Senin, 04 April 2011
RS Cikini: Sebuah ‘Firdaus’ untuk Pohon - Pohon Indah
Senin, 04 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Rumah sakit dimana aku selalu kesana
bila aku butuhkan, memang elok rupawan. Hanya duduk2 saja, tidak
melakukan apa2, serasa kita di kebun raya. Lihat saja, hamparan rumput
yg luas, yg selalu dipangkas periodik, pohon2 tua yg sangat menawan,
juga tanaman2 hias dan asesoris kebun yang sangat eksotis.
Pohon2 tua yg terpelihara dan
indah, seakan kita ada disuatu tempat, bukan di rumah sakit. Beberapa
pohon tua ini ditanam di masa Raden Saleh, dulu rumah sakit ini memang
rumah Raden Saleh ( lihat tulisanku Ada ‘Villa Kebun’ di Jakarta, Konsep Rumah Sakit Taman, Persembahan untuk Jakarta ).
Beberapa yang aku amati, adalah pohon
Beringin tanpa akar hawa-nya, pohon Mahoni, pohon Biola Cantik,
bermacam2 pohon Cemara, pohon Akasia, pohon Tanjung, pohon Bintaro dan
beberapa pohon kecil2 dengan beberpa yang berbuah.
Pohon Beringin
Beringin ( Ficus benjamina
termasuk suku ara-araan atau Moraceac )dan beberapa jenis lain sangat
akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini
sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji
sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran
besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa
orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang
“angker” dan perlu dijauhi.
Itu biasanya ada di daerah2, bukan di
Jakarta. Pohon ini sebagai ‘landmark’ untuk RS ini. Letaknya di depan
rumah bekas Raden Saleh, menjadi tempat ‘meeting point dan check point
untuk masuk ke ruang2 perawatan.
Pohon Beringin disini ternyata tidak ada
akar hawanya, batangnya mulus dan indah. Sangat asik jika aku hanya
duduk2 memandanginya. Pohon ini sama sekali tidak terlihat ‘angker’
seperti yg memang di’isu’kan tentang pohon Beringin. Ini sama sekali
lain. Biwaha pohon ini, terdaspat beberap macam tanaman perdu hias yg
menjadi bagian untuk landcapenya.
Batangnya yg mulus dan tanpa akar
hawa sangat elok dipandang. Aku memotretnya sewaktu aku beristirahat di
Unit Stroke yg aku selalu datangi untuk menjalani terapi.
Pohon Cemara
Suku cemara-cemaraan atau Casuarinaceae
meliputi sekitar 70 jenis tetumbuhan. Sebagian besar suku ini terdapat
di Belahan Bumi Selatan, terutama di wilayah tropis Dunia Lama, termasuk
Indo-Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik. Cemara sendiri
merupakan tumbuhan hijau abadi.
Aku tidak tahu, jenis Cemara ini,
tapi yg aku tahu, pohon ini indah dipandang. Dengan latar belakang
langit biru, menjadikan aku selalu membayangan bisa memanjat pohon ini
sampai langit tertinggi, untuk mencapai impianku …..
Pohon Biola Cantik
Biola cantik ( Ficus lyrata / Ficus Pandurata )
berasal dari Tropical Africa, pohon pelindung ini sangat elegan dengan
daun yang lebar dan kaku serta tidak mudah berguguran walaupun daunnya
sudah tua dan menguning dinamakan biola cantik mungkin karena bentuk
daunnya yang menyerupai pinggul biola dan meliuk-liuk sehingga mirip
biola yang cantik.
Pohon ini banyak terdapat di RS Cikini.
Umurnya kelihatannya sudah tua, besar dan daun2nya yg besar memang
terlihat cantik sekali. Batangnya berukuran besar dengan ranting2 yg
besar juga, mungkin memang untuk menahan daun2nya yg besar2.
Pohon Biola Cantik sering dipakai
sebagai pohon peneduh. Batangnya yg besar2 tidak bergoyang bila terkena
angin. Lihat batangnya yg indah, melingkar dan membuat batang saling
‘berputar’ ….. ibdah bukan ?
Coba lihat, daun2 besar yang indah
dengan kelopak yg bermekaran, sangat elok dipandang mata. Aku sering
duduk2 dibawah pohon ini, ketika aku sedang disini. Sejuk, walau siang
hari. Jika angin berhembus, daun2 besar ini, sedikit bergerak, mungkin
merasakan ‘berat’.
Pohon Mahoni
Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan diameter mencapai 125 cm. Batang
lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna
coklat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang
berwarna abu2 dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua,
beralur dan mengelupas setelah tua.
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7
tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sarinya
melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni dapat
ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat
dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.
Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila
tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.
Pohon ini sudah berumur puluhan
tahun, adanya didepan Unit Kebidanan ( lihat foto ). Kata papaku, dulu
mamaku melahirkan aku, papa duduk di bawah pohon ini dan pohon ini sudah
besar juga. Masih ingat memori papaku, juga waktu mama melahirkan
adik2ku, beliau selalu menatap keindahan pohon ini. Pohon2 tua yg
terawatt dengan baik, menjadikan ‘harta karun’ untuk kita ….. untuk
rumah sakit ini dan untuk Jakarta …..
Pohon Bintaro
Bintaro ( Cerbera manghas ) adalah tumbuhan pantai dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva ( Samoa ), toto ( Tonga ), serta vasa ( Fiji ).
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna
hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota
berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang
sari berjumlah lima. Buahnya berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan
berwarna merah cerah jika masak.
Penyebarannya secara alami di daerah
tropis Indo Pasifik. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem
hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai
tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.
Coba lihat foto ini. Hanya berjalan2
di pepohonan di RS Cikini ini, sudah membuat kita nyaman dan dipastikan
kita segera sembuh …..
Pohon Angsana
Angsana atau sonokembang ( Pterocarpus indicus ) adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat, yang dalam perdagangan dikelompokkan sebagai narra atau rosewood.
Pohon ini, kadang-kadang menjadi raksasa
rimba, tinggi hingga 40 meter. Batang sering beralur atau berbonggol.
Tajuk lebat serupa kubah, dengan cabang-cabang yang merunduk hingga
dekat tanah. Pepagan (kulit kayu) abu-abu kecoklatan, memecah atau
serupa sisik halus, mengeluarkan getah bening kemerahan apabila dilukai.
Coba lihat batang basrnya yg berbonggol. Seperti bonsai, tetapi tinggi.
Pohon Tanjung
Tanjung ( Mimusops elengi )
adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Srilanka dan Burma. Telah
masuk ke Indonesia semenjak berabad-abad yang silam, pohon ini juga
dikenal dengan nama-nama seperti tanjong. Pohon tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang, biasa ditanam di taman-taman dan sisi jalan.
Pohon ini berukuran sedang, tumbuh
hingga ketinggian 15 meter. Daun2 tunggal, tersebar, bertangkai panjang;
daun yang termuda berambut coklat, yang segera gugur. Helaian daun
bundar telur hingga melonjong, panjang 9-16 cm, seperti jangat, bertepi
rata namun menggelombang.
Bunganya yang wangi mudah rontok dan
dikumpulkan di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk
hiasan. Bunga ini, dan aneka bagian tumbuhan lainnya, juga memiliki
khasiat obat. Buahnya dapat dimakan.
Suasana di bawah pohon Tanjung. Jika berbunga, dan ada angin, bunganya berguguran dan baunya wangi terbawa angin …..
Bunga Tanjung, seperti Melati dan
berbau wangi. Bijinya, dulu aku pakai untuk bermain ‘congklak’ (
biasanya sih pakai kerang ) karena di rumahku ada pohon Tanjung dan
mamaku rajin untuk mencari2 bunag ada buahnya. Dan sekarang, pohon
Tanjung di rumahku masih ada …..
Aku tidak tahu, pohon apa ini.
Pohonya besar, tua dan bercabang2. Cabang2 nya, beberapa tidak sama
dengan pokok batangnya. Tidak ada yg ditanya. Pohon ini indah bukan?
Lihatlah ….. batang yg berwarna
coklat muda, menurutku sama sekali lain dengan pokok batangnya. Pokok
batang berwarna coklat kehitaman dan bersisik. Batang muda berwarna
coklat muda ke abu2an dengan kulit yg mulus.
Inilah beberapa pohon yg aku amati,
dalam waktu beberapa hari ini, setelah terapi. Keadaan di rumah sakit
ini sangat asri dan membuat kita, baik pasien dan pengunjung menjadi
betah berlama2 dan dapat merenung untuk penyembuhan. Jika hari2 terapi,
aku selalu memandangi pohon2 cantik ini.
Dan jika hari hujan, ‘kebun
raya’ dan pohon2 cantik ini sangat ‘eksotis’ menambah kerinduan alam
yang asri dibalik Jakarta yg semrawut …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “RS Cikini: Sebuah ‘Firdaus’ untuk Pohon - Pohon Indah”
Posting Komentar