Rabu, 29 Mei 2013
[Kesaksian] 6 Bulan ‘Aku Belajar untuk Hidup’
Rabu, 29 Mei 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Belajar untuk hidup. Ya ….. 6 bulan pertama setelah aku diserang stroke, aku benar2 belajar untuk hidup. Sekali lagi : B E L A J A R U N T U K H I D U P !!
Ketika aku terserang stroke pada tanggal
8 Januari 2010 lalu di San Francisco Amerika Serikat, Tuhan mengizinkan
aku menjadi seorang ‘bayi’, seperti bayi yang baru lahir. Aku lumpuh ½
tubuh sebelah kanan, tidak mampu bergerak karena trauma dan sama sekali
tidak bisa bicara. Aku seperti bayi yang baru lahir, bertubuh perempuan
dewasa dan sama sekali tidak bisa apa2.
Aku hanya bisa memandang keadaan
di sekelilingku, aku hanya bisa mendengarkan semua suara di
sekelilingku, aku hanya bisa tersenyum kepada orang2 di sekelilingku dan
aku hanya bisa berdoa ….. Dan aku divonis secara medis aku hanya mampu
berbaring saja, atau terbaik hanya mampu duduk di kursi roda saja …..
Keadaanku benar2 memprihatinkan, sampai
ketika semua keluargaku menjengukku, aku melihat mata mereka yang
memerah dan terus berkaca2 walau aku tahu bahwa mereka tidak mau
memperkihatkan betapa mereka sedih dengan keadaanku. Papa dengan
seringnya menatap wajahku dekat dengan wajahnya, aku bisa mengsap
pipinya dengagn tangan kiriku. Begitu juga mamaku, serta kedua anak2ku.
Aku hanya mampu tersenyum dan berkata2 dalam hati,
“Sayang, ini mama, nak. Mama baik2 saja koq. Jangan kawatir ya, sebentar lagi mama akan sembuh, sabar ya ….. “
Aku sempat mengusap mata mereka ketika
aku melihat air matanya mengambang dan aku hanya bisa tersenym ……
Aneh,
aku tidak merasa sedih atau takut, karena sangat mengherankan bahwa aku
hanya tahu bahwa aku akan sembuh dengan cepat karena Tuhan Yesus ada di
dekatku! Mengherankan memang, ketika semua kawatir dengan keadaanku, aku
malah selalu tersenyum dan tertawa dan aku tidak sedih atau kawatir
dengan hidupku …..
Hari ke-2 aku stroke sebagai insan pasca stroke, aku belajar untuk minum. Di artikelku tentang Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 tahun?,
aku katakan bahwa tidak gampang untuk aku belajar minum seteah stroke.
Beberapa kali tersedak sampai dadaku terbaar dan paru2ku seperti mau
meledak!
Sepertinya tidak ada harapan aku hidup, minum saja aku tidak
mampu! Lalu ketika aku belajar makan. Seperti bayi yang belepotan mannya
dengan tangan kiriku yang otakku sudah cacat. Berbeda ketika orang
sehat dengan otak yang juga sehat. Makan dengan tangan kiri sama saja
dengan makan dengan tangan kanan, hanya perlu penyesuaian saja.
Lalu ketika aku belajar berbicara 1 kata
demi 1 kata. Mulutku memang tidak ‘pelo’, tetapi kaku! Untuk mengatakan
1 kata saja, aku tidak mampu, bagaimana aku bisa bertahan hidup? Benar2
belajar untuk hidup, dengan kehidupan yang sangat mendasar ……
Begitu juga ketika aku mulai belajar
menulis dengan tangan kiri. Sangat berbeda jika orang2 normal dengan
otak yang normal mencoba melatih tangan kkirinya untuk menulis. Tetapi
otakku sudah cacat. Ya, sekali lagi, OTAKKU SUDAH CACAT!
( ini yang belum bisa dimengerti oleh banyak orang. Bahkan orang2 sehat
sahabat2ku pun belum memahaminya! Bahkan keluargakupun sama saja! Hanya
papa yang sselali berusaha memahaminya, dengan hanya memelukku jika aku
gelisah atau tidak bahagia ….. ).
Mulai untuk belajar berhitung, seperti
anak TK, aku menuliskan angka 1 + 1 dengan sagat pelan sabil gemetar.
Lalu aku diminta untuk menjawab, dan otakku buntu! Sama sekali tidak
tahu, berapa hasilnya! Demi Tuhan! Aku tidak tahu jawabannya !!!
Astagaaaaaa ……
Sungguh, aku bingung! Aku dengan bingung
memikirkannya. Alisku mengkerut dan aku berpikir keras untuk
menjawabnya. Tetapi,tetap saja aku tidak tahu jawabannya …… ya, Tuhanku
……
Aku berulang kali berpikir keras sampai
aku menyerah, pasrah dengan wajahku meminta tolong kepada terapisku di
Amerika ketika itu. Dan dia terus membimbingku untuk bisa mulai
berpikir. Katanya, karena ‘dulu’ aku pernah bisa, tidak lama aku pasti
bisa! Tetapi jika aku memang belum pernah bisa, maka akan lain hasilnya
……
Konsep sebuah otak adalah, bisa
menyimpan memori. Jika kita belajar sedikit demi sedikit, otak akan
menyimpan di sebuah titik di otak kita. Jika kita terus belajar, aku
yakin bahwa aku bisa! Aku pasti bisa !!
Mulai belajar 1 + 1 sampai ratusan, lalu
1 x 1 dan 1 : 1, aku benar2 belajar dengan pelan, seperti anak TK yang
memang harus belajar. Bahkan anak TK pun pasti lebih pintar dibanding
dengan aku ….. Ah, aku ingat sekali, aku bersemangat sekali untuk
belajar! Mengapa?? Karena AKU HARUS SEGERA BEKERJA LAGI! Untuk membiayai kedua anakku!
2 minggu aku belajar untuk hidup dengan
dasar2 manusia. Lalu begitu pulang ke Indonesia, aku mulai belajar untuk
hidup di Jakarta! Karena konsep hidup di Amerika dan di Jakarta memang
sangat jauh berbeda dan aku harus belajar hidup sebagai manusia, sebagai
perempuan, sebagai orang tua dari 2 anak dan sebagai pekerja ….. Dan
setelah 1 bulan di sebuah rumah sakit di Jakarta, aku pulang ke rumahku
untuk benar2 bersosialisasi sebagai manusia di kehidupan yang nyata …..
Hari2 pertama tinggal di rumah tidak
nyaman, ketika aku sudah terbiasa hidup di rumah sakit. Walau aku sudah
bisa berjalan, tetapi aku sudah terbiasa dan dimanjakan oleh rumah
sakit. Sehingga ketika aku pulang ke rumah, tidak ada yang bisa
memanjakan aku. Aku harus benar2 belajar mandiri, walau memang bertahap.
Aku tidur di kamar bawah bersama mamaku.
Dimana setiap aku ingin pipis
malam, aku harus membangunkan mamaku untuk mrngantarku. Mama yang
memandikan aku, memakaikan bajuku dan mama yang mengurusi hidupku. Dari
bangun pagi sampai tidur malam, mama selalu berada di sampingku.
Setiap hari aku tetap terapi fisik dan
bicara serta terapi menulis di rumah sakit, dan mamalah yang
mengantarku. Mama yang mengajar aku makan dengan baik dan sopan. Aku
harus memakai celemek karena belepotan kemana2. Sungguh, aku benar2
harus bbelajar dari nol! Ya, aku waktu itu sedang berada di titik nol
dalam hidupku ….. Walau banyak sahabat yang mendukungku dan
menyambangiku, tetapi aku seakan tertinggal jauh dibelakang karena (
lagi2 ) keterbatasanku …..
Sampai ketika aku mulai bisa melakukan
sedikit kemandirianku, aku minta ijin untuk bekerja lagi. Aku diminta
‘Test Fungsi Luhur’ di RSCM dan hasilnya membuat aku sangat takjub! Ya,
walau otakku cacat berat, hasilnya sangat luar biasa! Aku bisa dan
dibolehkan untuk bekerja kembali sesuai dengan bidang yang aku inginkan!
Puji Tuhan! Dan setelah aku mamp untuk lebih biss mandiri, bisa pipis
sendiri, bisa bicara lumayan dan bisa berpikir ala pekerja, 6 bulan
setelah aku stroke, tanggal 17 Juni 2010 aku mulai bekerja lagi ……
Puji Tuhan ….. Puji Tuhan ….. Puji Tuhan …..
Ini sedikit kesaksianku ketika aku
belajar untuk hidup. Dari seperti seorang bayi bertubuh dewasa, sampai
Tuhan memberikan kemampuan untuk bekerja kembali. Dari vonis hanya bisa
berbaring saja, sampai sekarang aku tetap mampu berkarya dan berguna
lagi bagi banyak orang dan mampu mendapat penda[atan untuk anak2ku lagi.
Dari tidak mampu untuk melayani diri sendiri, sampai aku selalu
berusaha untuk melayani dan berbagi dengagn orang lain ……
Segala Puji dan Syukur aku persembahkan kepada Tuhan Yesus, Raja segala Raja …..
Haleluya!
Link kesaksian medis tentang stroke :
Stroke-ku
Tags: Kesehatan , Medis
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “[Kesaksian] 6 Bulan ‘Aku Belajar untuk Hidup’”
Posting Komentar