.       Desainnya pun lebih ke arah bangunan tradisional dengan ‘pakem2′ kota tropis ( atap pelana / miring ), tetapi dengan fasilitas2 modern, sesuai standrd arsitektural yang berlaku ( misalnya, seperti bangunan tradisional negara tropis di foto awal rtikel ini ). Tidak harus seperti ‘pasar’ tetapi konssepnya lebih mengarah dengan ‘lifestyle’ warga Jakarta.

Sudah? Hanya itu? Belum!

Dengan di re-desain nya gedung Pasar Rumput, PKL2 sudah bisa ditampung di atas pasar. Sehingga jalur jalan utama menjadi ‘bersih’. Pembatas jalur, bisa di desain sebagai taman dan pepohonan kecil, dengan membuka pagarnya. Pagar itu untuk warga yang lalu lalang menyeberang karena lewat depan PKL benat2 tidak bisa! Lalu di seberang ex. PKL di desain cantik untuk pemandangan wajah sungai Ciliwung. Bisa diteruskan konsep ‘wisata air’ nya dari pemda.

Wisata air, bukan hanya naik kapal seperti di Amsterdam atau Venezia. Mungkin untuk Jakarta mulai dahulu dengan pedestriannya sepanjang sungai, baru lebih dalam lagi. Tetapi justru wisata air di sekitar jalan Sultan Agung sampai depan Hotel Shangrilla, aku ingin men-developed dengan menyusuri sepanjang sungai Ciliwung dari depan terminal bis Manggarai depan Pasaraya, sampai di depan Hotel Shangrilla. 

Konsepnya adalah cukup sekedar membuat jalan setapak ( untuk pedestrian, jogging track serta untuk jalan sepeda ) serta untuk yang cantik dengan lebar 2 m minimal ( memungkinkan untuk kursi roda + berpapasan dengan orang lain ). 

Di sebelahnya untuk penyerapan dan pepohonan serta streetscape ( penunjuk arah, lampu2, tempat sampah, bench atau kursi2 taman serta art work ). Di sebuah titik mungkin bisa di desai, untuk sekedar PKL yang legal untuk menjual makanan2 kecil.

1377506404289671525
id.wikipedia.org
1377506439560913029

Contoh konsep jogging track sepanjang jalan Sultan Agung Jakarta ( Pasar Rumput ). Ada kalanya di desain ‘turun’ sesaat sebelum sampati permukaan sungai. Menarik, pastinya!

Dalam mendesain sebuah titik landmark secara arsitektural dan perkotaan, tidak harus sepanjang sungai atau tempat sama seperti itu.Bisa saja hanya sepersekian lahan yang ada, di desain A, sepersekian lagi di desain B, sepersekian lagi di desain C dan seterusnya. Artinya, kita bisa mendesain sebuah titik kota sesuai dengan lingkungannya.

13775064721514338868
architecture.info
1377506531162199635
thamrinresidence.com

Konsep jalan setapak dan jogging track,mulsi di depan jalan Halimun sanpai setelah Hotel Shangrilla. Lebih arah elegan untuk bisa menikmati suasana Jakarta sambil membaca koran …..

13775066721933282027 
 
arsitekemarinsore.blogspot.com

Contoh, seperbagian sungai Ciliwung di Jakarta, bisa di desain sesuai dengan lingkungannya ( lihat foto diatas, dan di sisi luarnya masih belum di desain.

1.       Jika kita mendesain dari depan Pasaraya sampai di depan Jalan Halimun perempatan ke arah jalan Latuharhary merupakan konsep yang lebih mengundang untuk ‘jalan2 sore’ di perumahan ( karena di belakang Pasar Rumput dan di jalan Latuharhary memang merupakan kompleks hunian ).

2.       Tetapi selanjutnya ke arah Hotel Shangrilla, kita bisa mendesain dengan konsep yang lebih elegan. Misalnya, dengan lebih banyak bench serta konsep2 cluster untuk sekedar membaca koran dengan keluarga, secaraHotel Shangrilla ‘marketnya’ merupakan bisnis …..

Dan dari jalan setapak dan jogging track sepanjang sungai, memakai con-block berwarna, sesuai dengan desain. Sehingga tempat itu akan terlihat lapang dan luas, walau tidak seluas yang dibayangkannya. Sebuah desain akan bisa membuat sebuah tempat lebih cantik, lebih luas atau lebih elegan, sesuai konsepnya. Itulah yang dipelajari oleh desainer ( dalam hal ini untuk Jakarta adalah arsitek dan urban planner ).

Jadi, jika memang pemda memutuskan untuk merenovasi perkotaan, memang dari yang ‘krusial’ dulu, bersambung dengan detail2 yang berhubungan dengan lingkungan dan komprehensif. Kesemuanya harus sudah mengacu pada master-plan keseluruhan kota Jakarta. Masalahnya, apakah master-plan Jakarta sekarang sudah selesai dan disetujui? 

Yang aku tahu, RTRW tahun 2030 belum ada ( masih berupa draft ), dimana seharusnya tata perkotaan Jakarta sekarang ini mengacu pada itu. Bagaimana dengan tata ruang wilayah-nya? Seperti konsep2 Pasar Rumput, Tanah Abang atau yang lain, bahkan untuk daerah2 yang sudah dianggap ‘berhasil’ seperti Kelapa Gading ( lihat tulisanku ‘Dunia Glamour dan Gemerlap’ Kelapa Gading )?

Aaahhh ….. seperti biasa, aku hanya bisa bermimpi untuk membenahi ‘Jakarta yang lebih baik’. Konsep dan ide2ku dalam banyak artikel2ku ini mungkin hanya angan2 saja. Karena aku sangat mengerti, bahwa ini memang tidak gampang …..

Tags:

0 Responses to “Pasar Rumput dan Wisata Air untuk Jakarta, Sedikit Konsepku”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks