Selasa, 04 Juni 2013

i-Potty: Belajar Mengenal Teknologi sambil Toilet Training? ‘Ga Banget, Untukku…



By Christie Damayanti


13703171922063507658
92moose.fm

Sebenarnya, gadget itu buat apa sih? Apakah gadget mampu membuat orang menjadi ‘tunduk’ dan ‘takluk?’, seperti sebuah benda yang di-tuhan-kan? Kadang2 aku tidak habis pikir, semakin kesini, semakin orang2, bahkan orang tua sudah men-cekoki sejak anak2 mereka, berlomba2 untuk membuat gadget sebagai  ’penguasa’ hidup mereka! Dan pada kenyataannya, sekarang gadget sudah berkuasa atas diri kita, diri anak2 kita …… Ckckckckck …..

Sebuah majalah lokal tetapi sebagai majalah remaja dalam Bahasa Inggris untuk kalangan terbatas, menayangkan tentang i-Potty. Bahkan, majalah remajapun menayangkan hal ini, padahal menurutku, majalah seperti ini seharusnya menayangkan tentang alam, budaya atau tentang pilihan masa depan mereka untuk karir mereka serta kegiatan2 positif untuk remaja, jangan melulu tentang gadget! 

Bahwa gadget dan teknologi memang masa depan mereka, justru karena sudah banyak sekali majalah yang berlomba untuk menayangkan gadget dan teknologi, akan lebih baik jika budaya, alam atau tentang pilihan masa depan remaja, yang lebih dikedepankan …..

Dan ternyata, i-Potty sudah ‘mendunia’, setelah aku baca majalah itu, dan aku browsing, ternyata gambar dan foto2  i-Potty sudah banyak di internet …..

Apa sih yang dimaksud dengan i-Potty? I-Potty merupakan solusi, kata majalah itu, bagi anak2 kecil ( untuk adik2 mereka ) yang susah untuk di ajarkan tentang ‘training kamar mandi’ atau ‘toilet training’ ( belajar pipis, belajar BAB di kamar mandi ). 

Mereka menciptakan sebuah pispot, seperti pispot biasa, tetapi mempunyai dashboard seperti motor, yang di dashboardnya di pasang sebuah tablet. Sehingga anak2 yang duduk di pispot tersebut, matanya akan fokus dengan tablet tersebut dan mereka akan duduk dengan manis sampai selesai!
;
1370317752657852438
i-Potty di majalah remaja berbahasa Inggris untuk kalangan terbatas

Pispot dari plastik itu di lengkapi dengan tutupnya jika tidak digunakan. Warna warninya pasti harus memikat khas anak2. Tablet tersebut di’pegang’ dengan baik, dan tidak akan jatuh. Tidak jatuh dan tidak akan kotor, karena aku yakin bahwa anak2 itu akan fokus ke tablet tanpa bermain dengan air atau yang lainnya. Mereka bisa bermain game, atau flm kartun lewat Youtube.

Katanya lagi, tablet yang sudah dipegang oleh tatakannya, di bungkus oleh plastik transparan, sehingga perlindungannya dobel ( double guard, istilah mereka ) dan plastik transparan itu bisa dibeli dengan US$ 40.00! Astaga! Sebuah asesoris yang mahal, hanya untuk perlindungan ganda!

13703178712133490693

Apakah i-Potty seperti ini justru memperkenalkan anak2 untuk ‘berbeda’ dengan teman2nya dan kemungkinan justru anak tersebut tetap ingin duduk di pispotnya setelah selesai buang hajat, karena tabletnya?

Apalagi di foto di atas, i-Potty berada dalam lingkungan belajar, dengan orang2 di sekelilingnya? Untukku, ‘ga banget, deh!

Seharusnya pun, jika kita mau ‘toilet training’ dengan i-Potty, kita bawa anak kita dengan i-Potty nya berada di kamar mandi, bukan di ruangan2 yang lain. Katanya kan ‘toilet training?’

Pertanyaannya, bagaimana jika anak2 yang mempunyai i-Potty seperti itu, justru tidak mau melakukan ‘toilet training’, dengan pipis atau BAB? Justru mereka hanya ingin dudfuk dan bermain dengan tabletnya? Atau ketika ‘toilet training’ selesai tetapi mereka tidak mau dibersihkan untuk lepas dati i-Potty nya?

Si penulis berita tentang i-Potty mengatakan bahwa sebuah i-Potty mampu menghadirkan 2 pengajaran untuk anak2, yaitu tentang ‘toilet training’ dan pengenalan anak2 dengan teknologi ……

***

Tidak salah memang. Ketika kita mempunyai anak2, pastilah kita berusaha untuk berbuat yang tebaik bagi mereka. Jika kita mampu, kita akan membelikan barang2 dan mainan2 yang bagus, untuk ( katanya ) mampu membuat anak2 kita tumbuh lebih baik dan lebih pintar. 

Terbuktikah?

Jika kita tidak mampu secara materi, pun kita pasti tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik! Itu pasti! Tetapi apakah seorang bayi harus ‘menghabiskan’ dana orang tua untuk berbelanja gadget dan teknologi? Harus kah, sebagai bayi dan anak2? Apakah mereka tidak bisa ‘nebeng’ untuk belajar lewat barang2 orang tuanya?

Coba lihat, barang2 yang memang harus ada untuk memenuhi hidup dan kegiatan bayi pun sangat bannyak dan mahal. Misalnya, baju2 bayi yang memang harus lebih banyak karena kebutuhannya. Popok bayi yang sekarang digantikan oleh ‘pampers’ atau napkin sekali buang ( harganya cukup mahal ). Lalu peralatan mandinya, yang juga mahal, karena peralatan ( misalnya, sabun dan sampoo serta peralatan2 yang lain ) orang dewasa tidak bisa untuk bayi. Lalu makanannya, dan susunya. Semuanya adalah memang harus diadakan untuk seorang bayi dan anak2.

Tetapi, bagaimana jika orang tua yang berkelebihan membelikan bayi dan anak2nya sebuah gadget mahal dengan meinginan untuk mulai memperkenalkan teknologi kepada bayi dan anak2 mereka?  

Perlukah?

Semuanya memang bergantung kepada diri orang tua masing2. Tetapi untukku, jika aku sekarang mempunyai bayi dan anak2 kecil ( untungnya, kedua anakku sudah remaja, dan sudah mampu menciptakan ruang tersendiri untuk kegiatannya ), aku akan berusaha memperkenalkan hidup dan masa depannya untuk keluarganya, lingkungannya, alam sekelilingnya, kotanya, budayanya serta tanggung-jawabnya kepada Tuhan!  

Aku akan terus memperkenalkannya kepada teknologi untuknya, karena teknologi memang merupakan masa depannya. Termasuk gadget, karena mereka akan hidup dengan gadget dan teknologi di kehidupan dan masa depannya.

Lebay? Sok moralis? Sok jadi orang tua yang baik?

Aku tidak peduli! Aku hanya ingin anak2ku tahu dalam keseimbangannya dalam hidup mereka! Bahwa semuanya untuk masa depan mereka, termasuk tentang alam, budaya, keluarga, teknologi, gadget serta diatas segalanya adalah tanggung jawabnya kepada Tuhan …..

Tetapi tidak sekarang, dimana mereka masih bayi dan terlalu kecil. Permainan2 untuk mereka jaman dulu, justru menurutku merupakan mainan2 yang kreatif, melatih motorik bayi dan anak untuk bergerak dan berlari! Bukan mengajarkan bayi dan anak hanya duduk diam dan hanya memencet2 gadgetnya! Lama2 bayi dan anak2 kita akan diprediksi menjadi obesitas dan hanya hidup dengan duduk di kursi dan di depannya ada komputer, seperti di film Disney E-Wall …..

Ya, mungkin otak mereka encer, tetapi sepertinya belum ada yang membuktikan bahwa bayi dan anak yang belajar gadget dan teknologi lebih pintar dengan bayi dan anak yang belajar permainan tradisional serta pendalaman budaya, alam dan lingkungannya!

Jadi, bagaimana dengan ide i-Potty ini? Tidak banget untukku, tetapi semua tergantung kepada diri kita masing2.

Salamku …..

1370318073873941154

Tags: ,

0 Responses to “i-Potty: Belajar Mengenal Teknologi sambil Toilet Training? ‘Ga Banget, Untukku…”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks