Jumat, 30 November 2012

Jakarta Terbaik untuk Tinggal dan Bekerja? Masa sih?



By Christie Damayanti

1354248412610298164
feminiadi.com

Arus urbanisasi ke Jakarta, adalah salah satu ‘kunci’ penataan kota yang berkesinambungan. Sejak dulu, urbanisasi merupakan permasalahan besar, ketika dari ‘pulang kampung’, warga Jakarta membawa keluarganya untuk ikut ke Jakarta mengadu peruntungan. Apalagi ketika sehabis Lebaran, arus urbanisasi tidak terbendung …..

1354248456742671189
blog-populerkan.com

Aku tidak menyoroti tentang urbanisasi ini karena aku tidak berada di profesi sosial dan budaya, tetapi aku hanya ingin mengatakan, ketika aku mengamati sejak dulu dalam mencari pekerjaan, agak aneh jika ternyata sebagian besar perusahaan2 yang mencari karyawan untuk bekerja dan berada di Jakarta.

Dulu, ketika pertama kali aku mencari pekerjaan sebagai arsitek, memang belum terpikirkan. Aku hanya ingin bekerja di Jakarta, titik! Karena pikiranku adalah sebagai seorang arsitek dan ingin lebih peduli dengan perencaranaan kota Jakarta, ya aku harus bekerja di Jakarta, bukan? Dan aku memang selalu bekerja di Jakarta sampai sekarang.

Menurutku, jika kita yang dari kecil tinggal di Jakarta, sekolah di Jakarta dan ingin bekerja di Jakarta, itu sah-sah saja. Apalagi mereka yang memang bisa mendapatkan pekerjaan di Jakarta dengan fasilitas2 serta mapan di perusahaan2 mapan ( belum tentu perusahaan besar ya ), akan sangat relevan dibanding dengan bekerja di Jakarta karena ikut2an dan tidak mampu untuk survive serta tinggal di daerah ’slum’.

Bukan aku membeda2kan, tetapi sangat logis ketika Jakarta menginginkan kota yang nyaman dan aman untuk bekerja dan bertempat tinggal. Karena sebuah kota, daerahnya ya itu-itu saja, besar dan luasnya sama dan semakin padat kota itu, semakin ‘complicated’ lah daerah itu. Sehingga pasti perencaraan kota serta fasilitas2nya akan sangat tergantung dengan kebutuhan warganya untuk kebutuhan2 primernya, yaitu untuk tempat tinggal. Mereka akan membangun bedeng atau gubuk untuk sekedar mereka tinggal di Jakarta.

1354248505182677464
gemari.org.id

Pekerja yang tidak survive hidup di Jakarta, hanya mampu membangun bedeng atau gubuk untuk tempat tinggal mereka.

Kembali lagi tentang ‘mencari pekerjaan’. Ketika aku semakin dewasa dan berkembang tentang kenyataan hidup, dan bisa melihat dari sisi yang lain, mencari pekerjaan pun ternyata bisa membuat tatanan perencanaan kota berbeda dengan yang di inginkan. 

Waktu aku mengirimkan lamaran ke sebuah perusahaan besar, dan aku mengatakan ‘ya’ ketika aku ditanya mau bekerja di luar kota bahkan di luar negeri, tapi kenyataannya perusahaan melihat banyak dari sisi gender dan tanggungjawab bagiku sebagai ibu. Sehingga, lagi2 aku hanya bisa bekerja di Jakarta, padahal dulu aku ingin bekerja keluar dari Jakarta, bahkan ke luar negeri. Aku yakin, masih banyak perempuan yanh mau dan ingin bekerja di luar kota bahkan diluar negeri.

13542485531029685809
bangkit.blogspot.com

Arus urbanisasi ke Jakarta akan bergerak terus, jika pihak swasta terfokus untuk membangun Jakarta saja. Padahal, kota2 yang lain juga butuh pembangunan. Mungkin hanya beberapa kota saja yang mengalami pembangunan yang pesat, yang lainnya sama sekali tidak membangun. Kota2 ini justru seharusnya lah yang akan menjadikan pendukung bagi Jakarta, paling tidak untuk menjadikan Jakarta lebih ‘ringan’ dengan sebagian warga berpindah ke kota2 tersebut karena bisa mendapatkan pekerjaan yang baik di kota2 tersebut.

Kenyataannya juga, banyak sekali teman2ku ( dari dulu sampai sekarang ) yang terobsesi untuk tinggal dan bekerja di lokasi2 primer. Secara gengsi, jelas sekali! Bahwa lokasi primer Jakarta ( daerah Sudirman - Thamrin - Gatot Subroto serta Segitiga Emas - Casablanca ) merupakan lokasi yang ‘wah’ serta padat penduduk pada siang hari sebagai pekerja. Gedung2 puluhan lantai, jalan2 yang selalu padat dan macet, mobil2 mewah pegawai mapan, selalu berseliweran disana, dan ada pepatah dikalangan pekerja, bahwa jika kita hanya bekerja di ruko2 di pinggiran kota, sama saja bohong karena belum pernah merasakan bekerja di daerah primer …..

13542486391624424621
old.indonesianfinance.com

Daerah perkantoran primer Jakarta, mewah, dan membuat banyak orang ingin bekerja dan menikmati kehidupan Jakarta …..

Alhasil, banyak pekerja2 muda ( bukan hanya yang di Jakarta saja, tetapi juga yang ada di kota2 lain ) sangat tertarik untuk datang dan bekerja di Jakarta, sermasuk juga banyak teman2ku! Mereka ingin mendapatkan apa yang mereka cari dari membaca, mendengar dan kesaksian2 dari mereka yang memang tinggal dan bekerja di Jakarta.

Itu untuk level menengah, sebagai pekerja2 muda. Dan mereka juga termasuk dalam arus urbanisasi. Sebagai contoh : ada beberapa anak buahku, masih sangat muda, ‘fresh graduate’ serta yang lebih dewasa, diatas 30 tahun. Mereka berasal dari banyak kota2 kecil di Jawa Tengah. Setelah lulus kuliah, mereka merantau ke Jakarta dan bekerja di perusahaan besar Jakarta. Beberapa memang sukses sebagai pekerja, tetapi beberapa temanku ternyata tidak terlalu bisa mengelola keuangannya untuk tinggal di Jakarta, sehingga mereka, bersama dengan keluarganya, hanya tinggal mengontrak rumah di tempat2 padat penghuni.

Ketika aku ke rumahnya, lingkungannya memang padat, dan terkesan kumuh. Dan aku bisa melihat, daerah2 itu merupakan daerah yang seharusnya ‘tersingkir’ dari Jakarta. Kupikir, dan aku pernah menasehati mereka untuk lebih baik ‘pulang kampung’ dan membangun kampung mereka disana. Memang tidak gampang, tetapi dengan latar belakang sebagai sarjana, dan talenta dari NYA, aku sangat yakin bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk itu, untuk membangun desa mereka …..

Lalu bagaimana dengan mereka2 yang benar2 hanya ikut2an bekerja di Jakarta tanpa membunyai latar belakang pendidikan yang memadai dan skill yang mencukupi? Sebenarnya semua berhak datang ke Jakarta, tetapi sebaiknya mereka harus melihat realitas yang ada, walau bisa saja mereka survive dan mampu tinggal di Jakarta, walau hanya sekedarnya …..

Mungkin hanya beberapa % saja yang survive untuk tinggal dan bekerja di Jakarta dengan baik, tetapi sebagian besar mereka berada di level terbawah dengan keadaan yang sangat terbatas, tinggal dan bekerja di Jakarta. Dan mereka2lah yang ‘merubah’ tatanan perencanaan perkotaan dari banyak hal : desain dan perencanaan perkotaan serta sosial budaya dan hubungan dengan sesama.

Masih banyak lagi yang ada dipikiranku tentang arus urbanisasi, dan aku hanya menyoroti dari segi ‘Jakarta yang wah untuk hidup dan bekerja’. Tetapi sedikit banyak mungkin bisa mencerahkan bagi banyak orang muda yang ingin bekerja di Jakarta, bahwa jika kita mau berusaha dan selalu berdoa, dimanapun kita bisa tinggal dan bekerja, bukan hanya di Jakarta …..

Tags: ,

0 Responses to “Jakarta Terbaik untuk Tinggal dan Bekerja? Masa sih?”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks