Minggu, 03 April 2011

Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu ( ku ) untuk Dibagikan ?



By Christie Damayanti

13018231842067792688
www.ficomaulana.com

Renungan pagi ini di Gerejaku, aku disadarkan untuk kita merenungkan, bagaimana bisa kita berbagi sesuatu buat sesama / banyak orang.

Konsep ‘berbagi’ untuk aku bukan hanya berbagi materi seperti yg kita pahami, juga bukan hanya pengetahuan. Konsep berbagi, bisa juga tentang hati dan perasaan. Jika kita berbagi materi, tentu tidak asing lagi. Walau kita tidak mempunyai banyak uang, tetapi bukankan kita tetap bisa makan, bila hanya sekedar memberikan makanan bagi sedikit anak2 yg meminta makan? Juga kita tidak akan mati bila kita hanya menyumbang sedikit uang untuk saudara2 kita yg membutuhkan?

Berbagi pengtahuan, juga bisa dilakukan walau kita tidak mempunyai pengetahuan yg luas. Pengalaman bisa dibagikan kepada banyak orang yg membutuhkan, lewat kesaksian. Misalnya, bagaimana kita berbagi kehidupan tentang anak2 kita supaya saling melengkapi ( sharing ), atau kesaksian tentang kehidupan kita yg mungkin bisa membuat motivasi untuk orang lain, dan sebagai.

Lalu, bagaimana tentang berbagi tentang hati dan perasaan? Bila konsep berbagi materi dan pengetahuan, juga kita belum mampu, kita bisa berbagi hati dan perasaan. Buat aku, konsep ini  sangat bisa dilakukan oleh kita semua. Hati dan perasaan adalah ‘konsep diri’ untuk mengekspresikan kehidupan kita. Hati dan perasaan bisa dimaksudkan dengan ‘berteman dan bersahabat’. Jika kita bisa berbagi hati dan perasaan, jika kita bisa selalu tersenyum dan membuka diri untuk orang lain, kita sudah ‘berbagi’ …..

Aku termenung menatap Pedetaku. “Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu?”. Dalam kasusku, ( lihat tulisanku Sebuah Kesaksian: Bagaimana Manyikapi dan ‘Berteman’ dengan Stroke Dalam Usia Muda Untuk Menghadapi Masa Depan…( Bagian 1 ) ), sungguh, aku merasa tidak bisa berbuat apa2 dan tidak mempunyai apa2 untuk dibagikan. Aku, seorang ‘cacat stroke’, yang berbicara dan berjalanpun aku belum lancar, menulis memakai tangan kanan belum bisa, apalagi ‘berbagi’. 

Bagaimana aku bisa berbagi, Tuhanku? Dulu sebelum aku sakit, kita bisa saling berbagi dengan orang2 dan teman2 yg membutuhkan, kita saling mengisi dan saling melengkapi. Tetapi, bagaimana dengan sekarang???
Aahhhh ….., renungan “Hari Doa Sedunia” yg dipersiapkan oleh negara Chilie ini, membuat aku tersadar.  

“Apa yg aku punya? Berapa banyak ‘roti’ yg aku punya? Dan berapa banyak berkat yg telah aku dapatkan dari Tuhan? Tetapi, berapa yg aku bagikan bagi banyak orang yg membutuhkan?”
13018229991410317549

 
Pikiranku melayang2 setelah lebih dari 1 tahun sakitku. Aku memang tidak bisa apa2. Aku tidak bisa / belum bisa berbagi dengan sesama / banyak orang, dan aku belum bisa berbagi kata2 dan materi dengan banyak orang. Tetapi, bukankah aku bisa ‘berbagi’ dengan anak2 ku? Dengan keluargaku? Bukankah aku bisa berbagi, berdiskusi, saling melengkapi dan saling mengasihi dengan keluargaku, saudara2ku dan sahabat2ku?

Ya, aku bisa, bukan? Setelah sakit, aku memang sering ‘berbagi’ ( sharing ) tentang kesaksian sakitku, tentang kehidupanku selama ini, tentang ‘isi otakku’ lewat menulis. Kompasiana membuat aku bisa mengekspresikan diri. Kompasiana bisa membuat aku bersaksi dan beberapa teman dan sahabat lewat inbox, merasa termotivasi setelah membaca tulisan2 ku. Puji Tuhan ….. 

Apa ini yg Tuhan inginkan dariku? Walau aku sakit dan tidak bisa apa2, dan setelah seorang sahabat memintaku untuk mencoba menulis di Kompasiana tentang kesaksianku, ternyata bisa berkembang untuk menulis ‘apa yg ada di pikiranku’, itukah yg Tuhan inginkan?

Tuhan tidak minta banyak dari kita masing2. Tuhan tidak minta kita, untuk membagikan semua yg kita punya, atau membagikan yang sulit2. Tuhan hanya minta, kita bisa berbuat sesuatu untuk sekeliling kita. Tuhan hanya mau, kehidupan kita bisa menjadi berkat buat orang lain.

Jika kita merasa tidak bisa melakukan apa2, dan jika kita marasa tidak mempunyai kelebihan apa2 untuk dibagikan, lihatlah, bahwa kita masih mempunyai hati dan perasaan untuk bisa dibagikan untuk teman, sahabat dan saudara2 kita. Bersahabat dan selalu tersenyum, itu sudah merupakan wujud kasih kepada sesame dan membagikan kepada orang banyak.
Sebuah nyanyian, mungkin bisa membuat kita merenung, bahwa hidup ini bisa dipakai untuk berbuat yang terbaik untuk teman, sahabat, saudara dan Tuhan kita :

Betapa hatiku, berterima kasih,
TUHAN
KAU mengasihiku
KAU memilikiku
Hanya ini TUHAN,
persembahanku
segenap hidupku
jiwa dan ragaku
sebab tak ku miliki
harta kekayaan
yang cukup berarti
‘tuk kupersembahkan
Hanya ini TUHAN,
permohonanku
terimalah TUHAN,
persembahanku
pakailah hidupku
sebagai alat MU
seumur hidupku
……………

Tags:

0 Responses to “Berapa banyak ‘roti’ yang ada padamu ( ku ) untuk Dibagikan ?”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan Artikel Saya

© 2013 Christie Damayanti. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks