Sabtu, 03 Maret 2012

‘Pancuran 7 (Pitu)’: Kawasan Wisata di Kaki Gunung Slamet



By Christie Damayanti

1336018497830696508
Dokumen pribadi

Gunung Slamet termasuk ‘cincin api’ Indonesia, dimana gunung ini sewaktu2 bisa meletus, yang menyebabkan banyak kerugian materi dan lingkungan. Gunung Slamet terletak di daerah Jawa Tengah, termasuk di kota Purwokerto, Banyumas, dimana merupakan asal daerah mamaku. 

Hampir setiap Lebaran kami selalu kesana, karena banyak saudara mamaku yang berlebaran ( lihat tulisanku Berlibur di ‘Ranch’ Keluarga dengan Kehidupan Desa ). Tetapi, akhir tahun 2011 kemarin, kami, aku dan keluargaku, menyambangi Purwokerto, setelah kami dari Yogyakarta, untuk liburan.

Purwokerto merupakan sebuah kota di kaki Gunung Slamet. Obyek wisata yang terkenal disana adalah Batu Raden, 14 km dari kota Purwokerto, lebih naik ke Gunung Slamet. Dan jejak ‘cincin api’, sempat membuat warga Purwokerto agak ‘ngeri’, ketika Gunung Merapi di Yogyakarta, memuntahkan magmanya dan membuat sekitar gunung itu menjadi sangat amburadul.

Ketika suatu hari kami berjalan2 ke Baturaden, kami menuju ke Kebun Raya Baturaden, dan pohon2 Damar pun merupakan mayoritas pohon  di daerah itu. Hutan Hujan Tropis, membuat bumi Indonesiaku terlihat subuh, makmur dan indah ( lihat tulisanku ‘Hutan Hujan Tropis’, Baturaden di Gunung Slamet : Indahnya Bumi Indonesiaku ) ……

1336018552700598680
1336018586779428181

Perjalanan ke Pancuran Pitu, dengan hutan hujan tropis yang lebat dan ‘perawan’ (?).
13360186241868227613
13360186551697628098

Eh, ada tandu antar jemput kesana ….. aaahhh, aku agak menyesal, tidak ikut kesana …. Next time, pasti!

Begitu kami smpai di puncak tertinggi dalam Kebun Raya itu, kami berhenti di sebuah area khusus yang memang untuk perhentian mobil. Udara sejuk dan enak sekali. Sedikit hujan rintik2, tetapi tidak menyurutkan aku untuk mengambil gambar dan foto. Sebuah tempat yang sangat spesifik, di tengah hutan Damar, dengan pohon2 yang tinggi2, dengan suara2 hewan hutan serta bau tanah dan bau hujan yang sangat segar, membuat anak2ku bersemangat untuk turun ke sebuah kawasan yang paling terkenal di Baturade, yaitu Pancuran Pitu ( Tujuh ). Kata orang, seseorang yang belum pernah ke lokasi ini, dianggap belum pernah ke Baturaden, hehehe …… lebay deh …..

Lokasi Pancuran Tujuh berjarak sekitar 2,5 km ke arah atas gunung. Banyak wisatawan lokal di lokasi Pancuran Pitu, dengan berjalan kaki, menaiki kendaraan pribadi ( seperti yang kami lakukan sekarang ), atau memutar melewat jalur Bumi Perkemahan Baturaden. Dulu sekali, kami pernah ke lokasi ini, memutar di Bumi Perkemahan, dengan sebagian naik mobil, sebagian berjalan kaki, termasuk kami ke daerah peternakan sapi dan babi. Dan daerah ini memang merupakan obyek wisata yang sangat - sangat potensial sebagai wisata keluarga …..

13360186831612659668
13360187621473574052

Airnya berwarna coklat kemerahan, karena sulfur ( belerang )?

13360188071472585225
13360188341300750832

Dennis dan Michelle dan papaku, yang ‘turun’ ke Pancuran Pitu, aku dan mamaku tunggu di area parkir mobil  …..

Wisata Pancuran Pitu, merupakan salah satu kawasan wisata yang terletak dalam lingkungan Lokawisata Baturaden. Merupakan sumber air panas bumi yang terpancar langsung dari kaki Gunung Slamet, yang keluar melalui pancuran atau lubang, yang memancar sebagai air panas.

Aku memang sudah tidak bisa kesana lagi, karena untuk ketempat itu, dari parkir kendaraan kami, kami harus turun sekitar 250 anak tangga, sebelum memasuki kawasan Pancuran Pitu, karena posisi sumber air panas bumi itu, terletak di bagian bawah bukit.

Aku meminta anak2ku dan papaku untuk mengambil banyak gambar atau foto, sehingga aku bisa membayangkan, bagaimana tempat tersebut. Juga bukan hanya di lokasi itu saja, tetapi dari anak tangga pertama sampai anak tangga terakhir, aku minta tolong untuk merekan gambarnya, lewat kamera pocketku.

Ternyata, menurut cerita dan foto2, dalam perjalanan menuju sumber air panas itu, melewai kios2 yang menjual aneka cindera mata dan makanan, seperti bakso, soto atau makanan2 kecil. Buatku, sebenarnya sangat sayang, karena kios2 itu tidak di fasilitasi dengan dana pemerntah daerah, sehingga terkesan berantakan dan apa adanya. Jika pemda ikut turun tangan, pastilah kios2 tersebut bisa menjadi lebih baik.

13360188992055268877
13360189671956678821

Uap belerang,membuat udara dingin Baturaden, menjadi hangat ….. pasti membuat tubuh lebih bergairah dan nyaman …..

Ketika tiba di lokasi sumber air panas Pancuran Pitu, suasana cukup ramai. Banyak wisatawan yang antre untuk merasakan panasnya air panas alami sekedar mencuci tangan dan membasuh muka secara bergantian. Kata anakku, airnya hangat, bukan panas, katanya juga, rasanya nyaman, karena lingkungan itu memang sejuk, bahkan sedikit dingin jika hujan atau terdapat angin sepoi-sepoi …..

13360190051736073061
13360190431154120571

Pemandangan cantik dari kaki Gunung Slamet, salah satu ‘cincin api’ Indoneisa ….. Tidak terbayang, jika gunung ini memuntahkan magmanya …..

Dekat Pancuran Pitu itu, disediakan juga beberapa kamar mandi bagi yang ingin mandi air panas, yang berbau belerang ini. Khas wisata ‘mandi air panas’, banyak juga orang2 yang ingin ‘mengobati’ yang katanya air belerang bisa mengobati penyakit kulit. Di bagian bawah Pancuran Pitu ( menurut referensi foto ), terdapat sebuah gundukan batu yang dialiri air belerang dari Pancuran Pitu, warnanya merah kecoklatan dan mengeluarkan uap

Anak2ku terlihat antusias, ketika ada seekor burung hantu, entah jenis apa. Burung hantu itu, tegak berdiri, sepertinya tidur tanpa menutup matanya.  Burung hantu memang jenis hewan ‘nocturnal’, yang hidup dan berburu di malam hari. Jika siang hari, burung hantu, istirahat ….. Kakinya tidak dirantai. Anak2ku sangat excited, ketika si burung hantu tiba2 bangun dari tidurnya, lalu dia memutarkan kepalanya, sekitar 180 derajat. Ya ….. burung hantu memang bisa memutar kepalanya sampai 180 derajat, karena sudut pandangnya sangat sempit ……

1336019073853623479
1336019117953356165


13360191501962118625 

Seekor burung hantu, entah dari jenis apa, yang memamerkan putaran kepalanya 180 derajat, membuat anak2ku sangat tertarik. Hewah memang mempunyai kekhasannya masing2, dan Tuhan sudah memberikan ‘talenta’nya masing2, seperti juga sebagai manusia …..

Mereka banyak mengambil foto si burung hantu, dan sedikit lupa dengan apa yang aku butuhkan, yaitu foto2 lingkungan lokasi Pancuran Pitu ….. hehehe ….. dasar anak2 …..

Tidak berapa lama, mereka sudah muncul kembali di lokasi tempat aku menungu. Dengan banyak bercerita, terutama cerita tentang si burung hantu itu, terlihat anak2ku sangat senang dengan tempat itu. Walau mereka menyayangkan bahwa aku tidak bisa ikut turun ke bawah …..

“Sabar, sayang …… mama pasti nanti bisa turun kesana, bukan hanya di Pancuran Pitu, tetapi di semua tempat manapun,mama pasti bisa, jika Tuhan sudah mengijinkan ……”

Salah satu pengalaman asik, berwisata dengan seluruh keluarga, di ‘cincin api’ kawasan Gunung Slamet  ……

Salamku …..

Sumber gambar : Dokumen pribadi.




Tags: ,

0 Responses to “‘Pancuran 7 (Pitu)’: Kawasan Wisata di Kaki Gunung Slamet”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks