Selasa, 10 Juli 2012
IDKita Kompasiana: Perbedaan dalam Sebuah Persahabatan
Selasa, 10 Juli 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Dalam kehidupan kita, fokus kita adalah untuk berbuat yang terbaik dalam nama Tuhan. Apapun yang kita lakukan, merupakan yang terbaik untuk masing2 hidup kita. Tuhan tidak membeda2kan kita, semua manusia, kita semua, adalah anak2 NYA. Apapun agamanya. Yang jelas, tidak ada agamapun yang mengajarkan ajaran yang tidak baik untuk hidup kita …..
IDKita Kompasiana, salah satu komunitas yang bisa menjembatani kehidupan antar umat beragama. Anggota inti kita, sebagian besar adalah kaum wanita, dengan latar belakang hang berlainan dan 3 agama. Hanay agama Hindu yang belum ada disini. Masing2 dari kamipun, mempunyai kehidupan yang berlainan dan umur dari remaja sampai lebih dari 40 tahun.
Kami benar2 peduli dengan kehidupan anak2 dan remaja kita, dan kami sudah berjuang untuk itu. Sehingga, apapun yang mereka lalukan, kami berusaha untuk mendampinginya, termasuk kehidupan ‘dunia maya’nya. Dan ketika IDKita Kompasiana terbentuk, kami benar2 sudah berada di pusaran kehidupan ‘dunia maya’ bagi anak2 dan remaja kita sebagai pendamping mereka.
Pusaran IDKita Kompasiana, merupakan sebuah pusaran yang sangat padat serta sekarang sudah merupakan bagian kehidupan masing2 anggotanya, bahwa hidup kita benar2 sebagai pendamping anak2 dan remaja kita dalam merenda masa depan mereka.
Jadi, kemanapun, kapanoun dan dengan siapapun, kami berusaha untuk melayani dalam anak2 dan remaja kita ini untuk mencari identitas diri lewat dunia maya mereka. IDKita Kompasiana merupakan pendampung ‘Internet Sehat dan Aman’ bagi anak2 dan remaja kita …..
Karena kami sebagai anggota, merupakan masing2 berlainan suku bangsa, agama serta latar belakangnya, kamipun sadar bahwa dengan ssemua yang berlainan, kita merupakan tempat untuk ‘belajar’ dalam kehidupan berbagsa. Bahwa Indonesia adalah banngsa yang majemuk. Dan ketika kami sudah sadar tentang itu, kami tetap sangat antusias untuk terus mengembangkan tolentasi dan berbagi, demi masa depan anak2 dan remaja kita sebagai generasi muda kita.
IDKita Kompasiana memang baru dibentuk ( lihat tulisanku ID Kita Kompasiana - MOU: Tanggung Jawab Kami untuk Generasi Muda Indonesia ), tetapi kiprahnya sudah banyak. Biasanya, masih di komunitas2 yang netral. Tetapi sejak tanggal 17 Juni 2012 ( lihat tulisanku Remaja Tidak Menyadari Bahwa Bahaya ‘Mengancam’ Mereka ! ) dan tanggal 18 Juli 2012 ( lihat tulisanku Ketika Orang Tua Baru Mengerti, Bahwa Anak-Anak Mereka Berada ‘Jauh’ di Depan Mereka ….. ), sebuah Gereja, GKJ Eben Haezer, Gereja tempat aku beribadah, meminta kami untuk mempresentasikan tentang ‘Internet Sehat dan Aman’ setelah kami memasukan proposalnya.
Mba Aulia dan mba Sum di tengah2 remaja GKJ Eben Haezer dalam dialog remaja.
Karena aku merupakan anggota Gereja tersebut dan aku yang memasukan proposalnya sendiri, aku lah yang bertanggung jawab untuk semuanya, dibantu oleh sahabat2 anggota IDKita Kompasiana yang lain. Jadi, konsepnya aku dan Valentino sebagai komandan IDKit Kompasiana yang berusaha untuk terus ada untuk mendampingi masing2 dari kita, dan mba Aulia yang memang rumahnya dekat sekali dengan Gereja ini, mba Sumi yang memang selkalu membantu jika kita berpresentasi serta mba Vema yang sangat peduli dengan sepak terjang IDKita Kompasiana.
Aku dan Valentino memang beragama Kristen tetapi mba Aulia, mba Vema dan mba Sumi merupkan sahabat2 Muslim. Tetapi, apakah masing2 tetap bertoleransi untuk terus bergandengan tangan dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang majemuk?? Jawabannya adalah : YA!
Masing2 dari kamipun tetap SALING bertoleransi dan tetap bergandengan tangan demi anak2 dan remaja kita. Pagi, aku dan keluargaku bersama dengan Valentino beribadah di Gereja ini sampai sekitar jam 9 pagi. Dan sekitar jam 9.30, acara dimulai. Mba Sumi dan mba Vema datang sekita 10 menet setelah acara dimulai, dam mba Aulia bersama dengan jagoannya, Faiz, datang sekitar jam 10.00.
Masing2 dari kami bekerja masa tanpa melihat latar belakang, agama dan semua perbedaan yang ada dari kami. Kebetulan, aku, mba Aulia dan mba Vema sudah bersahabat sejak sebelum IDKita Kompasiana terbentuk, dan dengan mba Sumi serta mba2 yang lain memang baru bersahabat ketika IDKita Kompasiana terbentuk.
Mba Sum dan mba Vema dalam presentasi ‘Internet Sehat dan Aman’ di GKJ Eben Haezer, di tengah2 jemaat Gereja …..
Mba Aulia dan mba Vema yang menutupi auratnya dengan berjilbab, dengan bahagia, sama dengan aku dan warga jemaat GKJ Eben Haezer kemarin, SALING duduk bersama untuk berdiskusi tentang masa depan anak2 dan remaja kita dalam presentasi ‘Internet Senat dan Aman’ ini. Tidak ada perbedaan, tidak ada permusuhan. Semua bahagia, semua tertawa riang ……
Sahabat,
Tidakkah kita sebagai bangsa Indonesia yang memang majemuk ini, jika mau tetap eksis menuju masa depan bangsa yang cerah sebagai manusia, kehidupan kita bisa seperti ini? Bahwa dengan perbedaan2 yang ada pada masing2 dari kita, justru merupakan ‘kekuatan’ bangsa kita. Semua perbedaan2 yang ada pada kita, akan menjadi ‘kekuatan’ untuk kita SALING menghargai, saling mengasihi dan salaing mencintai untuk bersama2 bersatu padu untuk mesa depan yang cerah?
Untuuk, persahabatan seperti ini, adalah persahabatan yang benar2 membangun hidup kita untuk ‘lebih hidup’ lagi. Dan persahabatan seperti ini, akan membawa anak2 dan remaja kita mengerti, bahwa sebuah perbedaan bukan dilihat sebagai sebuah bentuk untuk ‘bermusuhan’, tetapi sebuah perbedaan menjadikan persahabatan lebih bermakna dalam kasih Tuhan …..
Salam persahabatan dari IDKita Kompasiana …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ IDKita Kompasiana: Perbedaan dalam Sebuah Persahabatan”
Posting Komentar