Rabu, 20 Februari 2013
Aku Pikir …..
Rabu, 20 Februari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Aku pikir, hidup itu harus banyak meminta, tetapi ternyata aku harus banyak memberi.
Namanya juga masih kecil, masih anak2.
Semuanya hanya bisa minta kepada orang tua. Tetapi ketika aku mulai
mengerti apa itu memberi, orang tuanku mengajarkan aku untuk bisa
berbagi. Mungkin memang aku masih meminta ke orang tuaku sebelum aku
mempunyai uang, tetapi aku diajarkan untuk berbagi.
Seperti ketika aku sekolah, orang tuaku
memberikan makanan untuk dibawa ke sekolah. Itu sejak jaman aku TK. Di
sekolah, kami saling berbagi, atau membagikan untuk teman2 yang tidak
membawa bekal. Begitu pun jaman SD.
Ketika SMP dan SMP dengan uang jajan
yang sekedarnya, aku juga diajarkan untk menghemat, dan penghematan itu
aku tabung, dan sebagian aku berikan untuk persembahan. Memang sedikit,
tetapi aku yakin, Tuhan tetap akan menerimanya. Juga ketika aku kuliah,
dengan fasilitas dari orang tua, aku berbagi dengan teman2ku yang orang
tuanya di luar kota, untuk mereka bisa kapanpun mereka datang ke
rumahku, untuk berbagi fasilitas dan tugas …..
Sekarang setelah bekerja, aku terus
mempersembahkan yang terbaik. Apalagi sekang dengan keterbatasanku. Aku
tidak punya apa2 tetapi aku tetap berbagi dan memberi, dan tidak ada
yang lain, bahwa aku akan terus memberi, berbagi dan melayani, yang
terbaik untuk semuanya, sesuai dengan keinginan NYA.
Semuanya indah, ketika aku bisa memberikan apa yang ada, termasuk tubuh dan jiwa dalam kasih …..
Aku pikir, kegagalan itu final dan keterpurukan, ternyata kegagalan hanya sukses yg tertunda.
Sebagai manusia yang sedang di ujung
kesuksesan, ketika aku sakit dan sama sekali tidak bisa apa2 ( bahkan
bicarapun tidak bisa ), aku sempat terpuruk walau hanya dalam hitungan
jam. Aku hanya bisa terlentang, aku hanya bisa menggerakkan tangan dan
kaki kiriku dan aku hanya bisa melihat, dan mendengar. Tuhan membuat aku
tergeletak, tanpa bisa berbuat apa2. Aku tidak bisa berbuat apa2 …..
Aku mulai sadar bahwa aku akan gagal
dalam meraih masa depan. Aku akan gagal dalam mengantar anak2 untuk
bersekolah dan aku akan gagal untuk bisa berbuat sesuatu dalam hidupku,
semuanya akan bergantung kepada orang lain. Aku tergeletak. Aku
terpuruk. Dan impianku sirna, walau tetap percaya bahwa Tuhan akan
menolongku …..
Tetapi keterpurukanku, ternyata membuat
aku bisa bangkit! Ya! Benar2 bangkit untuk hidupku! Untuk anak2ku! Untuk
keluargaku! Dan untuk Tuhanku! Perlahan, aku mulai bisa bergerak, mulai
bisa berjalan, mulai bisa melakukan kegiatanku dengan tubuh kiriku, dan
bahkan mulai untuk bekerja! Dan bukan cuma itu saja! Tuhan membimbingku
untuk mulai berbagi dan melayani sesuai dengan keinginan NYA, walau aku
tetap dalam keterbatasanku …..
Aku sukses? Tidak! Kesuksesanku tidak
bertumpu dalam keduniawianku. Dulu, kesuksesanku diukur dari kepemilikan
materi, ‘kekuasaanku’ untuk mendesain dan memiliki sesuatu atau
kenyamananku untuk berbuat sekehendak hatiku. Tetapi sekarang
kesuksesanku bertumpu ketika aku bisa berbagi dalam keterbatasan dan
kasih. Kesuksesanku aku lihat dari kemampuanku untuk terus berusaha
dalam penyembuhanku.
Dan kesuksesanku adalah aku lebih bisa percaya bahwa Tuhan akan terus membantu dan mengasihiku, terus dan terus …..
Aku pikir, sukses itu harus kerja keras dan tidak peduli yang lain, tetapi ternyata kerja ‘pintar’.
Kerja keras memang sudah menjadi
‘trade-mark’ku. Dari kuliah sampai sekarang. Apalagi ketika aku harus
membiayai anak2ku setelah ditinggal seseorang sebagai ‘pelindungku’.
Kerja keras memang harus aku lakukan, tetapi seharusnya aku tidak
mengabaikan kesehatanku. Sehingga kerja kerasku bermuara dalam serangan
stroke ….. Aku belum mengerti tentang ‘kerja pintar’ …..
Sekarang, kerja pintar selalu aku
jalankan. Kerja pinta harus aku lakukan karena benar2 aku sangat
terbatas. Setelah fisikku di dera stroke, aku harus melakukan semuanya
dengan otakku, mengatur untuk aku bisa bergerak secara fisik dan
mengatur untuk orang lain yang bisa mendukungku secara fisik. Secara
dulu sebagai arsitek lapangan, aku benar2 bekerja keras, fisik dan
pikiran. Tetapi sekarang, aku harus benar2 berpikir, apa yang bisa aku
lakukan, dan apa yang tidak atau belum mampu aku kakukan.
Kerja pintar bukan hanya pikiran saja, tetapi juga melibatkan hati dan jiwaku, serta doa. Jika ’soul’ nya berkenan, dengan doa kepada Tuhan, aku akan melakukannya.
Aku
pikir, makhluk yg paling bisa bertahan hidup adalah yg paling pintar,
atau yg paling kuat, tetapi ternyata yg paling cepat merespon perubahan.
Ya, dulu aku belajar dan bekerja dengan
sangat keras, karena aku ingin sukses dan ingin bertahan hidup. Sebagai
manusia dan perempuan dan single parent, aku berusaha sekuat tenagaku
untuk mampu bertahan dalam menjaga anak2ku. Tetapi apa? Justru dengan
merasa kuat, aku justru merasa ’sombong’ merasa aku tidak membutuhkan
siapa2 lain, sehingga Tuhan membuat aku sakit, untuk aku terus berharap
pada NYA …..
Ketika sekarang ini aku dalam
keterbatasan, jika aku tidak meresponnya, jika aku tidak tanggap dengan
perubahan fisik dan konsep hidupku, aku akan terus terpuruk …… Tetapi
Puji Tuhan, DIA memampukan aku untuk cepat merespon keadaan, sehingga
aku bisa seperti sekarang ini, dan aku bisa terus ‘mendaki’ hidupku
untuk terus menuju masa depan …..
Tidak gampang, memang, tetapi ketika
konsep hidupku berubah 180 derajat, aku benar2 merubah apapun di dalam
hidupku, untuk tetap dapat berkembang, sesuai dengan keterbatasanku.
Bahwa jika dulu aku bekerja dengan fisik dan otakku untuk
kesuksesanku, tetapi sekarang aku bekerja bertumpu dengan hati,
pemikiran dan jiwaku serta doa …..
Aku pikir, keberhasilan itu karena keturunan, tetapi ternyata karena ketekunan.
Orang tuaku berhasil menjadikan aku dan
adik2ku sebagai manusia yang berguna dan bisa berkarya. Sering aku
memikirkan bahwa suatu saat pun aku akan mengantarkan anak2ku sebagai
anak2 yang berhasil dan berdaya guna. Tetapi apa yang aku lihat?
Dalam keterpurukanku karena terserang
stroke 3 tahun lalu, sekali lagi, jika aku tetap ‘down’ dan malas untuk
berpikir, apakah anak2ku bisa berhasil? Apakah anak2ku mampu lulus
sekolah? Apakah masa depan anak2ku bisa lebih baik dari aku? Belum
tentu, atau aku bisa katakan, TIDAK MUNGKIN!
Dengan semangatku, aku berjuang untuk
menyembuhkan diri. Untuk terus berusaha benjaga keseimbanganku. 3 tahun
aku berjuang, dan selama ini ketekunanku membuahkan hasil yang maksimal.
Penyembuhan diriku bisa dibilang sangat baik, ketika secara medis
seharusnya aku tidak mampu untuk bangkit dan berjalan lagi, apalagi
untuk bekerja.
Tetapi, semangat dan doa, telah mengantarkku lebih dari
yang siapapun tahu, bahwa ketekunan dan doa membawa
perjalanan hidupku setelah terserang stroke, sebagai kesaksianku akan
betapa besarnya hati yang merindu untuk berharap kepada Tuhan …..
Masih banyak yang aku pernah aku pikirkan, dan semuanya ternyata salah besar! Pemikiran2
kita sebagai manusia, ternyata memang tidak bisa untuk mengikuti
pemikiran2 dan rencana Tuhan. Bahwa jika Tuhan berkehendak, siapa yang
mampu melawannya? Jika Tuhan ingin aku menjadi sekarang ini, dokter mana yang bisa mengatakan bahwa aku tidak bisa bangkit lagi?
T
Tags: Catatan Harian , filsafat , sosbudTentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Aku Pikir …..”
Posting Komentar