Senin, 04 Maret 2013
Beginilah Dunia ‘Mareka’, Seharusnya…
Senin, 04 Maret 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Minggu siang, para Kampretos ngumpul di
Kebon Binatang Ragunan. Sambil belajar tentang teknik fotografi dari
fotografer2 keren di Kompasiana, sambil ‘hunting’ tentang apa yang sudah
dipelajari yaitu ‘komposisi’ sambil juga jalan2, makan2, ngobrol2
dengan suasana akrab kekeluargaan. Sebuah keluarga besar yang aku
merasakan sesuatu yang membuat aku selalu tertawa riang dan bahagia …..
Siang dan sore Minggu itu memang sangat
panas, sebelum berubah menjadi mendung tebal dan terakhir pas pulang
setelah berfoto bersama, hujan lebatpun tercurah cukup lama …..
Karena aku memakai kursi roda, aku hanya
berada di ‘pos’ kita, di gelaran plasti biru untuk duduk2, ditemani
oleh Valentino yang memang berniat menemani aku, Didit dan Kampretos2
senior. Dan aku banyak bertanya tentang ‘bagaimana aku bisa memanfaatkan
kamera pocket-ku dengan maksimal’, secara aku memang hanya bisa
memotret dengan 1 tangan ( kiri ) saja. Dan aku mendapat banyak ilmu
baru tentang fotografi, walau baru sekali ini aku ikut dengan mereka.
Sambil belajar, aku juga sambil ‘hunting’, walau hanya sekedarnya, hanya duduk di atas kursi roda.
“Ceklak ceklek”, terus begitu
sampai benar2 aku puas dengan hasilnya, secara ‘aku’. Belum tanpa tema.
Hanya tentang apa yang aku ingin foto. Tetapi dengan tiba2, tercetus ide
untuk membuat cerita tentang anak2, secara banyak sekali anak2 yang
datang di Ragunan ini. Mereka terlihat sangat senang dan bahagia. Tawa
ceria terus membahana.
Wajah2 cerita bersimbah penuh serta mainan2
tergenggang di tangan2 mereka, saling bekejaran, saling berteriak serta
saling berkerumun untuk melakukan permainan, membuat suasana siang itu
sangat ceria …..
Tidak ada satupun anak2, bahkan remaja
yang biasanya selalu sibuk dengan dunianya, di gadget mereka, ’sempat’
melakukan itu. Bahkan pun aku sama sekali tidak melihat orang tua mereka
yang ’sempat’ sibuk dengan gadget mereka juga. Anak2 bermain dengan
dunia cerianya, orang tua mereka mengawasi anak2 mereka dengan bahagia.
Padahal, ternyata antara 1 orang anak belum tentu kenal dengan anak
lain, tetapi kebersamaan dunia bermain, meluluhkan perbedaan2 yang ada,
yang justru membuat aku tercenung, inilah dunia anak2 yang sebenarnya ….
***
Dunia anak2 itu seharusnya ya seperti itu! Sebuah dunia dengan
permainan, yang betul2 dunia bermain secara fisik dan menggerakkan
seluruh anggota tubuhnya. Secara anak2 memang seharusnya melatih semua
anggota tubuhnya untuk terus bergerak.
Berlari - berlari dan berlari ….. inilah dunia anak2 …..
Mereka terus berlari, ketika sebuah bola
meluncur didepan mereka untuk mendapatkan bola tersebut. Mereka
berkejaran bersama ketika seorang tukang balon sabun meniupkan busa2
sabun di depan mereka. Mereka bermain batminton bersama, bermain layang2
bersama dan mereka juga meminta orang tua mereka untuk membelikan
permainan2 untuk mereka dengan harga yang relatif sangat murah. Dunia
itu memang dunia mereka, dunia bermain, dunia anak2 …..
Ketika aku selalu melihat anak2 sibuk
dengan dunia gadgetnya, aku benar2 terharu melihat anak2 berbahagia
dengan dunia mereka, kemarin di Ragunan. Ketika anak2 yang selalu aku
lihat di hampir semua bagian dunia, sibuk dengan kegiatan mereka dalam
dunia gadget mereka, ternyata masih ada sebagian kecil dari mereka masih
bergumul dengan dunia bermain mereka yang melibatkan aktifitas secara
fisik semua anggota tubuh mereka. Dan itu benar2 membuat aku terharu …..
Hanya dengan balon sabun-pun, anak2 tertawa bahagia … mereka tidak menuntut banyak, mereka hanya menginginkan dunia mereka, hak untuk berbahagia, dunia anak2 …..
Anak2 keluarga mas Erri dan mba Vema pun
melebur dengan dunia mereka. Cita, Baby dan Adel memang sering selalu
bertiga2an bermain. Tetapi ada kalanya mereka bermain bersama dengan
anak2 yang lain, yang mereka pun tidak kenal, tetapi terlihat sangat
akrab. Tidak terlihat perbedaan2 apalagi saling bertengkar. Ramah,
akrab, walau mungkin mereka tidak terlibat dengan percakapan sebagai
komunikasi. Dan komunikasi mereka hanya dalam insting dan hati dalam
bermain bersama …..
Beberapa dari mereka pun tetap tidak
melupakan gadget mereka, Baby dengan bb pinjaman mamanya ( mba Vema ),
dia bisa meng-eksplore kreatifitasnya sebagai anak2, mengambil beberapqa
foto entah foto apa …… ini juga dunia masa depan mereka, tetapi tetap pada koridor mereka …..
Beberapa saat kemudian, mereka pasti
kelaparan, dengan anggota tubuh mereka yang memang selalu bergerak.
Mereka pun berlari mendapatkan orang tuanya untuk meminta makanan …..
Sungguh kebersamaan yang pasti membuat semua orang terharu, terlebih
aku. Walau mungkin tidak banyak yang ‘melihat’nya dan ‘melihat’ dalam
kacamata ini. Karena suasana rekrasi di Ragunan, membuat semua orang
dilanda eforia kebahagiaan ….
.
Mereka bermain, mereka capai, mereka makan, dan mereka bahagia …..
Begitu juga, ketika hubungan antara
orang tua dan anak2 mereka terjalin dengan keakraban tanpa terhalang
oleh dinding yang tebal. Seperti mas Erri yang menggedong Baby di
pundaknya, atau mba Vema yang melayani Baby makan. Begitu juga orang
tua2 yang lain, yang terus memanjakan anak2nya dengan kasih sayang
mereka, serta ‘memanjakan’ mataku dengan keterharuan yang tiada batas
…..
Ya, aku teringat aku sebagai orang tua yang hanya sempat memanjakan
anak2ku sampai sebelum aku sakit …..
Mas Erri menggendong Baby, suatu kebersamaan antara ayah dan anak dalam komunitas keluarga bahagia …..
Seharusnya, inilah dunia anak2 kita.
Seharusnya, sebagai orang tua, kita mendorong anak2 kita lebih
berkegiatan dengan fisik di udara terbuka. Seharusnya, kita terus
belajar bahwa anak2 kita juga harus terus ‘belajar’ untuk melatih
seluruh anggota tubuhnya dalam mencapai hasil yang terbaik bagi
perjalanan pertumbuhannya.
Dan sebagai orang tua, seharusnyalah kita
terus memandu, mendorong serta ikut serta untuk terus menumbuhkan
semangat mereka untuk bersosiakisasi dengan alam dan segala aktifitasnya
…..
Dan inilah dunia anak2 yang sebenarnya
….. Dunia bermain, dunia beraktifitas di alam terbuka, walau tidak lupa
dengan belajar dalam dunia maya mereka, karena teknologi memang tetap
dunia masa depan mareka …..
Tags: Edukasi , sosbud , Sosok
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Beginilah Dunia ‘Mareka’, Seharusnya…”
Posting Komentar