Kamis, 28 Februari 2013
‘Travelers Insurance’ : Meng-claim Sampai US$ 100,000.00
Kamis, 28 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sejak aku percaya dengan produk2
asuransi dan sejak aku sering membeli program investasi berkolaborasi
denga asuransi, begitu juga aku selalu membeli progran asuransi
perjalanan atau disebut ‘travelers insurance’. Biasanya, jika aku atau
kami sekeluarga berwisata ke luar negeri, kami selalu membeli produk
asuransi perjalanan ini.
Perusahaan asuransi perjalanan sangat
beragam, seperti produk2 asuransi2 yang lain. Ada yang lokal atau yang
import. Ada yang ‘ecek2′ tetapi lebih banyak yang serius. Ada yang murah
dan mahal ( tergantung tujuannya, dari negara mana perusahaan itu
berasal atau yang lain ), semua tergantung dengan kebutuhan konsumen …..
Termasuk ketika aku dengan keluarga
besarku berwisata ke Amerika dengan mengikut sertakan kedua orang
anakku, kedua orang tuaku dan keluarga adikku yang tinggal di Bali,
untuk berlibur di rumah keluarga adikku yang tinggal di Dallas, Amerika
Serikat. Setelah tiket dipesan, kami juga membeli program asuransi
asing, yang bermarkas di Amerika serta mempunyai cabang2 di Asia
Tenggara, termasuk di Indonesia.
Asuransi perjalanan ini, menurutku
sangat murah. Hanya dengan membayar asuransi US$ 100.00 / keluarga ( 1
keluarga = 4 orang ) saja, kami bisa merasa ‘aman’ dan bisa meng-claim
sampai US$ 100,000.00 atau sekitar 1 Milyard Rupiah!
Siapa sih yang ingin sakit? Walau
bisa meng-claim sampai 1M, tetapi semua diantara kita pasti tidak ingin
sakit, bukan? Begitu juga keluarga kami …..
Rencana kami berlibur di sana sampai 5
minggu, setelah aku berhasil menyelesaikan pekerjaanku, membuat sebuah
bangunan mix-used cantik di bilangan Jakarta Barat, akhir tahun 2009.
Tetapi pada akhir minggu ke-4, ketika kami berada di San Francisco, pagi
dini hari tanggal 8 Januari 2010, aku terserang stroke akut, sehingga
aku dilarikan ke rumah sakit terdekat dan semoat menginap 2 minngu di
sebuah rumah sakit Katolik yang cantik disana ( lihat artikelku tentang
ini ada di Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…( Bagian 1 ).
Apakah terbayang? Kita sakit di negeri
orang, apalagi di Amerika dengan dokter serta tindakan kesehatan yang
serba mahal? Bagaimana aku harus bertahan ketika dalam tidakan di rumah
sakit bisa mencapai belasan juta rupiah setiap hari? Uangnya dari mana?
Sebenarnya, aku tidak mau ambil pusing
dan memang aku tidak mengerti ( belum mengerti ), karena syaraf otakku
’sedang’ mengalami gangguan. Dan cerita ini aku dapatkan setelah
semuanya selesai, setelah aku bisa berpikir dan bertemu dengan seseorang
yang menolong kami dalam masalah keuangan kami.
Papaku langsung menghubungi asuransi
perjalanan kami dan mendapat pelayanan yang luar biasa! Selama 2 minggu
aku dirawat di rumah sakit itu, selama ittu pula kami sama sekali tidak
mengeluarkan uang sama sekali. Semuanya ditanggung asuransi tersebut dan
pelayanan di rumah sakit itu sangat luar biasa! Dokter2 dan perawat
sangat memperhatikanku, ketika aku sempat depresi dan tidak bisa
melakukan apapun karena 100% lumpuh separuh tubuh …..
Coba bayangkan. Dengan masing2
keluargaku membayar US$ 100.00 ( aku dengan 2 anakku ), ternyata aku
bisa meng-claim lebih dari US$ 100,000.00 atau tepatnya sekitar US$
145,000.00. Berarti asuransi tersebut mampu mem-back-up kesehatanku
sektar 1,5 M Rupiah ……
Ternyata juga, claim-ku waktu itu
merupakan claim terbesar yang mereka lakukan, sehingga sekitar 2 minggu
setelah aku pulang dari San Francisco ke Jakarta, perwakilan asuransi
perjalanan tersebut sempat mampir ke rumah sakit dimana aku dirawat, dan
menyerahkan beberapa dokumen kesehatanku. Jadi, selama aku mulai
terserang stroke di San Francisco, sampai pulang ke Jakarta, sakitku
‘menghabiskan’ uang sebanyak sekitar $ 145,000.00, dan kami sama sekali
tidak mengeluarkan uang ……
Dan ketika aku dipindahkan ke Jakarta,
asuransi pribadiku, pun 100% meng-cover biaya perawatanku selama 1 bulan
penih, termasuk biaya tindakan ( CT Scan, MRI, laboratorium dan
sebagainya ), dokter2 serta obat2an. Selebihnya, setelah aku pulang
darinrumah sakit dimana aku dirawat, aku dalam perawatan ‘rawat jalan’
sampai sekarang. Dan biaya dokter2 untuk kontrol rutin, terapi dan
vitamin serta obat2anku, sebagian besar merupakan hasil investasiku
dalam asuransi kesehatan pribadiku, yang sampai sekarang tetap aku
bayarkan setiap bulan ……
Puji Tuhan …..
Ketika aku merasa sudah saatnya aku
‘percaya’ dalam keidupan berasuransi, aku mengalami sakit yang
sedemikian hebat, dan Tuhan memang sudah membuat aku mampu untuk
menjadikan asuransiku sebagai proteksi diri …..
Coba, bayangkaan jika waktu itu aku
tidak di cover asuransi? Bagaimana aku bisa membayar rumah sakit?
Bagaimana aku bisa pulang ke Jakaarta ( karena biaya untuk aku pulang ke
Jakarta adalah saangat besar : tiket San Francisco - Jakarta untuk ‘1st
class’ karena aku harus bisa berbaring - 3x lipat, bruder / suster
laki2 yang khusus mengantarku dari Alaska serta perawatanku selama di
pesawat )? Lalu jika aku bisa pulang, berapa besar hutangku pada
seseorang, entah siapa? Dengan menjual rumahku saja, uangku tidak akan
sanggup untuk membayar utangku …..
Apalagi sekarang, dengan keterbatasanku,
aku benar2 harus ‘berhitung’ dengan kesehatanku. Jika aku harus
berobat, jangan sampai tabunganku terusik, karena tabunganku adalah
untuk anak2ku. Jadi, aku mengandalakn asuransi kesehatan pribadiku dan
asuransi kesehatan dari perusahaanku tempat aku bekerja.
Artinya, aku
harus bekerja sungguh2 dengan baik, untuk aku bisa mendapatkan ( salah
satunya ) asuransi kesehatan yang semakin tahun semakin bertambah …..
Jadi, sekarang pelajarilah tentang
asuransi, karena kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi pada diri
kita, dan bagaimana kita bisa memproteksi diri kita demi keluarga kita
…..
Perwakilan ‘Travelers Insurance AIG’
yang datang ke rumah sakit dimana aku dirawat, 2 minggu seteah pulang
dari San Francisco ….. Claim ku adalah yang terbesar, waktu itu ......
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “‘Travelers Insurance’ : Meng-claim Sampai US$ 100,000.00”
Posting Komentar