Jumat, 04 Januari 2013
Sedikit Saran untuk ‘Banjir Kanal Timur’, Warga Sudah Mulai Bandel?
Jumat, 04 Januari 2013 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Sebelum Banjir Kanal Timur ‘rusak’, ada
baiknya pemda Jakarta memikirkan konsep pemelihaannya, secara warga
Jakarta kurang peduli dengan kotanya, sehingga ( biasanya ) ‘mereka’
selalu corat-coret, atau bahkan ‘merusak’ apapun yang berada disana.
Konsep Banjir Kanal Timur memang sdah
sesuai dengan Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta dan
BKT ini sudah hampir 100% selesai. Jika kita kesana, terlihat
pemandangan yang nyaman bagi daerah2 sekitarnya. Dan dengan adanya
perumahan2, sekolah dan berbagai fasillitas warga, BKT bisa menjadi
salah satu bagian kota yang cantik dan nyaman untuk didatangi.
Study ini diusung oleh Japan
International Cooperation Agency dan selain berfugsi untuk mengurangi
banjr di 13 kawasan : melindungi pemukiman, kawasan industri dan
pergudangan di Jakarta Timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana
konsevasi air untuk pengisian kembali air tanah serta prasarana
taransportasi air. Dengan mencakup luas sekitar 207 km2 atau sekitar
20.700 ha, BKT sepertinya mampu menjadikan Jakarta Timur lebih baik.
Gambar diatas tentang 13 kawasan atau 13
kelurahan di Jakarta Timur, sangat menginspirasiku tentang sebuah kanal
buatan Jakarta, seperti kanal2 di Amsterdam atau di Sungai Sein di
Paris. Jika BKT yang masih baru selesai ‘gres’, dengan pemeliharaan
sebaik2nya dan kepedulian masyarakat sekitarnya, aku yakin jika BKT
benar2 bisa menjadikan Jakarta sebagai ibu kota yang cantik.
Pemda memang sudah mulai mengusung
fasilitas2 perkotaan sebagai ‘kota sehat dan nyaman’ bagi Jakarta.
Seperti adanya jalur khusus untuk sepeda. Bukan tidak mungkin, jalur khusus untuk sepeda ini akan ‘menular’ ke daerah2 bagian Jakarta yang lain.
Jalur sepeda di BKT sangat bisa menjadikan Jakarta seperti Amsterdam.
Tetapi, apa yang yang terjadi ??? Coba lihat di foto dibawah ini :
Jalur sepeda seharusnya tidak boleh
menjadi jalur motor, tetapi ternyata ( seperti biasa ), warga tidak
pernah mau disiplin, sehingga kemungkinan besar jalur sepeda epat
menjadi ‘almarhum’ dan berganti menjadi jalur motor, bahkan bisa menjadi
jalur ojek, jalur angkot bahkan jalur Metro Mini ……
#menyedihkan
sekali, ini barusan jadi lhoooo, bagaimana kedepannya ?? …..
Jalur sepeda sebenarnya tetap ada di
jalur setinggi jalan, seperti foto sebelumnya, tetapi daerah DAS (
Daerah Aliran Sungai ) ternyata mampu untuk menjadi jalur sepeda,
walaupun tidak semestinya. Mengapa?
Karena untuk menuju ke DAS, kita
karu mengangkat sepeda kita ( atau jika kita mampu mengendarai sepedanya
langsung sendiri ) akan menyulitkan kita.
1. Dari pengamatanku, tidak ada ramp untuk sepeda, dari selevel jalan sampai ke DAS.
2. Jika memang demikian, tolong dihimbau, agar DAS benar2 harus khusus untuk sepeda, bukan pula untuk motor!
3. Dan DAS seperti difoto
diatas ini, ternyata tidak sepanjang jalur BKT, sehingga jika sepeda
melewatinya, berarti kita harus ‘naik-turun’, sehingga benar2 merepotkan
kita.
Konsep parkir sepeda pun sebenarnya
sudah dipikirkan oleh pemda. Ada beberapa shelter untuk parkir sepeda,
walau pada kenyataannya, konsep shelter sepeda ini tidak akan begitu
berguna.
Di Amsterdam, dimanapun bisa untuk
parkir sepeda, cukup menggembok sepadanya di tiang atau apapun, bisa
sebagai parkir sepeda. Lihat foto diatas.
BKT memang sudah selesai walau belum
100%. Tetapi sudah ada warga yang tidak disiplin, salah satunya motor2
memakai jalur khusus untuk sepeda. Sangat disayangkan, jika pemeliharaan BKT ini tidak tegas, pasti lebih banyak lagi yang akan melanggar apa yang sudah dilarang …..
BT memang sudah menjadi ‘destination’
atau tujuan wisata bagi turis lokal dari luar Jakarta. Suasananya yang
memang nyaman, secara BKT baru jadi, dengan sungai yang cukup enak di
pandang mata, bisa untuk memancing ( walau jika ini terjadi, warga akan
membuat area2 pemancingan, dan akan membuat BKT menjadi kumuh lagi ).
Sangat disayangkan jika ‘pemancing2′ liar ini terus melakukan hal itu, sehingga BKT akan kumuh, seperti foto dibawah ini.
Tidak bisa disalahkan, ketika warga
sekitar atau di daerah luar Jakarta Timur melihat BKT seakan sungai yang
bisa ‘diambil’ ikannya, maka mereka berbondong2 memancing ikan, bukan
hanya untuk dimakan keluarga, tetapi bisa jadi mereka memancing ikan
untuk dijual!
Begitu juga tentang turis lokal warga
dari pinggiran Jakarta. Dengan daerah baru, BKT memang ramai dikunjungi
turis lokal, sehingga jika keadaan sseperti itu, biasanya warga akan
‘anarkis’, bukan dalam arti ‘kekerasan’, tetapi lebih kepada KETIDAK-PEDULIAN warga, untuk merawat dan memeliuhara BKT sebagai fasilitas umum.
Mereka akan membuang sampah sembarangan.
Mereka akan mencoret2 batu, aspal, atau memetik bunga atau tanaman,
seakan2 milik mereka sendiri …..
Ditambah lagi, pedagang asongan pasti
datang untuk memenuhi kebutuhan turis lokal tersebut. Pedagang makanan
dan minuman yang pasti membuahkan SAMPAH, atau
pedagang mainan dan plastik2 yang bisa di buang langsung ke aliran air
oleh warga, dan ini pasti akan menjadi ‘Ciliwung kedua’, seperti sungai2
yang ada di Jakarta yang selalu penuh dengan sampah!
Sejauh pengamatanku, di sepanjang jalur BKT, sangat jarang dijumpai TEMPAT SAMPAH! Dan menurutku, warga juga harus sudah di didik untuk membuah sampah dengan baik : sampah organik dan sampah non-organik. Atau yang lebih detail lagi, seperti foto dibawah ini :
Sampah organik dan sampah non-organik.
Atau Sampah plastik, basah ( makanan ) serta kertas. Atau seperti yang
aku selalu lihat di banyak negara yang sangat peduli dengan kebersihan.
Dan sayangnya, di sepanjang jalur BKT
ini masih jarang sekali menjumpai tempat sampah, sehingga warga pun
membuah sampah seenaknya, bahkan membuang sampah ke sungai …..
Jadi, bagaimana kita harus memelihara BKT? Menurutku sangat jelas, bahwa pemda harus tegas ‘memelihara’ dengan peraturan2 yang benar2 harus di awasi. Misalkan,
pengendara motor yang melewati jalur sepeda, ya di tilang. Pemancing2
liar juga di tilang, atau jika memang warga boleh memancing, tetap harus
ada peraturan, yang area mana yang boleh dipancing …..
Jika kita sebagai warga Jakarta mau melakukan yang terbaik, mulailah dari sekarang.
Dengan memelihara semua fasilitas umum serta melakukan apa yang
dibolehkan dan apa juga yang harus dijauhkan yang dilarang.
Karena
Jakarta akan terus berkembang, bukan karena Pemdanya, tetapi semua warga
Jakarta harus ikut serta untuk memelihara kota kita ini …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Sedikit Saran untuk ‘Banjir Kanal Timur’, Warga Sudah Mulai Bandel?”
Posting Komentar