Minggu, 14 Oktober 2012
Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 tahun?
Minggu, 14 Oktober 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Medio, 2010 di San Francisco, Amerika Serikat, hari2 pertama aku terserang stroke
Aku jadi teringat, hari ke-4 aku
terserang stroke sebagai insan pasca stroke di sebuah rumah sakit
Katolik di San Francisco Amerika Serikat. Waktu itu, aku ingat sekali.
Hari ke-4, dimana aku masih berada di ICU, dengan segala macam selang
infus serta banyak selang yang malang melintang di tubuhku. Seperti
selang untuk makan yang masuk di hidungku, selang untuk kateter atau
selang untuk monitor tensi dan jantungku.
Hidupku, setelah serangan
stroke waktu itu, benar2 dikelilingi oleh mesin dan sepertinya hidupku
benar2 bergantung dengan mesin2 yang mengelilingiku …..
Aku masih hanya bisa melihat dari
mataku. Aku melihat lalu lalang dokter2 dan perawat2ku, untuk
memeriksaku. Aku melihat keluargaku, satu demi satu selalu menyambangiku
sambil tersenym, untuk mengutkan hatiku. Aku juga melihat beberapa
teman di Amerika, mengelilingiku, berdoa bersama dan teru menguatkan aku
…..
Aku merasa, otakku sama sekali tidak
pernah berasa sakit. Memang, aku hanya berbaring di ranjang rumah sakit,
dan di selimuti beberapa selimut tebal karena waktu itu memang masih
musim dingin walau sudah bulan Januari 2010. Dan aku belum bisa bergerak
sama sekali, karena otak kiriku terserang stroke parah, sehingga aku
mengalami lumpuh sebelah kanan 100% dan aku sama sekali tidak bisa
bicara ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…( Bagian 1 ) …..
Ketika hari ke-4 tiba, entah apa yang
mendasarinya, tim dokterku masuk ke ruang ICU, tempat dimana aku
dirawat. Mereka berbincang2 dengan keluargaku, dan yang aku mengerti
bahwa aku akan mulai untuk terapi dalam recovery ku. Aku ditolong untuk
di dudukan di atas ranjang tempat aku selalu berbaring.
Perlahan, aku
bisa duduk, karena seperti ranjang rumah sakit lainnya, kita bisa di
dudukkan dengan hanya memencet sebuah tombol. Tapi itu tidak berlaku
untukku, karena kondisi otakku yang belum kuat setelah serangan stroke.
Aku mulai pusing, setelah kepalaku lepas
ari bantal ….. otakku berasa berdenyut, sampai aku memeramkan mataku
sambil berdiam diri untuk tidak lepas kontrol. Karena air mataku hampir
keluar, ketika otakku berdenyut hebat!
Setelah beberapa menit, aku mulai
terbiasa dengan kondisi otak dan kepalaku yang terus berdenyut ( sampai
sekarang, lho ….. lihat tulisanku ‘Kesetimbangan’ku Membuat Aku Serasa Berada di Atas Kapal dalam Badai, Setiap Saat ….. ).
Dan seorang terapist menolongku untuk
embuat aku bisa duduk dengan tegak, dengan kepala tegap serta mata lurus
menatap kedepan. Tidak mudah! Otak kiriku yang sudah cacat, apalagi
keadaannya masih baru 4 hari, susah untuk memerintahkan anggota tubuhku
untuk bekerja sebagai manusia. Berat! Sampai beberapa kaliaku kecapaian,
sebelum aku sanggup duduk tegak tanpa sandaran …..
Tetapi karena semangatku yang menggebu
untuk segera sembuh, aku berkeras untuk terapi, walau terapisku
mengatakan bahwa jika capai, berhenti dulu. Dan aku terus meminta tolong
untuk di dudukkan lagi, sampai benar2 berhasil! Dan aku tersenyum penuh
kemenangan! Stroke tidak bisa mengukungku dengan kelumpuhanku!!!
Setelah itu, dokter meminta terapist
untuk menyuapiku dengan sesendok susu. Aku sangat excited! Karena sydah 4
hari aku tidak minum dan tidak makan, semua makananku lewat selang2.
Dan mulutku mulai kering.
Dengan mata berbinar, aku sangat mengharapkan
setetes susu …… dan tiba2 aku tersedak! Terus tersedak, karena
tenggorokkanku pun lumpuh separuh! Serta perutku belum mampu menerima
’sesuatu’ yang dari tenggorokkanku …… sampai mukaku memerah, seakan aku
bergulat dengan maut …..
Tetapi aku tidak menyerah! Aku terus
mencoba berkali2 dan aku terus tersedak berkali2 juga! Sampai otakku
berdengung dan berdenyut ….. GOD! Tolong aku!
Dan setelah beberapa kali seperti
itu,aku mulai bisa minum susu, di suapi sendok demi sesndok ….. dan
setelah itu, aku meminta susu itu dari tangan kiiriku dan mulai belajar
minum sendiri lewat gelas ….. seperti seorang anak bayi yang baru mulai
belajar minum lewat gelas …..
“Tuhanku …. terima kasih atas karunia ini, walau aku belum bisa sempurnya, tetapi aku mulai bisa merasakan kasih karunia MU ……”
Aku terus tersedak, ketika gelas berisi
susu itu menempel di mulutku, dan mulai mengaliri mulut seerta
tenggorokkanku. Berkali2 aku tersedak sampai bajuku basah dan tubuhku
keluar keringat dingin. Tetapi, sekali-sekali, AKU TIDAK AKAN MENYERAH!!! Sampai aku mampu minum susu lewat gelas, dan sekali lagi, aku tersenyum dan tertawa penuh kemenangan!
“Enyahlah, hai penyakit stroke! Aku akan terus berjuang untuk kesembuhanku dalam nama Tuhan!”
Setelah itu, dokter mulai meminta aku
untuk mencoba makan es krim. Es krim adalah sesuatu yang lembut untuk
ternggorokkan, dingin serta bergizi tinggi, cook untukku. Dinginnya es
krim akan membuka ternggorokkanku dan menggugah lambungku,sehingga ini
adalah yang terbaik untuk terapi makanan untukku, sebagai insan pasca
stroke …..
Sekali lagi, aku berjuang untuk bisa
makan es krim itu! Dengan tubuh berkeringat dingin, aku mencoba terus
untuk menelan es krim itu dan setelah beberapa kali, aku sungguh
merasakan Kasih Tuhan, bahwa AKU MULAI BISA MELAKUKAN AKTIVITASKU
SEBAGAI MANUSIA, DENGAN MAKAN DAN MINUM …… Puji Tuhan …..
*****
Tidak gampang, sebagai insan pasca
stroke, untuk mengkoordinasikan organ tubuhnya, setelah beberapa bagian
otak memang cacat setelah serangan stroke. Aku sadar betul! Dan Puji
Tuhan, keluargaku pun sadar betul, ketika keadaanku seperti itu,
merupakan konsep pendukungan mereka terhadap aku.
Bukan hanya dukungan
dari keluargaku saja, tetapi justru semua teman dan sahabat baik di
Amerika yang datang sendiri, sampai semua teman dan sahabatku yang di
Indonesia, atasan2ku yang beberapa kali menelponku ( walau aku belum
bisa bicara ), terus mendoakanku …..
Dan awal aku menjadi insan pasca stroke
ini, juga benar2 merupakan awal hidupku yang mulai sangat bergantung
kepada Tuhan. Dengan sedikit kejadian ( belajar minum ), aku sangat
sadar, bahwa jika tidak dibantu oleh NYA, apa yang aku bisa lakukan????
Sama sekali tidak bisa apa2 ……
Terima kasih TUHAN, untuk terus
mendampingiku, terus dan terus untuk aku ‘keluar’ dari penyakit strokeku
ini ….. Terima kasih …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Pernahkan Terbayang, Aku Belajar Minum di Awal 40 tahun?”
Posting Komentar