Jumat, 31 Mei 2013
“Fasilitas Pinjaman 250 Juta …..” : Sebuah Fenomena Menyebalkan!
Jumat, 31 Mei 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebenarnya, siapa sih yang usil selalu
memberikan nama dan nomor telpon kita ke orang2 marketing suatu instansi
tanpa ijin dari kita? Aku ingat pertama kali aku di telpon untuk
bermacam produk, waktu itu produk promo dari sebuah club hotel di Bali
untuk aku sekeluarga ( sekarang club ini sudah tutup ). Itu sekitar
tahun 1996-an, dan sering sekali telpon2 seperti itu masuk ke aku. Dan
terus bertambah lagi sampai sekarang. Bukan tentang club keluarga saja,
tetapi banyak sekali promo2, baik lewat SMS atau telpon langsung.
Dulu aku sering bertanya jika ada yang menelponku,
“Dari mana nomor telpon saya ada di mba / mas?”
Dan mereka selalu tidak mau menjawab,
sampai aku sama sekali tidak peduli, masa bodo dan tidak mau mengangkat
telpon jika tidak ada namanya. Dan aku selalu memberitahukan kepada
teman2 baru, bahwa jika memang namanya belum ada di memori telponku,
tolong di SMS dulu sebelum menelponnya, jika mau aku mengangkatnya …..
Apalagi ketika suatu ketika aku sedang
serius melakukan sesuatu ( dan aku sedang menunggu kabar dari seorang
teman lewat telpon kantor dan nomornya memang tidak atau belum ada di
memori telponku ) dan ada yang menelpon, segera aku angkat telpon itu.
Berharap cemas dengan jawaban temanku, tetapi ketika
aku jawab,
“Hallo …..”
Yang menjawab perempuan dan
memperkenalkan dari sebuah bank tempat aku menabung, semula aku pikir
ada permasalahan apa dengan tabunganku, atau kartu kreditku. Karena
memang ada beberapa telpon dari bank yang biasanya menanyakan atau
konfirmasi tentang pemakaian kartu kreditku. Jadi aku berharap tidak ada
masalah, dengan telpon itu. Setelah basa basi dan menanyakan data diri,
dia menyatakan maksudnya untuk menawarkan pinjaman lewat kartu kredit,
dengan bunga ringan! Dan memaksa lagi!
Aku memakai kartu kredit itu bukan
untuk hutang, tetapi semata2 untuk kemudahan pembayaran dan untuk tiak
membawa uang banyak2, apalagi jika ke luar negeri. Aku tidak pernah
membeli barang dengan kartu kredit hanya semata2 untuk hutang, apalagi
jika tawaran ‘marketing’ itu adakah untuk mengajukan pinjaman dengan
bunga ( berapapun itu ) yang ringan! Buat apa? Jika aku tidak punya
uang, ya tidak membeli apa2 dan tidak berhutang ……
Bayangkan! Ketika aku sedang serius dan
tidak ingin ‘becanda’, ada sebuah ‘bank’ ( tanda kutip karena aku koq
tidak yakin bahwa itu bank tempat aku menabung, dan pada kenyataanya
setelah aku konfirmasi setelahnya di nomor resmi bank tersebut, memang
bukan bank yang menelponku ), yang mengaku2 dan menawarkan pinjamannya!
Dan setelah itu pun tidak ada basa basi lagi, ketika aku mengatakan,
“Aku tidak butuh uang! Terima kasih”
Dan dia mulai denga n jurusnya, merayu sampai memaki …..
Hmmmm, tidak salah, bahwa itu bukan sebuah ‘bank’, tetapi marketing liar yang mencari mangsa lewat dunia maya ……
Ini beberapa SMS dari marketing2 liar
yang menurutku tidak etis dan tidak mempunyai lisensi untuk menawarkan
pinjaman ( maaf jika aku salah dengan pernyataan ini ) :
1. Name/Number: +6285287723xxx
Time: 28-02-2013 09:37:46
Content:
“Fasilitas_Pinjaman_Rp20jt-250jt dgn Cicilan Tetap,Perlu 100jt dengan
Cicilan Rp.2.916.667. “CashBack_BiayaAdmin,Proses_3Hari.(InfoLengkap)
021996675xxx DESI”
2. Name/Number: +6281335845467
Time: 30-04-2013 01:21:23
Content: INFO RESMI..!!! TELKOMSEL Poin PENTING/RAHASIA PIN Code: Bx777cf INFO Lengkap: www.halopoin.com
Catatan :
Kalau yang ini, sudah pernah aku tuliskan di Kompasiana. Coba dilihat di Penipuan di Dunia Maya yang Menggelikan!
3. Name/Number: +6285316171xxx
Time: 21-05-2013 10:13:20
Content:
PT. BFI Finance Tbk. Pinjaman : 50 Juta S/D 5 Milyar. Jaminan : BPKB
Mobil/Truk. Proses cair cepat, Bisa Take Over. KET. HUB : AGUS
081214776xxx - 081381747xxx
Diatas contoh 3 buah SMS menyebalkan untukku. Yang berwarna merah ada unsur penipuan dan aku selalu melaporakannya :
Ada beberapa cara untuk pelaporan situs seperti ini
1. Laporkan ke Nawala.org dengan link http://nawala.org/form-pengaduan
2. Kirimkan email ke aduankonten@mail.kominfo.go.id ( sertakan link / tautan situs yang dimaksud )
3. Telepon darurat ke 110 ( pengganti no lama 112, sama sperti 911 di USA )
4. Layanan SMS Polri, kirim ke 1717
5. Mentions di twitter @TMCPoldaMetro dan @DIVHUMASPOLRI kalau terlanjur ketipu
Tetapi yang berwarna biru, mungkin
benar2 menawarkan pinjaman walau perlu mencari tahu dulu bagaimana2 nya,
karena menurutku untuk meminjam sampai ratusan juta tidak hanya lewat
SMS dan hanya sekedar sambil lalu saja …..
Masalannya sekarang, jika orang yang
benar2 ‘kepepet’ dan butuh uang cash dan menelpon dari SMS ini, iya jika
memang bisa membantu, bagaimana jika mereka hanya mengiming2 sesuatu
untuk akhirnya justru hutangnya bertambah banyak? Siapakah mereka yang
menjadi marketing liar ini? Apakah mereka benar2 sesuai dengan
pendidikannya sebagai ‘konsultan keuangan’ atau paling tidak, seorang
marketing? Atau mereka hanya anak muda yang iseng sebagai ‘marketing
liar’ yang hanya mendapatkan sekedar komisi jika berhasil menggaet
konsumen? Dan tidak ada pertanggung-jawabnya?
Sampai sekarang pun, setiap aku ingin
tahu setiap yang menelponku, dari mana tahu nomor dan namaku, mereka
tidak pernah mau menjawab. Jika dari referensi teman, masa’ sebanyak itu
( tiap hari bisa sampai belasan SMS dan telpon )? Jika SMS jarang yang
memakai namaku, tetapi jika telpon, mereka tahu namaku! Artinya, mungkin
mereka sudah sekedar survey atau justru memang sudah tahu tujuannya
untukku.
Apakah kita sebagai pengguna telpon,
tidak mempunyai ‘privasi’ untuk tidak menerima SMS atau telpon2 yang
mengganggu? Bagaimana dengan pertanggung-jawaban dari provider telpon
atau ‘instansi’ jika memang ada indikasi dari data sebuah ‘instansi’?
Bahkan, ada sebuah nomor telpon, yang
sudah aku amati, nomornya selalu sama dan selaku menawarkan kredit
pinjaman lunak atau berhutang lagi jika tagihan kartu kreditku diatas 2
juta. Menyebalkan sekali! Aku memang tidak akan mengangkatnya lagi
setelah pengamatanku, tetapi sangat mengganggu ketika telponku dipakai
untuk me-marketing-i sebuah pinjaman atau kiriman2 ‘hadiah2′ fiksi yang
tidak jelas ……
***
Aku tidak habis pikir, bagaimana mereka
bisa menemukan data-data kita yang seharusnya sangat privasi.
Kelihatanya ada indikasi bahwa perdagangan “DATA” memang benar-benar
ada. Bisa jadi oknum bank memperdagangkan data nasabahnya dengan nilai
tertentu, begitu juga tidak tertutup kemungkinan oknum pegawai dimana
kita bekerja melakukan hal yang sama.
Kalau sudah begini, bisa saja saja sebut
seperti pekerjaan “mafia”. Jelas mereka ada, tetapi untouchable alias
tidak tersentuh. Aku bisa yakin, pengaduan penyalahguaan privasi seperti
ini sudah ada, tetapi mungkin dianggap angin lalu. Ya! Situs atau
website memang ditutup seperti kasus yang aku laporkan, tetapi apakah
penindakannya ada?
Masih hangat di ingatan kita, ketika
terjadi kasus “perampokan” pulsa tahun lalu. Ketika itu ada pelapor yang
diintimidasi oleh oknum sehingga takut untuk melanjutkan kasusnya.
Seolah-olah mereka ini bisa sesuka hati menindas para pengguna telpon
seluler.
Sedih memang, karena kasus serupa
bukannya berkurang tetapi semakin meraja lela saja. Terlebih lagi
permasalahan data dan privasi kita, tidak kunjung dilindungi sesuai
hukum yang berlaku, malah seolah-olah dianggap hal biasa.
Jadi, apa benar data kita di perdagangkan?
Sebuah fenomena dunia maya yang menyebalkan ……
Catatan :
Contoh penawaran yang benar : http://www.bfi.co.id/
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to ““Fasilitas Pinjaman 250 Juta …..” : Sebuah Fenomena Menyebalkan!”
Posting Komentar