Senin, 09 April 2012
Seks Bagi Penyandang Pasca Stroke
Senin, 09 April 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Seks setelah stroke. Banyak orang bertanya2 tentang seks setelah stroke ( lihat tulisanku Bisakah Berhubungan Seks Pasca Stroke ? dan Seks Merupakan Hubungan Intim Untuk Terapi Bagi Penderita ‘Pasca Stroke’ ). Stroke jarang merupakan penyebab langsung disfungsi seksual, tetapi depresi dan stress yang disebabkan oleh stroke, sedikit banyak merupakan awal mula disfungsi seksual.
Tidak diragukan lagi, bahwa banyak penderita stroke merasa dirinya tidak mampu lagi untuk membahagiakan pasangannya, sehingga justru itulah yang menyebabkan disfungsi seksual. Belum lagi tentang cacat fisik karena stroke, yang menyebabkan berubahnya interaksi pasangannya, walaupun sebenarnya si penderita bisa tetap percaya diri bahwa kehidupan seksual pasca stroke masih bisa dinikmati dengan baik, sepanjang dengan petunjuk dokter.
Suka atau tidak, dinamika seks, setidaknya untuk sementara, seperti ‘afasia’ ( lihat tulisanku Gangguan Kontrol Bahasa (’Afasia’): Salah Satu Akibat dari Stroke )atau kelumpuhan salah satu sisi tubuh, akan sementara tidak bisa dilakukan. Tetapi ketika semangat si penderita dalam penyembuhan dirinya sangat kuat, menjadikan apapun yang timbul karena stroke, akan membuat si penderita cepat untuk beradaptasi, termasuk dalam behubungan seks.
Isu spesifik yang mempengaruhi keintiman dengan pasangan si penderita adalah kegiatan seks sementara dihentikan. Di beberapa kasus, 80% pria sebagai penyandang pasca stroke melaporkan disfungsi ereksi, setelah fungsi kembali normal karena stroke. Tetapi adalah sangat tidak masuk akal tentang pasangan2 yang salah satunya adalah penderita pasca stroke, ketika mereka benar2 sudah ’sembuh’, tetapi masih terjadi disfungsi seksual.
Ada lagi orang yang percaya, bahwa jika seorang pasca stroke melakukan hubungan seks, kegembiraan dan aktifitas seksual dapat menyebabkan stroke berulang. Menurut para ahli, mungkin juga kegiatan seks akan menjadikan stroke berulang, karena mungkin saja mereka tidak mengkonsulkasikan dulu dengan dokter2nya. Karena memang beberapa kasus pasca stroke akut ( misalnya, sudah beberapa stroke, atau tekanan darahnya selalu tinggi ), belum di perbolehkan melakukan hubungan seks. Tetapi jika semua normal dan mengkonsultasikan dengan dokter, pastilah akan lancar, apapun kegiatannya …..
Dan ternyata, selain kasus tekanan darah yang selalu tinggi serta sudah beberapa kali mengalami stroke berulang, tidak ada alasan medis untuk menahan diri dari hubungan seks.
Sayangnya, beberapa studi menunjukan, bahwa jenis ketakutanlah yang salah satu penyebab paling umum dari disfungsi seksual di kalangan penyandang pasca stroke. Banyak dari mereka ketakutan bahwa si penderita merasa sakit untuk berhubungan seks dengan pasangannya, sehingga pasangannya juga melaporkan masalah ‘ketakutan’ itu kepada teman2nya. Sehinga si penderita justru menjadi rendah diri untuk memulai berhubungan seks.
Faktor psikologis penyandang pasca stroke, termasuk rendah diri, dapat menurunkan libido. Ketidak pastian tentang masa depan hubungan, masalah keuangan serta kesulita menerima ‘hidup baru’ dengan kecacatan akibat stroke, sangat mempengaruhi libido si penderita. Dan banyak penyandang pasca strokejustru mengkonsumsi obat2an antidepresan, demi menambah vitalitas bagi si penderita, tanpa berkonsultasi dengan dokter. Ini yang menyebabkan hubungan seks bagi pasca stroke menjadi terhambat ……
Bagi penyandang pasca stroke, area otak yang terserang stroke, sering berhubungan dengan control tangan, lengan dan kaki, sehingga dalam berhubungan seks dengan pasangannya, si penderita bisa men-terapi dirinya sendiri untuk mencapai posisi2 seksual yang paling mereka nikmati. Banyak penderita yang melakukan hal ini, dengan senam seksual atau terapi seksual.
Bebarapa stroke memang dapat mempengaruhi sensasi dari daerha klamin, yang menyebabkan orang merasa mati rasa di daerah kelamin mereka, sehingga mereka memang sementara akan tidak bisa berhubungan seks dengan pasangannya. Stroke bisa mempengaruhi ‘hipotalamus’, area otak yang terlibat dalam control hormone seksual, juga dapat mempengaruhi dorongan seksual si penderita ( lihat tulisanku Serangan Stroke Bisa Membuat Seseorang Menjadi ‘Gila Seks’ dan‘Brodmann Area’: Mengapa Panderita Stroke dan Metode Terapinya Bisa Berlainan? ).
Dalam beberapa kasus stroke, juga dapat menyebabkan peningkatan sekualitas, atau perilaku seksual yang tidak biasa. Apa yang bisa dilakukan badi penyandang pasca stroke untuk memperbaiki kehidupak seksualnya, bersama pasangannya?
Ada beberapa langkah :
- Terapi seks adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan seks pasca stroke
- Komunikasi yang terbuka dengan pasangan pasca stroke
- Tanyakan dokter untuk memberikan beberapa obat untuk mempengaruhi dorongan seksual
- Meskipun si penderita berusaha untuk memulihkan fungsi tubuhnya setiap hari, tetap harus menyadari untuk tetap menerima kecacatan karena stroke, sebagai langkah awal untuk mendirikan kembali ke kehidupan seksual si penderita
- Mulai mengeksplorasi kehidupan seksual si penderita dengan cara baru, apapun langkahnya, dan tetap sesuai dengan tuntunan dan petunjuk dokter
Jadi, tidak ada alasan bahwa penyandang pasca stroke tidak bisa banyak melakukan kegiatan sehari2 seperti sebelum stroke ( termasuk berhubungan seks dengan pasangan ), justru penyadang stroke seperti aku, bisa menjadi ‘kekuatan’ bagi keluarga dan lingkungan untuk ‘recovery’ dalam penyembuhannya …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Seks Bagi Penyandang Pasca Stroke”
Posting Komentar