Senin, 11 Maret 2013

Cerita Cinta Papa



By Christie Damayanti

1362999164367471072
Dokumen Pribadi

Dengan bangga papa memelukku, ketika aku berhasil menyelesaikan mega proyek dengan waktu singkat - 9 September 2009



Papa adalah segalanya untukku. Sejak kecil, aku memang sangat dekat dengan beliau. Bukan karena aku tidak sayang mama, tetapi mungkin karena aku perempuan yang biasanya anak perempuan memang lebih dekat dengan papa, dan kedua adik laki2 lebih dekat dengan mama. Dan sejak kecil sampai papa dijemput Yesus Selasa 5 Maret 2013 lalu, apalagi sejak aku dalam keterbatasan, papa selalu disamping aku, dari bangun pagi sampai tidur malam …..

Aku tidak mengada-ada. Bahwa papa adalah segalanya bagiku ….. Ini beberapa kenangan yang memberkas dalam hatiku, dan kenangan2 yang lain akan aku tuliskan untuk mengenang papa sampai tidak tersisa lagi …..

***

Ketika aku masih kecil, sekitar tahun 1972, belum sekolah salah satu yang aku ingat adalah bahwa setiap pagi papa membangunkan aku untuk bermain bersama papa sebelum pergi ke kantor. Papa menggendongku dan mengambilkan aku boneka kecil ( aku memanggil boneka itu “Boneka Papa” ) dan sekitar beberapa saat, kami bermain bersama sebelum papa berangkat. Itu terus berulang sampai beberapa saat sebelum aku bersekolah tahun 1974 …..

Setelah bersekolah, peranan papa lebih kepada mengasah perbendaharaan pemikiran, ketika mama lebih sebagai memberikan nutrisi dan kegiatan fisik. Begitu pulang sekolah, kami, aku dan adik2ku, mama selalu memdampingi kami sampai sebelum berangkat tidur. Dan disitulah, ketika papa pulang dan sudah selesai beberes, papa membacakan ‘cerita’ lewat ensiklopedia. 

Ya, papa bercerita dengan membacakan ensiklopedia dengan gambar cantik yang dibeli dari luar negeri, secara papa pernah tinggal di Negeri Belanda untuk bersekolah beberapa tahun. Dan otak kami terasah dan beliau terus membelikan buku2 untuk kami dalam pertumbuhan kami, buku2 tentang appun, tentang banyak hal, sampai kami kuliah ….. Dan aku selalu menjadi ‘bidadari papa’ …..

Kedua adikku adalah laki2 dan mereka ‘keluar’ dari rumah orang tua untuk bersekolah. Pendidikan S1 nya mereka tempuh di Bandung dan S2 di Amerika. Setelah menikah, adik terbesar tinggal di Amerika dan adik terkecil tinggal di Bali. Dan aku belum pernah keluar dari rumah orang tuaku, kecuali pendidikan kursus bisnis di Perth 1 tahun tahun 1993 sebelum aku melanjutkan pendidikan S2 tetap di Jakarta.

Ketika aku menikah, aku sempat ‘keluar’ dari rumah orang tuaku untuk tinggal bersama ex suamiku, dan pada tahun 2007 aku kembali lagi ke rumah orang tuaku karena perceraian. Selama 13 tahun, aku tidak tinggal bersama papa, ditambah 1 tahun aku tinggal di Perth untuk pendidikanku. Aku kembali sebagai anak papa, bidadari papa …..

Awal2 aku sudah bercerai, aku bekerja keras untuk anak2ku dan agak jauh dengan orang tuaku dan anak2ku aku titipkan orang tuaku untuk mengawasinya. Tetapi ketika aku menjadi insan pasca stroke dengan separuh tubuh kelumpuhanku, saat itu papa benar2 selalu berada di sampingku, secara fisik serta secara emosionil dan pemikiran …..

Begitu aku sudah mampu untuk melihat kenyataan tentang masa depanku sebagai seseorang dalam keterbatasan, papa berkata,

“Bapak akan selalu berada di sisimu, ‘all out’. Apapun akan bapak lkukan untukmu, sayang. Dan sebagai orang tua, bapak juga akan selalu mendukungmu dalam hal penyembuhanmu …..”

Dan itu dibuktikannya sampai akhir hayatnya ….. Dari kontrol ke dokter, terapi setiap saat, membelikan obat2an serta apapun yang aku lakukan, apa terus menemaniku sampai papa yakin bahwa inilah yang terbaik untuk penyembuhanku …… 

LUAR BIASA  …..

Setiap hari setelah aku mulai kerja dalam keterbatasanku pertengahan juni tahun 2010, sekitar jam 5.00 beliau pasti membangunanku dengan membuka pintu kamarku. Selimutku dibuka, tanganku di tarik sehingga aku terduduk. Papa tersenyum. Sedikit ngobrol pengantar papa berolah raga berjalan kaki jam 5.00 sampai jam 6.30. Dan papa memintaku untuk membangunkan Michelle yang tidur 1 kamar denganku.

Setelah itu aku mandi dan beberes ketika papa pulang berolah raga. Dan kami makan pagi bersama. Kadang2 ditemani mama dan kedua anakku sudah berangkat ke sekolah. Setelah itu papa mandi setelah menyiapkan obat2anku. Beliau sangat takut aku lupa tidak minum obat. Beliau tidak ingin aku sakit ….. 

Papa melayaniku dengan lembut, bahkan papa tidak akan membikan aku berdiri jika aku membutuhkan sesuatu, semisal kebutuhanku untuk mengambil sendok, atau kecap, atau tusuk gigi, dan sebagainya. Beliau benar2 memberi yang terbaik untukku …..

Di mobil menuju aku terapi di RS Cikini dan ke kantorku di Grogol, kami selalu diskusi tentang apapun. Dan setelah sampai ke kantorku, papa menggandengku ke ruanganku di lantai 43. Begitu sampai, papa menyiapkan kursi ‘kebesaran’ku, sedikit membereskan mejaku, meletakkan tasku dan dengan lembut aku dituntun untuk duduk dengan nyaman. Papa menepuk2 pipiku sambil tersenyum lembut,
 
“Sampai nanti yaaa, mau dijemput jam berapa?”

Pancaran matanya penuh dengan kasih dan kelembutan. Aku melihat papa, seperti aku melihat Yesus ….. Dan setelah itu papa turun, menuju ke mobil untuk ke kantornya sendiri …..

Ketika pulang, papa menjemput ke atas. Aku digandengnya dengan sayang. Berjalan di mall ku untuk melatih kakiku dan menunggu supirku untuk pulang ke rumah sambil ngobrol di mobil. Dan itu berlangsung selama 3 tahun sejak aku dalam keterbatasan …..

Di rumah setelah beberes, kami makan bersama dengan mama, Dennis dan Michelle, atau sebelum pulang mungkin ada yang kami harus lakukan, dan semuanya aku selalu di dampingi papa …..

***

Ketika banyak papa-papa lain yang cuek dan justru membuat anak2nya terluka, atau sebaliknya ketika anak2 membuka papa-papa nya terluka, aku dengan papaku terus saling mendukung dan saling mengasihi. Keterbatasan seorang Christie dan papa dalam kebersahajaan dan umurnya yang lanjut, Tuhan memberikan kasih yang tidak berbatas untuk mewujudkan Kasih Tuhan dalam dunia …..

Papa adalah tangan dan kakiku. Papa adalah idolaku. Papa adalah matahariku dan papa adalah motivatorku. Kasih papa untukku tak berbatas. Dan kasihku kepada papa, sekarang aku hanya bisa lakukan dalam doa ….. doa yang teramat tulus dari seorang Christie untuk papa ….. doa seorang Christie kepada Yesus untuk DIA selalu menemani papa …… dan bisikan hati dari seorang Christie untuk papa bisa selalu menemaniku dalam ketegaranku sebagai seorang anak dalam keterbatasan untuk terus maju berbuat yang terbaik untuk papa, anak2ku, mama serta keluargaku …..
Papa, aku mencintaimu ….. kami semua mengasihimu …..

Tags: ,

0 Responses to “Cerita Cinta Papa”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks