Senin, 03 Desember 2012
Jangan Merasa Beradab, Jika Kita Tidak Peduli Kaum ‘Disabled!’
Senin, 03 Desember 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
“Jangan merasa beradab, jika kita tidak memperdulikan kaum disabled”.
Adalah fokus di Hari Disebilitas internasional, yang dirayakan setiap
tanggal 3 Desember di seluruh dunia, sepertinya sangat cocok bagi jaman
sekarang ini …..
Aku sekarang berada dalam komunitas kaum
disabled, walau keadaanku merupakan keadaan dalam keterbatasan karena
stroke, dan banyak orang mengatakan bahwa keterbatasanku adalah
sementara. Tetapi, ketika aku sadar bahwa Tuhan dan realitaslah yang
harus aku kedepankan, aku menempatkan diri sebagai kaum disabled, untuk
bisa terus memperbaiki diri, lebih berusaha recovery, tanpa harus merasa
‘aku hanya sementara koq, sabar saja!’.
Hari Minggu, 2 Desember 2012 kemarin,
aku ikut dalam eforia sahabat2ku dalam komunitas IDCC ( Indonesia
Disabled Care Community ), untuk merayakan ulang tahunnya yang pertama,
di ‘Free Day Car’, Jl Sudirman, depan Grand Indonesia. Kami membuat
panggung. Kami menyanyi2, menari2. Kami ber-teatrikal dan kami benar2
bersenang2 bersama.
Para pendukung IDCC adalah anak2 muda yang sangat
peduli dengan keadaan kaum disabled dan mereka yang medirikan komuniitas
ini. Aku dan beberapa sahabat yang memakai kursi roda, di putar2 di
atas kursi roda dan meminta kami untuk ikut bernyanyi, paling tidak
tangan kami diminta untuk menirukan gerakan2 tari mereka, kaum sehat.
Bahkan ketika tarian seputar Gangnam Style, aku benar2 sudah ikut
ber-Gangnam Style, memutar2kan tanganku dan korsi rodaku diputar2 olah
sahabat dari IDCC.
Habibie di putar2 d atas kursi roda
sambil menyanyikan Gangnam Style dengan pendukunng IDCC …..
asiiiiiikkkkkk …… sangat menyenangkan ……
Adalah kompasianer juga, salah satu kaum disabled yang luar biasa, Habibie Afsyah ( lihat tulisan Valentino tentang Sesaat Bersama Habibie Afsyah ),
merupakan tokoh sentral dari IDCC dan ‘bintang’ dari rangkaian kegiatan
ulang tahun pertama IDCC ini. Dia sangat excited kemarin. Tidak
menghiraukan peluh yang membasahi tubuhnya, atau bicaranya yang agak
terbata2, Habibie selalu tersenyum dan menjawab pertanyaan2 yang
menyangkut apapun yang ditanyakan oleh siapapun.
Habibie Afsyah dengan ketua IDCC, mas Najib, memberikan kata2 sambutan terkait dengan ulang tahun IDCC yang pertama.
IDCC memang terbentuk untuk menyuarakan kepedulian warga kepada kaum disabled ( lihat tulisanku Sebuah Catatan dari Kaum ‘Disabled’ ….. ).
Karena terbukti, Indonesia sebagai bangsa yang besar, masih sangat
tidak peduli dengan kaum disabled. Tidak ada fasilitas bagi kami ( aku
juga kaum disabled ), secara fisik dan mental.
Fasilitas2 fisik seperti
tempat2 publik, jarang sekali dibangun ramp, toilet disabled ( lihat
tulisanku Warga ‘Disabled’ Sebagai Asset dan Masa Depan Bangsa: Sebuah Perenungan Diri Tolong Pedulikan Kami dan Adakah yang Tahu dan Peduli dengan ‘Toilet Disabled?’
).
Sedangkan fasilitas2 mental, apalagi! Seperti pendidikan ( aku baca
di buku mama Habibie, ketika beliau harus mencarikan Habibie sekolah,
jarang ada yang mau menerima Habibie bersekolah ), pegawai disabled (
aku bersyukur bisa tetap bekerja di perusahaan besar, sampai sekarang )
ataupun warga Indonesia yang belum banyak memperdulikan warga disabled.
Dua kain putih digelar untuk
mendukung komunitas IDCC. Aku menandatanganinya dengan memakai tangan
kiiiri karena tangan kananku belum bisa berfungsi …..
Jam 7.30 Hari Minggu kemarin, kami
berkumpul di depan Grand Indonesia, Jl Teluk Betung. Berdansa dan
menyanyi bersama. Warga sehat mulai berdatangan. Mungkin mereka
keheranan dengan kegiatan kami, banyak kaum disabled memakai kursi roda
seperti aku, di putar2 sambil tertawa2. Kami juga menggelar 2 lemabar
kain putih sepanjang sekitar 3 meter, untuk bisa ditanda tangani sebagai
dukungan bagi kaum disabled.
Kemudian, kami mengadakan simulasi bagi
warga sehat untuk merasakan sebagai kaum disabled. Mereka diminta untuk
duduk di kursi roda, memakai kruk, menutup mata dan telinga mereka, dan
mereka diminya berjalan dengan lambat. Dan ternyata, mereka tidak tahan
untuk bisa sebagai warga disabled, dengan berbagai alasan ….
Aku dan pendukung IDCC. Wajah2 anak muda Indonesia yang simpatik dan peduli dengan kaum disabled, seperti aku ….
Setelah itu kami ‘long-march’ dari
tempat itu sampai Bunderan Hotel Indonesia. Sambil bernyanyi2, pendukung
IDCC menggelar kain putih yang sudah ditanda tangani, dan membawa
spanduk2 tentang disabled, kami bersuka ria di Jalan Thamrin, berfoto2
dengan bahagia.
Banyak media massa yang meliput kami. Koran Kompas,
salah satunya, memuat di Kompas cetak pagi ini. TV One serta B Channel,
yang aku tahu, sempat berdiskusi denganku. Sangat menyenangkan, ketika
mereka sangat peduli dengan kami, kaum disabled …..
Aku wawancara dengan B-Channel dan ada kegiatan ini di Kompas Cetak, pagi Senin 3 Desember 2012.
Wajah2 kaum disabled yang bahagia, termasuk aku …..
Banyak warga sehat yang sedang jalan
pagi, lari pagi bahkan bersepeda dengan keluarga, mengikuti kami
long-march, bahkan berfoto bersama. Kami sudah belajar, ketika kami
merupakan kaum disabled, seseorang berkebutuhan khusus, bahwa kami sudah
bisa mengetahui, mana yang manatap kami dengan peduli, simpati ataupun
yang menatap kami dengan masa bodoh sampai melihat kami dengan
merendahkan.
Dan ketika kami melihat ada yang menatap kami sebagai kaum
yang direndahkan, justru kami merangkul mereka, memberitahukan pada
mereka ( terutama anak kecil ) untuk lebih peduli, karena kaum disabled
tetap merupakan manusia yang dicintai Tuhan, dan tetap merupakan warga
negara yang mempunyai hak dan kewajiban.
Sebuah hari yang sangat luar biasa,
ketika banyak orang peduli dengan kaum disabilitas, dan mengasihi satu
sama lain ….. Puji Tuhan …..
Acara kami selesai sekitar jam 9.30
dengan beberapa kata2 simpatik dari beberapa komunitas yang bergabung
dengan kami. Aku sangat bahagia ketika semua terlihat saling peduli dan
saling mengasihi. Ketua IDCC, mas Najib, walau peluh membanjiri
tubuhnya, dan terlihat capai ( karena berhari2 dia mempersiapkan acara
special ini ), tetapi wajahnya selalu sumriah dan tatapan matanya sangat
teduh.
Seorang ketua yang mampu mengayomi anggota komunitas ini. Dia
mampu menciptakan kondisi yang nyaman untuk kami.
Aku dan mas Najib, ketua IDCC yang sangat ramah dan peduli pada ssemua orang …..
Dengan bernyanyi ‘Kemesraan’, kami
saling bergandeng tangan, tidak ingin lepas karena kami merasakan
kepedulian kita masing2 serta saling mengasihi. Bahkan, beberapa temanku
yang aku ajak kesana ( walau tidak atau belum bergabung dengan
Komunitas IDCC ), terlihat sangat excited walau sebelumnya mereka belum
terlalu PD untuk berkegiatan dalam komunitas seperti ini.
Tuhan tidak pernah membedakan umatnya,
dari materi, fisik, atau baik-buruknya seseorang. Tuhan selalu mengasihi
umatnya. Apalagi jika kita bisa selalu percaya serta bergantung pada
NYA dan menuruti perintah NYA. Kasih Tuhan tidak terbatas, da
seharusnyalah kita sebagai umatnya, untuk bisa mengasihi sesama.
Tetapi,
mampukah kita mengasihi sesama, atau setidaknya mempedulikan kaum
disabled, sesuai dengan yang diinginkan NYA? Semua berpulang kepada kita
masing2 …..
Aku dengan Habibie Afsyah, sahabat baruku ( lihat tulisanku Kompasianival 2012 : Inspirasi dari Kaum Disabled, Mereka Memang Hebat! ).
Dear friends, kaum sahabat disabled,
Jangan pernah berhenti
bermimpi, karena kita tidak pernah tahu, apa yang Tuhan kehendaki pada
hidup kita. Dan mimpi kita bisa merupakan keinginan kita dan jawaban
Tuhan bagi kita …..
Tetap semangat, dan Tuhan berkati!
Aku, hanya seorang perempuan
‘disabled’, tetapi aku tidak pernah berputus asa dengan keadaanku, dan
tetap percaya bahwa Tuhan memberikan yang terbaik pada hidupku …..
Tags: Catatan Harian , metro
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Jangan Merasa Beradab, Jika Kita Tidak Peduli Kaum ‘Disabled!’”
Posting Komentar