Jumat, 18 Maret 2011
Menulis ( dan Menulis Surat ) adalah untuk Me’refleksi’kan Diri
Jumat, 18 Maret 2011 by Christie Damayanti
By Christie Damayanti
*Tulisan ini untuk berbagi dengan :
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Provinsi DKI dengan
Museum Perangko TMII - bekerja sama antara PT Pos Indonesia dan Taman
Mini Indonesia Indah - Kamis, 24 Maret 2011*
Sejak dulu aku memang suka menulis. Aku
ingat benar, waktu itu aku kelas 2 SD, aku coba2 menulis surat karena
aku melihat ada seorang temanku yg masuk di majalah Bobo, yg mencari
sahabat pena. Serta merta, aku mencoba menulis surat kepadanya. Bingung.
Malu. Dan tangan menjadi bergetar …..
Pertama aku bingung. Aku kelas 2 SD
lho. Bertanya pada mamaku, aku malu. Juga pada teman2ku. Dulu, aku
adalah anak yg sangat pemalu. Itulah sebabnya, buatku menulis ( dan
menulis surat ) adalah untuk merefreksikan diri. Dengan kesendirianku,
menulis surat adalah untuk mencari ’sahabat pena’, karena aku tdak punya
sahabat.
Begitu aku menulis surat pertama
dbalas, aku senang sekali dan sejak saat itu, tidak ragu aku mencari
teman dari kolom ’sahabat pena’ di setiap majalah. Dan makin lama,
sahabat penaku semakin banyak, tidak hanya dari Jakarta, tapi banyak
juga dari luar pulau tetapi memang masih di Indonesia. Itu aku kelas 2
SD dan selama setahun aku ‘bersembunyi’ dari teman2 sekolahku, hanya
untuk menulis surat …..
Waktu aku kelas 3 SD, aku sudah
belajar bahasa Inggris. Dan setelah aku kelas 5 SD, aku mulai berpikir
untuk meluaskan kesempatanku untuk mencari teman sebanyak-banyaknya .
Waktu itu ( aku ingat sekali ), otakku tidak berhenti berpikir,
“Bagaiamana aku menulis agar aku mempunyai teman banyak, setelah aku
sudah punya sahabat pena banyak dari Indnesia”. Aku mulai belajar
menulis surat dalam bahasa Inggris.
Seperti yg aku tulis, Bermula dari Sahabat Pena, Aku ‘Berteman’ dengan Para Pembesar Banyak Negara semoga menjadikan inspirasi banyak orang untuk berprestasi menulis.
Menulis (
termasuk menulis surat ) itu ekspresi diri, menulis itu menyenangkan,
dan menulis itu juga bisa menghasilkan uang, walau bukan itu yg aku
maksud. Namun sayang, masih banyak orang yang menganggap bahwa menulis
itu sulit. Ah, ternya tidak seperti itu.
Bagaimana caranya untuk menulis surat ?
Aku tidak ’sharing’ tentang menulis surat lamaran kerja atau menulis
surat cinta. Aku ingin berbagi tentang menulis surat yg umum. Dan
sedikit banyak, aku ingin berbagi untuk ‘menulis’ tentang suatu keadaan.
Langkah awal menulis :
1. Bila
kita mengatakan ‘tidak bisa menulis’ ( dan menulis surat ), mungkin
kita selamanya tidak
bisa menulis ( dan menulis surat ).
Lalu, bagaimana kita mau memulainya ?
Untuk memulainya, kita jangan memikirkan sesuatu tulisan yg berat’.
Pikirkan yang ringan2 saja. Misalnya, jika kita mempunyai anjing, coba
lihat, apakah kegiatan sehari2 anjing tersebut ? Atau jika kita melihat
seekor kucing, misalnya apa yg dilakukan kucing itu ? Lihat tulisanku yg
sederhana ini My Honey, si Penangkap Tikus yang Takut Kucing ….. dan Anak Kucing pun Tidak Kenal Menyerah
Aku Cuma melihat bahwa anjingku takut
kucing, dan sesuatu yg sederhana ini bisa menjadi cerita. Juga waktu aku
melihat kucing anak beranak, membuat aku merasa terinspirasi.
Begitu juga menulis surat. Dulu, aku
mulai menukis surat dengan mencitakan kehidupanku sehari2. Misalnya, aku
menulis tentang berenang dengan sahabat pena ku dan ini bisa menjadi
topic yg menarik.
Demikian juga untuk aku menulis dengan
pembesar2 negara ( ingat, aku masih kelas 3 SD ). Tidak peduli mereka
pejabat Negara, tetapi waktu itu aku memang mau ‘mengajak’ meraka untuk
bersahabat pena. Dan setelah aku dewasa, mungkin dengan ‘merendahkan
diri’ seperti anak2, bisa membuat banayk orang tertarik untuk
membacanya. Kita tidak harus berpikir yg terlalu ‘njelimet’ tetapi
santai saja.
Bila sekarang baru mulai mencoba menulis
( dan menulis surat ), tidak ada salahnya untuk mengajak mereka
menyelami dunia kita. Misalnya, menulislah tetang pasar, bahwa kita
sering membeli bahan makanan bukan ke supermarket tetapi ke pasar. Pasti
untuk orang2 aing, itu benar2 menarik, bukan?
2. Teruslah menulis ( dan menulis surat ).
Bila kita sudah petama kali menulis,
jangan berhenti menulis. Selalu berlatih untuk mencari topik2 yg
menarik. Tidak hanya topik2 ‘berat’, tetapi topik2 ‘ringan’ pun bisa
menjadi sebuah ‘headline’. Seperti tulisanku Dengan ‘Kontainer’ dan Perjuangan, Aku Bawa Samanea Saman ke Jakarta .
Adalah sebuah tema tentang pohon
Trembesi. Tidak ada yg istimewa. Hanya pohon Trembesi yg aku bawa ke
Jakarta untuk proyekku. Tetapi mungkin itu bisa menjadi inspirasi untuk
banyak orang.
Begitu juga tentang menulis surat.
Tetaplah terus menulis, untuk mencari topik2 yg menarik, agar sahabat
pena kita tidak bosan, dan selain kita bisa memberi inspirasi ke mereka,
tetapi mereka juga bisa menginspirasi kita.
3. Selalu mencari bahan / topik, apa yang menarik untuk ditulis
Untuk mencari apa yg menarik untuk
ditulis, kita bisa selalu membaca. Membaca apa saja, dari korsn,
majalah, novel, browsing interknit dan sebagainya. Mulailah hal2 yg
kecil2 dulu, tetapi mencoba melihat apa yg menarik. Misalnya, jika kita
sedang membaca di internet, banyak sekali yg menarik. Sangat menarik.
Apalagi kalau kita memang benar2 mau mencoba, pasti akan melihat bahwa
yg menarik itu bukan hanya berita2 besar ( misalnya, sekarang ada berita
‘bom buku’ ) tetapi berita2 kecil yg menginspirasi ( misalnya, tentang
fashion show ).
Lalu, bagaimana kalau isi kepala kita sedang kosong? Nah, ini ada beberapa cara :
1. Untuk selalu menulis, anggarkan membeli buku.
Jika kita merasa sudah ‘pintar’, coba
buktikan dengan menulis. Jika kita menulis hanya berputar2 dikepala,
artinya bahwa kita haruslah banyak membaca. Dengan membaca, kita juga
menambah pengetahuan dan dengan pengetahuan, kita bisa menulis dengan
lancar.
Tidak ada salahnya membeli buku2 apa
saja. Buku itu ‘jendela dunia’. Dengan membeli buku rutin, akan
menjadikan isi otak kita ‘encer’ sehingga menulis menjadi enak.
Sama dengan menulis surat. Buku2 itu
bisa menjadi inspirasi yg benar2 menarik. Karena pada prinsipnya,
menulis artikel sama dengan menulis surat, walau dengan format yg
berbeda.
2. Berbicaralah dengan orang2 yg memang menjadi panutan, karena dengan begitu akan menambah ‘isi otak’ kita lebih ‘padat’.
Berbicara bisa hanya dengan orang tua
kita, bisa menjadikan inspirasi untuk kita. Misalnya, mama kita bisa
bercerita tentang ‘ketika kita dilahirkan’. Jam berapa mama kita dibawa
ke rumah sakit, apakah papa kita mendampingi mama kita dan sebagainya.
Jika kita ingin menulis tentang
arsitektur, kita bisa berbicara dengan teman2 kita yg arsitek, suka duka
bekerja sabagi arsitek dan sebagainya. Begitu pula tentang pebisbis,
atau tentang bagaimana membiakkan ‘Cocor Bebek’ dan lain sebagainya,
bukan?
Bila kita menulis surat, kita bisa
membagikan pengalaman ‘membiakkan Cocor Bebek’ dengan sahabat2 pena
kita, apalagi jika sahabat pena kita ada di luar negeri.
Sekarang, bagaimana bila tidak ada yg
benar2 baru untuk ditulis ? Menurut aku, kita bisa membuat tulisan
tentang sesuatu yg pernah ada dan nanti bia saling membandingkannya.
Misalnya, kita mau menulis tentang Monas. Dari dulu, kita tahu bahwa
Monas tidak pernah berubah. Kita mencari banyak referensi untuk mulai
menulis. Setelah itu, kita bisa mem-foto banyak sudut untuk menjadikan
Monas lebih ‘baru’. Dan jadilah
tulisan kita tentang ‘New Monas’ …..
Banyak sekali topik2 yg menarik sangat
menarik. Dan pada prinsipnya, konsep menulis artikel sama dengan menulis
surat kepada sahabat pena.
Sekarang, mulailah kita mencari sebuah
topik untuk menulis artikel dan menulis surat untuk sahabat pena. Dengan
menulis, otak kita akan dipenuhi banyak inspirasi dan hati kita juga
akan dipadati dengan kebaikkan. Karena kita tidak mau menulis tentang
keburukkan2 sesuatu, bukan? Dan penulis yg baik, adalah penulis yg
selalu menulis tentang kebaikkan. Jika demikian, hati kita selalu
dipenuhi dengan kebaikkan.
Sebuah tulisan akan dibaca oleh banyak
orang bila tulisan itu bisa menginspirasi banyak orang, walau tulisan
itu tidak ‘berat’. Selalu mencoba menulis, menulis dan menulis. Dan
tetap menulis …..
Salamku …..
Tags:
hobi
Tentang Saya:
Christie Damayanti. Just a stroke survivor and cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, also as Jesus's belonging. Follow me on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Menulis ( dan Menulis Surat ) adalah untuk Me’refleksi’kan Diri”
Posting Komentar