Selasa, 04 Juni 2013
i-Potty: Belajar Mengenal Teknologi sambil Toilet Training? ‘Ga Banget, Untukku…
Selasa, 04 Juni 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebenarnya, gadget itu buat apa sih?
Apakah gadget mampu membuat orang menjadi ‘tunduk’ dan ‘takluk?’,
seperti sebuah benda yang di-tuhan-kan? Kadang2 aku tidak habis pikir,
semakin kesini, semakin orang2, bahkan orang tua sudah men-cekoki sejak
anak2 mereka, berlomba2 untuk membuat gadget sebagai ’penguasa’ hidup
mereka! Dan pada kenyataannya, sekarang gadget sudah berkuasa atas diri
kita, diri anak2 kita …… Ckckckckck …..
Sebuah majalah lokal tetapi sebagai
majalah remaja dalam Bahasa Inggris untuk kalangan terbatas, menayangkan
tentang i-Potty. Bahkan, majalah remajapun menayangkan hal ini, padahal
menurutku, majalah seperti ini seharusnya menayangkan tentang alam,
budaya atau tentang pilihan masa depan mereka untuk karir mereka serta
kegiatan2 positif untuk remaja, jangan melulu tentang gadget!
Bahwa
gadget dan teknologi memang masa depan mereka, justru karena sudah
banyak sekali majalah yang berlomba untuk menayangkan gadget dan
teknologi, akan lebih baik jika budaya, alam atau tentang pilihan masa
depan remaja, yang lebih dikedepankan …..
Dan ternyata, i-Potty sudah
‘mendunia’, setelah aku baca majalah itu, dan aku browsing, ternyata
gambar dan foto2 i-Potty sudah banyak di internet …..
Apa sih yang dimaksud dengan i-Potty?
I-Potty merupakan solusi, kata majalah itu, bagi anak2 kecil ( untuk
adik2 mereka ) yang susah untuk di ajarkan tentang ‘training kamar
mandi’ atau ‘toilet training’ ( belajar pipis, belajar BAB di kamar
mandi ).
Mereka menciptakan sebuah pispot, seperti pispot biasa, tetapi
mempunyai dashboard seperti motor, yang di dashboardnya di pasang sebuah
tablet. Sehingga anak2 yang duduk di pispot tersebut, matanya akan
fokus dengan tablet tersebut dan mereka akan duduk dengan manis sampai
selesai!
;
i-Potty di majalah remaja berbahasa Inggris untuk kalangan terbatas
Pispot dari plastik itu di lengkapi
dengan tutupnya jika tidak digunakan. Warna warninya pasti harus memikat
khas anak2. Tablet tersebut di’pegang’ dengan baik, dan tidak akan
jatuh. Tidak jatuh dan tidak akan kotor, karena aku yakin bahwa anak2
itu akan fokus ke tablet tanpa bermain dengan air atau yang lainnya.
Mereka bisa bermain game, atau flm kartun lewat Youtube.
Katanya lagi, tablet yang sudah dipegang
oleh tatakannya, di bungkus oleh plastik transparan, sehingga
perlindungannya dobel ( double guard, istilah mereka ) dan plastik
transparan itu bisa dibeli dengan US$ 40.00! Astaga! Sebuah asesoris
yang mahal, hanya untuk perlindungan ganda!
Apakah i-Potty seperti ini justru
memperkenalkan anak2 untuk ‘berbeda’ dengan teman2nya dan kemungkinan
justru anak tersebut tetap ingin duduk di pispotnya setelah selesai
buang hajat, karena tabletnya?
Apalagi di foto di atas, i-Potty berada dalam lingkungan belajar, dengan orang2 di sekelilingnya? Untukku, ‘ga banget, deh!
Seharusnya pun, jika kita mau ‘toilet training’ dengan i-Potty, kita bawa anak kita dengan i-Potty nya berada di kamar mandi, bukan di ruangan2 yang lain. Katanya kan ‘toilet training?’
Pertanyaannya, bagaimana jika anak2 yang
mempunyai i-Potty seperti itu, justru tidak mau melakukan ‘toilet
training’, dengan pipis atau BAB? Justru mereka hanya ingin dudfuk dan
bermain dengan tabletnya? Atau ketika ‘toilet training’ selesai tetapi
mereka tidak mau dibersihkan untuk lepas dati i-Potty nya?
Si penulis berita tentang i-Potty
mengatakan bahwa sebuah i-Potty mampu menghadirkan 2 pengajaran untuk
anak2, yaitu tentang ‘toilet training’ dan pengenalan anak2 dengan
teknologi ……
***
Tidak salah memang. Ketika kita
mempunyai anak2, pastilah kita berusaha untuk berbuat yang tebaik bagi
mereka. Jika kita mampu, kita akan membelikan barang2 dan mainan2 yang
bagus, untuk ( katanya ) mampu membuat anak2 kita tumbuh lebih baik dan
lebih pintar.
Terbuktikah?
Jika kita tidak mampu secara materi, pun
kita pasti tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik! Itu pasti!
Tetapi apakah seorang bayi harus ‘menghabiskan’ dana orang tua untuk
berbelanja gadget dan teknologi? Harus kah, sebagai bayi dan anak2?
Apakah mereka tidak bisa ‘nebeng’ untuk belajar lewat barang2 orang
tuanya?
Coba lihat, barang2 yang memang harus
ada untuk memenuhi hidup dan kegiatan bayi pun sangat bannyak dan mahal.
Misalnya, baju2 bayi yang memang harus lebih banyak karena
kebutuhannya. Popok bayi yang sekarang digantikan oleh ‘pampers’ atau
napkin sekali buang ( harganya cukup mahal ). Lalu peralatan mandinya,
yang juga mahal, karena peralatan ( misalnya, sabun dan sampoo serta
peralatan2 yang lain ) orang dewasa tidak bisa untuk bayi. Lalu
makanannya, dan susunya. Semuanya adalah memang harus diadakan untuk
seorang bayi dan anak2.
Tetapi, bagaimana jika orang tua yang
berkelebihan membelikan bayi dan anak2nya sebuah gadget mahal dengan
meinginan untuk mulai memperkenalkan teknologi kepada bayi dan anak2
mereka?
Perlukah?
Semuanya memang bergantung kepada diri
orang tua masing2. Tetapi untukku, jika aku sekarang mempunyai bayi dan
anak2 kecil ( untungnya, kedua anakku sudah remaja, dan sudah mampu
menciptakan ruang tersendiri untuk kegiatannya ), aku akan
berusaha memperkenalkan hidup dan masa depannya untuk keluarganya,
lingkungannya, alam sekelilingnya, kotanya, budayanya serta
tanggung-jawabnya kepada Tuhan!
Aku akan terus
memperkenalkannya kepada teknologi untuknya, karena teknologi memang
merupakan masa depannya. Termasuk gadget, karena mereka akan hidup
dengan gadget dan teknologi di kehidupan dan masa depannya.
Lebay? Sok moralis? Sok jadi orang tua yang baik?
Aku tidak peduli! Aku hanya ingin
anak2ku tahu dalam keseimbangannya dalam hidup mereka! Bahwa semuanya
untuk masa depan mereka, termasuk tentang alam, budaya, keluarga,
teknologi, gadget serta diatas segalanya adalah tanggung jawabnya kepada
Tuhan …..
Tetapi tidak sekarang, dimana mereka
masih bayi dan terlalu kecil. Permainan2 untuk mereka jaman dulu, justru
menurutku merupakan mainan2 yang kreatif, melatih motorik bayi dan anak
untuk bergerak dan berlari! Bukan mengajarkan bayi dan anak hanya duduk
diam dan hanya memencet2 gadgetnya! Lama2 bayi dan anak2 kita akan
diprediksi menjadi obesitas dan hanya hidup dengan duduk di kursi dan di
depannya ada komputer, seperti di film Disney E-Wall …..
Ya, mungkin otak mereka encer, tetapi
sepertinya belum ada yang membuktikan bahwa bayi dan anak yang belajar
gadget dan teknologi lebih pintar dengan bayi dan anak yang belajar
permainan tradisional serta pendalaman budaya, alam dan lingkungannya!
Jadi, bagaimana dengan ide i-Potty ini? Tidak banget untukku, tetapi semua tergantung kepada diri kita masing2.
Salamku …..
Tags: Internet , Teknologi
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “i-Potty: Belajar Mengenal Teknologi sambil Toilet Training? ‘Ga Banget, Untukku…”
Posting Komentar