Rabu, 09 Januari 2013

Miss-Komunikasi Orang Tua [Bisa] Mencelakakan Anaknya



By Christie Damayanti

1357707886800216316
studyplus.blogspot.com

Menjaga anak perempuan kita sebagai remaja putri memang sangat dan harus berhati2. Apalagi dengan kegiatan yang biasanya se-abrek, mereka belum sadar bahwa sudah ada ‘mata’ yang memandang mereka dengan ‘bernafsu’. Tidak heran juga, karena remaja2 putri sekarang sangat ‘berbunga’, sangat bergairah dan sangat ramah, termasuk kepada orang2 yang masih asing bagi mereka, baik di dunia nyata dengan berteman baru bukan dari sekolah mereka, apalagi di dunia maya, tempat mereka ‘bersenang2′, tanpa  teman2 mereka di dunia nyata.

Seorang supir temanku bercerita, ketika anak gadisnya, remaja putri SMA dibawa kabur oleh pacarnya, yang dikenalnya di jejaring sosial. Sebut saja namanya Mira dan ayahnya bernama pak Didi. Semula menurut pak Didi, Mira adalah seorang anak yang baik, penurut dan selalu mendengarkan kata2 orang tuanya. Mira tidak mau orang tuanya kecewa, dan Mira ingin orang tuanya berbahagia, terutama ayahnya, pak Didi. Aku mengerti, seperti aku juga, anak perempuan lebih condong dekat dengan ayahnya.

Ketika Mira beranjak dewasa masuk SMA, tubuhnya bongsor, sebesar ayahnya, cantik dan sangat dewasa. Dan pak Didi dengan bangganya bercerita bahwa Mira sangat cantik dan selalu ingin memperkenalkannya kepada teman2nya. Tetapi ternyata, tidak demikian dengan Mira sendiri! Karena tubuhnya bongsor, dia mulai malu ketika ayahnya, pak Didi, selalu menggandeng tangannya jika berjalan2. Sampai banyak temannya yang belum mengenal pak Didi ebagai ayahnya, justru bertanya, apakah pak Didi adalah pacarnya? Atau bahkan ‘cem2an’ nya? Dan Mira malu dengan kenyataan itu, sehingga dia mulai mengurung dirinya, jika pak Didi mengajaknya keluar atau memperkenakan Mira kepada teman2nya …..

Sampailah waktu Mira dalam gejolak remaja, yang mengurung diri, tetapi hatinya tetap selalu berpendar untuk mencari eksistensi dirinya, sebagai remaja menjelang dewasa. Mira bertekun di dunia maya, sampai dia berkenalan dengan seorang pemuda di sebuah jejaring sosial. Sebut saja Tiar, nama pemuda itu, katanya keren, baik dan sudah bekerja. Sampai Mira berani bertemu dengan Tiar dan Tiar membawa ‘kabur’ Mira, tanpa seijin orang tuanya.

Beberapa hari lalu, pak Didi mengantar temanku dan aku ke sebuah undangan perkawinan. Ketika temanku menelpon pak Didi karena kami ingin pulang, tiba2 pak Didi ijin untuk pulang ke rumahnya karena Mira kabur. Istrinya nangis2 dan pak Didi menjadi takut. Temanku mengijinkannya untuk pulang, dan aku diantarnya pulang ke rumahku dengan taksi.

Menurut cerita, Mira dibawa kabur oleh Tiar, yang dianggap pacarnya! Aku sih tidak melihat sendiri, seperti apa Tiar itu. Pak Didi berkeliling ke rumah teman2 Mira dan tidak satupun teman Mira tahu keberadaan Mira. Beberapa hari setelah itu, pak Didi yang juga beberapa hari tidak masuk kerja, Mira meneleponnya, minta dijemput ayahnya di rumah salah seorang temannya. Dan pak Didi langsung menjemputnya. Kata pak Didi, Mira terlihat sayu, lesu dan bingung. Dia hanya diam saja, tidak mengiyakan atau tidak menggelengkan kepalanya. Dia menunduk saja seperti patung, menatap lurus ke lantai, tanpa mengindahkan siapa di dekatnya ….. dan pak Didi pun menjadi khawatir, dan dia sekarang sakit. Yang pastinya, dia memikirkan Mira, tentang apapun yang terjadi …..

***

Aku tidak lahu lagi, apa ang terjadi setelah ini. Pak Didi belum bekerja lagi, sehingga kita belum tahu kelanjutan kisah Mira. Kasih pak Didi seorang ayah dan seorang supir yang bertanggung jawab, tetapi dengan ‘miss-komunikasi’ dengan anaknya, membuat dia bergumul  dalam permasalahan …..

Mungkin cerita diatas tidak terlalu heboh, dengan cerita2 yang lain. Dimana seorang wanita dilecehkan, diperkosa behkan dibunuh oleh seorang pria yang dikenalnya dari jejaring sosial dunia maya. Mungkin cerita ini sangat datar, tetapi jangan salah! Kita belum tahu kelanjutan kisah Mira. Apa yang terjadi dengan Mira selama berhari2 ‘kabur’ dengan pacarnya? Masihkah Mira sepolos sebelum dia kabur? Bisakah Mira melupakan traumanya? Pacarnya sudah kabur, ketika Mira bisa ‘melepaskan diri’ dari Tiar …..

Cerita diatas, ada 2 kasus. Tentang miss-komunikasi dengan pertemanan dari dunia maya menjadi persahabatan dalam dunia nyata :

1. Untuk miss-komunikasi ( miskom ), terjadi ketika pak Didi dengan bangganya memperkenalkan kepada teman2nya tentang Mira anaknya, dan Mira tidak suka karena justru teman2nya mengira ayahnya adalah ‘pacarnya’ atau ‘cem2an nya’. Walaupun Mira anaknya, pak Didi tidak bisa membaca pikiran dan hati anaknya. Demikian pula kita, sebagai orang tua. Dipikirnya, anak2 kita senang dengan luapan kebanggaan kita tentang dirinya, tetapi ternyata tidak demikian. 

Anak2 kita mempunyai ‘dunianya’ sendiri, dan mereka tidak ingin kita masuk dalam dunia mereka, KECUALI kita bisa meyakinkan bahwa kita mau dan sanggup berada dalam dunianya dengn kebijaksanaan kita serta ‘persahabatan’ kita dengan mereka ….

2. Untuk pertemanan dari dunia maya menjadi persahabatan dunia nyata, sebenarnya banyak sekali kasus. Dari ‘happy ending’, ada juga ’sad ending’ bahkan bisa terjadi malapetaka dan pembunuhan. Mungkin prosentase yang ‘happy ending’ tidak banyak yang disebar-luaskan. Salah satunya, beberapa sepupu serta sahabat, bisa menikah dan hidup berbahagia, walaupun mulanya berkenalan di dunia maya. Dan prosentase yang ’sad ending’, malapetaka serta pembunuhan’ justru sekarang sedang digembar-gemborkan. 

Tidak salah, ketika kita berusaha menanamkan kehati-hatian dalam benak orang tua dan anak2 untuk bermain dalam dunia maya, tetapi sangat disayangkan, jika kita terfokus bahwa ‘dunia maya itu mengerikan’, padahal tidak demikian adanya …..

Sekali lagi awal dari tulisanku ini adalah kehati-hatian terhadap menjaga anak perempuan kita sebagai remaja putri. Akupun demikian, seorang ibu dari remaja putri yang beranjak dewasa, sangat was-was. Mereka mempunyai dunia sendiri, dan aku selalu berusaha untuk menjalin persahabatan dengannya, juga dengan anak lelaki-ku, sehingga mereka bisa memberikan ‘lampu hijau’ untukku masuk ke dalam dunia mereka …..

Tetap waspada, tetap berdoa, doaku untuk Mira dan pak Didi, dan Tuhan berkati kita semua …..

1357708034687972425

Tags:

0 Responses to “Miss-Komunikasi Orang Tua [Bisa] Mencelakakan Anaknya”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks