Selasa, 19 Februari 2013

Munafikkah Aku?



By Christie Damayanti


13612639661755966067
blog.adw.org

Ketika kita bisa berbicara untuk orang lain, seharusnya yang kita bicarakan juga untuk diri kita sendiri, dan jangan menjadi munafik. Ketika aku berbicara untuk memotivasi banyak orang, kata2 yang aku katakan adalah justru bisa untuk diriku sendiri. Walau tidak gampang, bahwa kita cenderung munafik, perbuatan dan kata2 untuk kita sendiri susah untuk kkita lakukan sendiri. 

Bahwa sebagai manusia, memang aku juga cenderung munafik, ketika beberapa motivasi yang aku tujukan kepada banyak orang, tidak kulakukan sendiri, karena keterbatasanku. Ya, aku ingin melakukan tu untukku sendiri, tetapi kadang2 karena keterbatasanku, aku tidak bisa melakukannya …..

Jika seseorang dalam keadaan disabled, lumpuh ½ tubuh seperti aku, aku harus berjuang untuk terus berusaha untuk tetap tegak dan tegar! Karena secara fisik, aku sangat kesusahan dengan tubuh kananku lebih berat, seperti aku memanggul sebongkah daging tanpa nyawa. Sehingga, aku ingin ada yang mendukungku, bukan dalam artian secara fisik, tetapi secara hati dan pikiran …..

Maka, untuk menutupi ‘kemunafikan’ku aku berusaha terus, dari hari ke hari, setiap waktu, untuk memikirkan apa yang bisa aku lakukan. Tidak gampang tetapi juga tidak terlalu susah, sebagai perempuan yang dari dulu selalu berjuang dalam ‘kesendirianku’ …..

Tetapi karena aku adalah sebagai perempuan tanpa pendamping dengan kegiatanku penuh dalam bekerja dan pelayanan, aku harus bisa sendiri. Aku harus bisa melakukan sendiri, tanpa pendamping. Aku harus bisa eksis untuk terus bekerja dan mengekspresikan diri. Sebagai ‘humas’ pribadi untuk diri sendiri, aku harus menangkap kesempatan tentang apapun, dan jangan diam saja!

Artinya apa? 

Ya, aku harus terus mencari tahu tentang apapun, aku harus selalu belajar tentang apapun, dan aku harus terus bertanya tentang apapun kepada siapapun, jika aku mau terus mendapatkan apa yang aku bisa raih. 

Tidak gampang! Dengan tubuh yang sudah letih serta permasalahan yang selalu menghadang, atau tugas2 rutin yang harus diselesaikan, aku tetap harus terus belajar! Jika aku hanya diam saja, aku sangat yakin, bahwa aku lama kelamaan terus terpuruk dalam ketidak-berdayaanku ….. Jangankah aku sebagai disabled, orang2 shat dan normalpun, jika dia saja dan bekerja seperti robot, lama kelamaan mereka akan ‘hilang’ ditelan angin …..

Jika aku melakukan dan menagkap kesempatan tentang apapun, itu juga harus tepat waktu, bukan sekedar menagkap kesempatan tetapi berlama2. Rang2 sehat dan normal, atau ketika aku sebagai orang sehat dan normal, mungkin aku akan melakukannya tepat waktu, tetapi ketika aku dalam keterbatasan, untuk tepat watu agak susah karena semuanya aku harus membutuhkan banttuan orang lain. 

Tetapi yang ada ternyata Tuhan membuat aku bisa dan mampu untuk tepat waktu, entah bagaimana, sehingga aku sekarang hidup sebagai seorang yang sehat dan normal, tanpa aku harus memikirkan keterbatasanku …..

Kata2 motivasiku untuk banyak orang selalu membawa keterbatasanku. Ya, benar! Aku ‘menjual’ keterbatasanku, bukan karena untuk materi, tetapi sunggguh, aku selalu berkata,

“Aku yang cacat saja bisa, mengapa kalian tidak bisa? Walau dalam keterbatasan dan kegiatanku mungkin lebih lama dibandingkan dengan orang sehat dan normal, tetapi aku tetap bisa!”

Mungkin kadang2 aku melupakan ‘kata2 bijak’ dari orang2 terkenal yang aku sukai, tetapi ternyata aku bisa melahirkan ‘kata2 bijak’ku sendiri untuk memotivasi orang lain. Kadang2 kata2 bijak bisa ‘keluar’ secara otomatis jika aku berada di dalam motivasi yang tinggi untuk berkarya dan berbagi. Tetapi juga aku sering melupakan kata2 bijak tersebut, sehingga kadang2 aku menjadi tidak percaya diri. Meskipun demikian, aku berusaha terus untuk berkata2, apalagi jika aku berada di sebuah keadaan dimana aku berada di depan banyak orang …..

Untukku, menulis adalah ’sesuatu’ banget! Justru karena menulislah, aku sekarang menjadi seperti ini. Dengan keterbatasanku sedemikian, mungkin aku akan tertinggal jauh dari teman2ku seperjuangan. Tetapi dengan menulis, aku justru berkembang pesat, ‘meninggalkan’ teman2ku yang mungkin belum sadar akan sebuah karya dalam penulisan.  

Asah kemampuan menulis, adalah kata2 mutiaraku sekarang. Karena dengan menulis, aku bisa melakukan apapun sekarang! Dan dengan menulis, aku mengendalikan stress, mengendalikan hati dan pikiran dan dengan menulis, aku tetap bisa berkarya serta mengekspresikan diriku serta mampu memperbanyak pendapatanku …..

Ketika aku sebagai perempuan sehat dan normal, jaringanku sudah berkembang pesat, sebagai seorang arsitek senior yang bisa membawa hasil yang cukup membanggakan Indonesia. Jaringanku besar, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Tetapi, ketika aku sakit dan terpuruk, jaringanku sebagai arsitek lama kelamaan pupus terpuruk. 

‘Mereka’ tetap peduli dengan aku, ‘mereka’ tetap berteman dengan aku, tetapi aku tidak bisa atau belum bisa lagi untuk unjuk gigi sebagai seorang arsitek. Lalu apa daya?

Ya, jika aku tetap mau berguna bagi ( setidaknya ) bagi anak2 dan keluargaku, aku harus membuat jaringan baru! Aku harus berada di sebuah kegiatanku yang baru, yang mungkin sama sekali berbeda dengan jaringanku yang dulu.  

Aku harus membuatnya, memperbesar jaringan baru-ku itu serta berusaha untuk terus memperluas jaringan baru-ku. Karena aku tahu, bahwa dalam keterbatasanku, belum tentu banyak orang mau dan mengerti tentang kegiatanku. Sehingga, jika hanya orang2 tertentu saja yang mau dam mengerti, tetapi jaringanku masih kecil, keterbatasanku bisa menjadi ganjalan untukku.

Tetapi jika jaringanku sangat luas, aku sangat yakin dan percaya, jika disini hanya sekian orang yang mau dan mengerti tentang keterbatasanku,  tetapi di tempat lain, aku akan menemukan banyak orang2 yang mau dan mengerti untuk terus mendukungku dalam keterbatasanku, untuk terus berkarya …..

***

Tidak mungkin hanya dalam semalam aku mampu melepaskan ‘kemunafikan’ku. Kadang2 aku seakan malu bahwa kata2ku tidak sejalan dengan kelakuanku sendiri.Tetapi justru ‘kemunafikan’ku ini memacu-ku dan melecut-ku untuk terus berjuang, karena aku ternyata bukan munafik! Hatiku berkata bahwa aku bukan perempuan yang hanya berkata2 tetapi aku adalah perempuan yang ingin melakukan apa yang aku katakan untuk memotivasi banyak orang. Dan ternyata juga, aku menang!

Hidup ini sangat indah, jangan pernah menyia-nyiakannya, walau hanya dalam sekejap!

Tags: , ,

0 Responses to “Munafikkah Aku?”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks