Selasa, 10 April 2012
Penyakit ‘Lupa’: Tidak Sesederhana yang Kita Kira
Selasa, 10 April 2012 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Seperti yang aku sering katakan tentang stroke, bawa stroke itu selalu berhubungan dengan otak dan pembuluh darah otak. Gampangnya bahwa stroke adalah ‘penyakit otak’, karenanya semua yang berhubungan dengan permasalahan otak, seperti pusing, lupa atau semua pergerakan tubuh seperti jantung, otot dan yang lain, semua memang bermuara dari otak.
Sehingga wajarlah, sebuah kata yang disebut ‘lupa’, tidak sesederhana yang kita kira. Lupa, dalam kehidupan sehari-hari dianggap hal yang wajar. Misalnya lupa pada nama orang yang baru kita kenal ( pun teman yang sudah lama yang kita kenal ), lupa dimana tadi menaruh buku atau apapun, atau lupa pada apa yang baru saja akan dikerjakan. Tetapi ternyata masalah lupa tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Sebaliknya, sungguh rumit, sekompleks sistem otak manusia.
Sebenarnya, sekitar beberapa tahun ini ( sebelum aku stroke ), aku memang sering lupa, benar2 lupa. Bukan lupa di area perjanjian tentang pekerjaan, tetapi lebih kepada lupa tentang nama orang, lupa tentang apa yang mau aku kerjakan sesat sebelumnya atau lupa tentang menaruh barang yang baru saja aku bawa. Tetapi bukan lupa tentang janji bertemu dengan mitra kerja atau meeting dengan banyak orang.
Aku mulai berpikir tentang ‘lupa’ku, bahwa aku menjadi ‘lupa’ jika aku melakukan sesuatu dalam 1 simpul atau 1 titik, bukan ‘lupa’ karena kegiatan yang harus memakan waktu lama. Dengan kegiatan meeting atau bertemu clien, aku tidak pernah lupa, tetapi jika hanya nama seseorang, aku benar2 tidak ingat! Dan ‘lupa’ku ini, berlebih ketika sesaat sebelum stroke. Beberapa bulan sebelumnya, aku mengejar deadline pekerjaanku, dan ‘lupa’ku sangat2 keterlaluan …..
Fungsi luhur otak kita adalah mencakup ingatan, intelektual kerangka berpikir / kognitif ( lihat tulisanku Bagaimana Aku Mengatasi ‘Kesulitan Berpikir (Kognitif)’ Sebagai Penderita Pasca Stroke? ), emosional dan perilaku. Dan fungsi dasar otak antara lain adalah fungsi2 panca indra, keseimbangan, pergerakan serta pengaturan fungsi organ tubuh.
Setelah stroke, aku benar2 keterlaluan penyakit ‘lupa’nya. Sebenarnya, di kepalaku tidak merasakan apa2, kecuali kesetimbanganku ( lihat tulisanku‘ Kesetimbangan’ku Membuat Aku Serasa Berada di Atas Kapal dalam Badai, Setiap Saat ) ….. yang keterlaluan juga. 1 bulan setelah aku pulang dari Amerika ke Jakarta, hampir semua nama, nomor telpon, password FB,email, ATM atau nomor2 penting lainnya ( termasuk bagaimana aku bisa memakai bb atau handponeku ), sama sekali aku tidak bisa!
Tetapi, dengan terapi, aku bisa berangsur2 lebih baik, dan penyakit ‘lupa’ku sedikit berkurang. Sekitar 2 minggu setelah itu, aku sudah bisa cepat menekan tombol2 bb ku atau smartphoneku. Tetapi, sampai waktu 6 bulan setelah itu, aku tetap tidak bisa mengingat password apapun, juga passwod ATMku, sehingga dengan terpaksa, aku ‘membobol’ rekening bank-ku dan mengganti semua kartu ATM, dan karta2 telponku. Dan Valentino,juga terpaksa ‘membobol’ email, FB dn yang lain, dan membuat password baru dalam ‘dunia maya’ku …..
Penyakit ‘lupa’ku, sekarang lebih baik. Aku bisa mengingat banyak hal yang sekecil2nya, walau kadang kala tetap harus diingatkan. Mungkin, sudah menjadi trade mark ku sejak dulu, bahwa aku memang pelupa …..
Lalu, apa hubungannya antara ‘lupa’ dengan stroke? Sebenarnya, apa penyebab ‘lupa?’
Penurunan daya ingat, atau ‘lupa’ disebabkan oleh banyak factor, antara lain adalah adanya gangguan di otak, tekanan psikologis, gangguan oksigen dan beberapa gangguan yang lain. Kerusakan fungsi memori di otak kita, bisa disebabkan karena serangan stroke, infeksi otak, tumor dan degenerative ( penurunan kondisi karena umur tua atau adanya penyakit ), sehingga di otak menjadi sedikit rusak. Fungsi otak terganggu, terutama dalam hal ‘lupa’.
Tetapi, bisa juga dibalik : Serangan stroke ( yang notebene adalah ‘penyakit otak ), bisa menjadikan fungsi otak menurun, termasuk kerangka berpikir dan ‘lupa’. Tetapi dengan terapi yang dilakukan oleh penderita stroke, fungsi2 itu lambat laun akan menjadi lebih baik.
Pada serangan stroke ( salah satunya penyumbatan pembuluh darah otak yang kemudia meluas, sehingga sel-sel otak banyak yang mati, walau sel-sel otakpun tetap bisa berkembang yang dinamakan ‘plastisitas’ ), si penderita pada awalnya akan mengalami penurunan fungsi otak, tetapi dengan terapi khusus, si penderita bisa menjadi lebih baik, termasuk bisa menghambat ‘lupa’.
‘Lupa’ juga memang karena factor usia. Dimulai dengan lupa jangka pendek, jangka menenga dan jangka panjang. Tetapi kondisi tersebut juga diserta oleh gangguan berpikir lainnya, misalnya kemampuan berbahasa, bertindak secara berencana atau pengenalan benda. Lupa yang seperti ini, disebut ‘Dimensia’, bersifat progresif dan ingatannya susah untuk dikembalikan.
Dan jangan main2 jika kepala kita terbentur! Adalah kepala kita terbentur keras, sehingga terjadi goncangan terhadap otak, dan ‘lupa’ seperti itu mungkin hanya terjadi pada periode tertentu. Dan trauma kejiwaan, terkait juga dengan kondisi psikis si penderita, karena trauma kejiwaan yang sangat memberkas akan menimbulkan ‘penolakan’ terhadap ingatan tersebut, sehingga ingatan tersebut ditekan di bawah sadar sebagai mekanisme pertahanan ego diri. Ingatan juga sangat berkaitan erat dengan emosi dan persepsi.
Kerja otak kita sangatlah berat, merupakan pusat susunan syaraf tubuh, semuanya bermuara di otak. Sudah selayaknyalah kita bisa menjaga otak kita, bukan hanya menjaga yang bersifat fisik saja ( seperti terbentur ) tetapi lebih dari itu. Jagalah tubuh kita ( termasuk otak kita ) dari penyakit yang yang bisa melemahkan tubuh kita, terutama jaga diri untuk tidak stroke.
Karena stroke bermuara dari otak ( emosi, atau keinginan untuk ‘lupa’ menjaga tubuh ) dan mengenai otak kita juga.
Jika ‘lupa’ kita sangat keterlaluan, mungkin bisa dilakukan terapi otak, misalnya, dengan mulai selalu membaca untuk otak bisa terus bekerja. Juga mulai untuk terus menulis, apapun tulisannya, dan memicu bagian otak untuk bisa ‘terbuka’ bagi anggota tubuh yang lain …..
Kesaksianku adalah, dengan aku banyak menulis, aku bisa ‘melupakan’ hal2 yang bisa membuat aku terluka, tetapi juga dengan aku banyak menulis, ternyata bisa membuat penyakit ‘lupa’ku berangsur menjadi lebih baik …..
Diambil dari kesaksianku dan berbagai sumber
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “ Penyakit ‘Lupa’: Tidak Sesederhana yang Kita Kira”
Posting Komentar