Rabu, 06 April 2011
Perangko Indonesia ( ku ) dari Masa ke Masa : Cermin ber-Bangsa dan ber-Negara
Rabu, 06 April 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
Dalam rangka aku membereskan perangko2
ku yg sejak dulu aku kumpulkan, sedikitnya aku belajar mengenal sejarah
perangko karena aku harus menata perangko2ku menjadi sebuah sejarah
per-perangko-an ….. walau koleksiku masih kalah dengan kolektor2 lain,
aku berusaha menyusun perangko2ku menjadi ‘my personal treasure’ untuk (
mungkin ) menjadi ‘family treasure’ bahkan menjadi kebanggaan negeri
….. ( ahhh, cuma berangan2 ).
Masa penjajahan Belanda
Seperti yg aku sudah sebutkan tentng salah satu koleksiku ( lihat tulisanku Perangko-perangko Tua (Indonesia) yang Langka dan Menawan ),
pada masa ini, Indonesia sudah mengenal perangko untuk membayar
berkirim surat. Dibuat di masa Hindia Belanda dan desainnya adalah foto
Raja Willem III yg di desain oleh TW Kaisar dari Amsterdam. Dicetak di
Utrecht, sebuah kota kecil yg indah di Belanda. Perangko ini tidak
‘bergigi’ dan terdapat tulisan ‘10 cent’.
Pada mulanya prangko hanya memuat gambar
kepala negara (raja dan ratu), lambang negara atau angka yang
menunjukkan harga nominal saja, namun kemudian prangko memuat disain
beraneka ragam.
Yang ini adalah perangko pertama di Indonesia, langka dan hanya beberapa di dunia.
Masa Pendudukan Jepang
Setelah Hindia Belanda menyerah tanpa
syarat kepada Jepang, pemerintahan dipimpin olrh Jepang. Karena
perangko2 jaman Hindia Belanda masih banyak, pemerintah Jepang belum
mencetak perangko2 lama dan masih digunakan untuk mengirim surat.
Perangko2 lama dibubuhkan cetak tindih mempergunakan huruf Jepang.
Setelah perangko2 jaman Hindia Belanda habis, pemerintah Jepang di
Indonesia menerbitkan perangko2 Jepang.
Masa peralihan jaman Hindia Belanda berganti ke jaman Jepang.
Perangko Jepang hasil terbitan Negara Jepang setelag perangko Hindi Belanda habis.
Masa perang Mempertahankan kemerdekaan
Setelah 17 Sgustus 1945, Jepang masih
belum mau untuk menyerahkan kekuasan mereka. Begitu pula dengan
pelayanan pos dan selama sekitar 1 bulan, pos Indonesia masih ditangani
oleh Dinas Pos Jepang.
Tetapi tanggal 29 September 1945
,tentara Belanda yang membonceng tentara sekutu yang bertugas melucuti
persenjataan Jepang mendarat di Batavia,terjadilah perang fisik yang
paling berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban lebih
dari 1 juta jiwa.Perang berlangsung sejak Oktober 1945 s.d akhir 1949.
Perangko pertama yg dicetak oleh Pemerintah Indonesia adalah “Memperingati Setengah Tahun Merdeka”.
Perangko ini bernilai nominal 15 sen, tetapi mempunya 2 ukuran.
Masa Demokrasi Liberal
Pada awal tahun 1950 setelah berakhirnya
masa Perang Kemerdekaan, Indonesia memulai lembaran baru dalam
sejarahnya. Sebagai akibat taktik bumi hangus gerakan-gerakan gerilya
pejuang, berpuluh-puluh Kantor Pos,Kantor Telegrap dan Kantor Telepon
hancur. Salah satu sumber pendapatan untuk membiayai pengeluaran2
eksploitasi Perusahaan adalah hasil penjualan benda-benda pos, antara
lain berbagai jenis prangko, sampul, warkatpos, kartupos, kupon balasan
internasional formulir2 dan lain-lain. Mulai mencetak perangko Rp 1,-
keatas dalam masa 5 tahun mulai tanggal 1 Januari 1950.
Pada permulaan tahun 1950 mulai terdapat prangko : Prangko biasa seri Angka yang terbit pada tahun
1949, Prangko Biasa seri Bangunan ( dengan gambar rumah dan candi ) yang
terbit pada tahun 1949, Perangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit
pada tahun 1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko
Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih” R.I.S” .dan selama
tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang
terbit pada tahun 1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada
tahun 1950, dll.
Masa Demokrasi Terpimpin
Pada tahun 1959-1965 banyak juga prangko
yang diterbitkan seperti Prangko Biasa, Prangko Peringatan,Prangko
Istimewa dan Prangko Amal. Untuk memperingati Dekrit Presiden Soekarno
tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali Undang-undang
dasar 1945 ,
Seri “Kembali ke UUD 1945″.
dikeluarkanlah pada tanggal 17-8-1959
Prangko Peringatan “Berlakunya kembali UUD 1945″ prangko tersebut
terdiri dari 4 buah dengan harga 20 sen,50 sen,75 sen, Sampul Hari
Pertama diterbitkan dengan harga Rp 7,50,-. Pada tahun 1959 diterbitkan
Prangko Peringatan seri Konperensi Kolombo ke II berhubung diadakannya
Konperensi Rencana Kolombo ke II di Yogyakarta.Dalam tahun 1960
dikeluarkan Prangko Peringatan seri “Kongres Pemuda Seluruh Indonesia”,
tahun Pengunsi Sedunia, seri Hari Kesehatan Sedunia. “Pembasmian
Malaria” dan prangko amal seri “Hari Sosial’ dan prangko biasa seri
Presiden dan seri Hasil Bumi.
Pada tahun 1962 bertalian dengan Asian games ke IV di Jakarta tahun 1962 diterbitkan seri Asian Games.
Pada tahun 1963 diantaranya
diterbitkan seri Bendera Merah Putih, dan pada tahun 1964 diterbitkan
seri Presiden, Transport dan Komunikasi.
Seri Soekarno dengan seri pahlawan Indonesia
Masa Orde Baru
Perkembangan prangko dimasa Orde Baru
mulai tangggal 11 Maret 1966 s.d akhir tahun 1980, banyak prangko yang
telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari perangko Pahlawan Revolusi
yang terbit pada tahun 1966. Berbagai jenis prangko telah diterbitkan
oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik prangko yang
diterbitkan baik dari desain maupun bahannya.
Seri Soeharto dan seri Baju Adat
Masa Sekarang
Saat ini, prangko dicetak dengan beragam
jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian
belakangnya. Gambar yang dipakai pun sangat bervariasi, mulai dari
gambar flora fauna yang dilindungi, olahraga skala international pun
juga dijadikan gambar pada prangko. Tapi saat ini, prangko dirasakan
menurun jumlah peminat nya, karena surat dengan menggunakan prangko
biasanya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan
pengiriman melalui kilat khusus dengan hanya dibubuhi cap khusus dari
kantor pos atau melalui jasa pengiriman titipan kilat. Juga karena era
globalisasi, kita lebih banyak mengirim ’surat’ lewat email, sms atau
bbm.
Ini baru sebagian koleksiku, dan ini
hanyak koleksi perangko dari Indonesia. Aku ada sekitar puluhan negara
dan masing2 negara ini mempunyai ratusan perangko, yang setiap saat aku
update dengan bertukar perangko. Aku ingin ‘membingkai’nya menjadi
koleksi perangko yg dapat mencerahkan untuk anak2ku dan generasi2
penerusku. Sampai sekarang aku mulai mencari perangko2 lagi, setelah
lama aku mendiamkannya karena kesibukanku.
Perangko2 Indonesia sekarang sangat
cantik dan beraneka ragam. Dari flora fauna, cerita rakyat, hari2
sosial, batik bahkah shio pun ada, seperti shio kelinci dan tikus.
Coba lihat, indah dan cantik, bukan? Perangko sekarang bukan hanya ‘perangko’nya saja, tetapi deatilnya sangat indah.
Seri Batik
Mulai sekarang, mari kita mulai
melestarikan perangko2 kita. Jika anak2 kita bisa mengumpulkan
perangko2, kita pasti tidak usah ‘mencari2 alasan’ untuk mereka jika mau
keluar rumah. Karena, dengan mengumpulkan perangko, kita bisa :
1. Melakukan sesuatu dengan detail
dan unik. Sebuah perangko yg kecil ini, mungkin banyak dari kita tidak
tahu bahwa bukan Cuma nilai nominalnya saja yg ditulis tetapi juga
seri2nya.
2. Melihat sesuatu dari segi indah, menarik, bersejarah dan bermanfaat ( mahal ).
3. Membina persahabatan dengan banyak orang, misalnya dengan bertukar2 an perangko atau jual beli perangko.
4. ‘Personal Treasure’ dan bisa menjadi ‘Family Treasure’.
5. Dan lain sebagainya.
Banyak manfaat dari perangko. Yang
jelas, perangko menjadikan kita lebih melihat keindahan alam dan sejarah
dari berbagai Negara, khususnya Indonesia.
Era globalisasi, bukan membuat kita
meninggalkan ’sesuatu’, khususnya perangko, dan tidak merawatnya. Era
globalisasi, seharsnya membuat kita sadar, bahwa melestarikan wajah dan
Negara Indonesia, bukan hanya menjadi tugas para ‘pahlawan bangsa. Era
globalisasi, harus membuat kita selalu berupaya untuk mencari cara
ber-koleksi dengan mengarah ke ‘digital’.
Bukankah kita bisa membuat file digital semua koleksi2 kita ? Dan itu yg sudah dan sedang aku lakukan untuk ‘membukukan’ perangko2 kita …..
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Perangko Indonesia ( ku ) dari Masa ke Masa : Cermin ber-Bangsa dan ber-Negara”
Posting Komentar