Minggu, 03 April 2011
Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu ( ku ) untuk Dibagikan ?
Minggu, 03 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Renungan pagi ini di Gerejaku, aku
disadarkan untuk kita merenungkan, bagaimana bisa kita berbagi sesuatu
buat sesama / banyak orang.
Konsep ‘berbagi’ untuk aku bukan hanya
berbagi materi seperti yg kita pahami, juga bukan hanya pengetahuan.
Konsep berbagi, bisa juga tentang hati dan perasaan. Jika kita berbagi
materi, tentu tidak asing lagi. Walau kita tidak mempunyai banyak uang,
tetapi bukankan kita tetap bisa makan, bila hanya sekedar memberikan
makanan bagi sedikit anak2 yg meminta makan? Juga kita tidak akan mati
bila kita hanya menyumbang sedikit uang untuk saudara2 kita yg
membutuhkan?
Berbagi pengtahuan, juga bisa dilakukan
walau kita tidak mempunyai pengetahuan yg luas. Pengalaman bisa
dibagikan kepada banyak orang yg membutuhkan, lewat kesaksian. Misalnya,
bagaimana kita berbagi kehidupan tentang anak2 kita supaya saling
melengkapi ( sharing ), atau kesaksian tentang kehidupan kita yg mungkin
bisa membuat motivasi untuk orang lain, dan sebagai.
Lalu, bagaimana tentang berbagi tentang
hati dan perasaan? Bila konsep berbagi materi dan pengetahuan, juga kita
belum mampu, kita bisa berbagi hati dan perasaan. Buat aku, konsep ini
sangat bisa dilakukan oleh kita semua. Hati dan perasaan adalah ‘konsep
diri’ untuk mengekspresikan kehidupan kita. Hati dan perasaan bisa
dimaksudkan dengan ‘berteman dan bersahabat’. Jika kita bisa berbagi
hati dan perasaan, jika kita bisa selalu tersenyum dan membuka diri
untuk orang lain, kita sudah ‘berbagi’ …..
Aku termenung menatap Pedetaku. “Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu?”. Dalam kasusku, ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…( Bagian 1 ) ),
sungguh, aku merasa tidak bisa berbuat apa2 dan tidak mempunyai apa2
untuk dibagikan. Aku, seorang ‘cacat stroke’, yang berbicara dan
berjalanpun aku belum lancar, menulis memakai tangan kanan belum bisa,
apalagi ‘berbagi’.
Bagaimana aku bisa berbagi, Tuhanku? Dulu sebelum aku
sakit, kita bisa saling berbagi dengan orang2 dan teman2 yg
membutuhkan, kita saling mengisi dan saling melengkapi. Tetapi,
bagaimana dengan sekarang???
Aahhhh ….., renungan “Hari Doa Sedunia” yg dipersiapkan oleh negara Chilie ini, membuat aku tersadar.
“Apa
yg aku punya? Berapa banyak ‘roti’ yg aku punya? Dan berapa banyak
berkat yg telah aku dapatkan dari Tuhan? Tetapi, berapa yg aku bagikan
bagi banyak orang yg membutuhkan?”
Pikiranku melayang2 setelah lebih dari 1 tahun sakitku. Aku memang tidak
bisa apa2. Aku tidak bisa / belum bisa berbagi dengan sesama / banyak
orang, dan aku belum bisa berbagi kata2 dan materi dengan banyak orang.
Tetapi, bukankah aku bisa ‘berbagi’ dengan anak2 ku? Dengan keluargaku?
Bukankah aku bisa berbagi, berdiskusi, saling melengkapi dan saling
mengasihi dengan keluargaku, saudara2ku dan sahabat2ku?
Ya, aku bisa, bukan? Setelah sakit, aku
memang sering ‘berbagi’ ( sharing ) tentang kesaksian sakitku, tentang
kehidupanku selama ini, tentang ‘isi otakku’ lewat menulis. Kompasiana
membuat aku bisa mengekspresikan diri. Kompasiana bisa membuat aku
bersaksi dan beberapa teman dan sahabat lewat inbox, merasa termotivasi
setelah membaca tulisan2 ku. Puji Tuhan …..
Apa ini yg Tuhan inginkan
dariku? Walau aku sakit dan tidak bisa apa2, dan setelah seorang sahabat
memintaku untuk mencoba menulis di Kompasiana tentang kesaksianku,
ternyata bisa berkembang untuk menulis ‘apa yg ada di pikiranku’, itukah
yg Tuhan inginkan?
Tuhan tidak minta banyak dari kita
masing2. Tuhan tidak minta kita, untuk membagikan semua yg kita punya,
atau membagikan yang sulit2. Tuhan hanya minta, kita bisa berbuat
sesuatu untuk sekeliling kita. Tuhan hanya mau, kehidupan kita bisa menjadi berkat buat orang lain.
Jika kita merasa tidak bisa melakukan
apa2, dan jika kita marasa tidak mempunyai kelebihan apa2 untuk
dibagikan, lihatlah, bahwa kita masih mempunyai hati dan perasaan untuk
bisa dibagikan untuk teman, sahabat dan saudara2 kita. Bersahabat dan
selalu tersenyum, itu sudah merupakan wujud kasih kepada sesame dan
membagikan kepada orang banyak.
Sebuah nyanyian, mungkin bisa membuat
kita merenung, bahwa hidup ini bisa dipakai untuk berbuat yang terbaik
untuk teman, sahabat, saudara dan Tuhan kita :
Betapa hatiku, berterima kasih,
TUHAN
KAU mengasihiku
KAU memilikiku
KAU mengasihiku
KAU memilikiku
Hanya ini TUHAN,
persembahanku
segenap hidupku
jiwa dan ragaku
sebab tak ku miliki
harta kekayaan
yang cukup berarti
‘tuk kupersembahkan
persembahanku
segenap hidupku
jiwa dan ragaku
sebab tak ku miliki
harta kekayaan
yang cukup berarti
‘tuk kupersembahkan
Hanya ini TUHAN,
permohonanku
terimalah TUHAN,
persembahanku
pakailah hidupku
sebagai alat MU
seumur hidupku
permohonanku
terimalah TUHAN,
persembahanku
pakailah hidupku
sebagai alat MU
seumur hidupku
……………
Tags:
Catatan Harian
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu ( ku ) untuk Dibagikan ?”
Posting Komentar